Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Bisnis Mobil Rugi Ratusan Juta, Pengusaha ini Bangkit Usai Jualan Tanaman Hias

Annisa A   |   HaiBunda

Senin, 04 Apr 2022 19:55 WIB

Adi Kusuma, Pemilik Bisnis Tanaman Hias Teras Sejuk 9
Adi Kusuma, Pemilik Bisnis Tanaman Hias Teras Sejuk 9 / Foto: Instagram @terassejuk9

Tak sedikit pengusaha yang mengalami kegagalan berbisnis di masa pandemi. Meski begitu, selalu ada peluang baru yang layak untuk dicoba. Salah satunya lewat tanaman hias.

Bisnis tanaman hias sempat menjadi salah satu peluang bisnis yang muncul di masa pandemi. Peluang ini muncul berkat tren mengoleksi tanaman hias yang tumbuh pesat belakangan ini.

Kesuksesan itu juga diraih oleh Adi Kusuma, pemilik bisnis tanaman hias Teras Sejuk 9. Pria ini juga merupakan salah satu yang mengawali ketertarikan dengan tanaman hias di masa pandemi.

Kala itu, Adi Kusuma tengah kesulitan merintis bisnis otomotif yang telah lama dijalankan. Pandemi COVID-19 membuat bisnis Adi di bidang tersebut macet, bahkan merugi.

"Kalau dibilang besar ya ada Rp100 jutaan untuk kerugiannya," tutur Adi Kusuma, dikutip dari kanal YouTube Kisah Tanpa Batas, Minggu (3/4/22).

Di tengah kesulitan itu, Adi Kusuma merasa jenuh karena harus selalu berada di rumah ketika masyarakat harus mematuhi aturan PPKM dan PSBB. Ia pun melihat ada bagian rumah yang terasa 'kurang'.

"Saat pandemi itu saya banyak di rumah, tidak ada kegiatan di luar. Jadi kita bingung, mau ngapain sih di rumah. Akhirnya karena sering bersih-bersih, lihat kayaknya kurang hijau. Akhirnya saya menata pekarangan rumah," ucapnya.

Banner Kode Janin LaparKode Janin Lapar/ Foto: HaiBunda/ Novita Rizki

Adi bercerita, ia memang tumbuh di lingkungan keluarga yang menyukai tanaman hias. Sang Ayah sudah lama mengoleksi tanaman. Namun pada saat itu, Adi Kusuma tidak terlalu mempedulikan tanaman karena belum merasa tertarik.

Setelah menikah, Adi Kusuma membangun rumah tangga bersama seorang wanita yang juga menyukai tanaman hias. Rumah Adi pun sedikit demi sedikit terisi oleh tanaman. Meski begitu, ia baru-baru ini fokus pada tanaman hias koleksi di masa pandemi.

"Dari situ yang sebelumnya punya tanaman biasa, saya tertarik dengan tanaman yang agak unik. Ini tanaman ada satu daun warnanya beda, dari situ saya tertarik mulai beli tanaman koleksi," ia bercerita.

Mulai tertarik membeli koleksi tanaman hias, perbedaan dari segi harga sangat dirasakan oleh Adi Kusuma. Pasalnya, tanaman hias untuk koleksi memang dibanderol dengan harga lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman biasa.

"Saya sering belanja tanaman yang biasanya bisa Rp1 juta - Rp1,5 juta. Tapi saat tanaman koleksi, sekali belanja bisa Rp10 juta bahkan Rp50 juta," ungkapnya.

Seiring bertambahnya koleksi Adi, ia pun memutuskan untuk terjun menggeluti bisnis tanaman hias. Baca di halaman berikutnya.

Saksikan juga video tentang prediksi tanaman hias yang hits di 2022:

[Gambas:Video Haibunda]


MULAI UNTUNG BERKAT TANAMAN HIAS

Adi Kusuma, Pemilik Bisnis Tanaman Hias Teras Sejuk 9

Adi Kusuma, Pemilik Bisnis Tanaman Hias Teras Sejuk 9 / Foto: Instagram @terassejuk9

Sejak mengoleksi, pekarangan rumah Adi pun mulai penuh. Suatu ketika, seorang teman yang datang berkunjung memutuskan untuk membeli salah satu tanaman Adi. Dari sana lah, ia pada akhirnya memutuskan untuk memulai bisnis tanaman hias.

"Akhirnya saya coba di toko online, mulai berbisnis tanaman. Ternyata gampang jualnya, tiap hari ada yang beli. Sampai saya harus punya orang untuk packing dan mengirim tanaman," kata Adi.

Ingin fokus pada tanaman hias, Adi Kusuma akhirnya memutuskan banting setir ke bisnis tersebut. Ia hanya menyisakan sedikit bisnis otomotif dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan mengelola kebun.

Dalam menggeluti bisnis tanaman hias, Adi Kusuma merasa sangat terbantu berkat dukungan keluarga. Apalagi, sang istri juga sangat menyukai hobi tersebut. Mereka kerap mengajak anak-anak untuk ikut mempelajari berbagai macam tanaman hias.

"Istri juga suka tanaman, jadi waktu bisnis tanaman dia ikut senang. Kami hunting tanaman bareng sama keluarga. Saya ajak anak dan istri, keliling sampai ke Cipanas. Kalau Bogor malah bisa seminggu sekali," Adi bercerita.

"Ini adalah hal baru untuk kami, di mana tanaman adalah sesuatu yang bisa menghasilkan di masa pandemi," lanjutnya.

Adi Kusuma juga menjalankan hobi mengoleksi tanaman hias untuk menghilangkan stres. Ia bahkan memperlakukan tanaman seperti hewan peliharaannya sendiri.

"Semua setiap subuh dibacakan shalawat. Tanaman ini bisa melebihi hewan kesayangan, karena kita kalau sudah senang, otomatis kita tanggung jawab dia sampai sehat," ujarnya.

Lantas, berapa omzet yang Adi hasilkan dari tanaman hias? Baca di halaman berikutnya.

BERAPA OMZETNYA?

hand with water can watering indoor plants on windowsill

Ilustrasi Tanaman Hias / Foto: Getty Images/iStockphoto/ronstik

Adi Kusuma mulai menggeluti bisnis tanaman hias sejak 2020 lalu. Bisnisnya berjalan lancar hingga ia bisa menjual berbagai macam tanaman hias biasa hingga langka.

"Kuping gajah yang sudah dirawat selama lima tahun dan berkembang besar bisa dijual seharga Rp1 juta. Ada juga lidah buaya jenis variegata di harga Rp300 ribu. Tanaman sirih hitam yang langka senilai Rp1,5 juta," kata Adi saat memperlihatkan koleksinya.

Selain itu, Adi Kusuma juga punya berbagai tanaman hias dengan harga mahal. Seperti Philodendron billietiae seharga Rp7,5 juta, dan berbagai tanaman lainnya.

"Kemudian ada Billietiae variegata. Ini satu daunnya kalau sudah penuh bercak dan besar-besar, satu daunnya bisa sampai Rp30 juta," ujarnya.

Adi Kusuma mengatakan, ia sangat menikmati bisnis tanaman hias yang sangat ini digeluti. Adi bahkan mendapatkan omzet yang tak kalah menguntungkan dari hasil bisnis otomotif.

"Omzet kita enggak tentu, tapi selama satu tahun pandemi itu untuk datang ke sini saja seminggu bisa sampai Rp10 juta," ungkap Adi.

Sayangnya, kegiatan masyarakat yang kembali aktif dan mulai keluar rumah membuat bisnis tanaman hias sedikit lesu. Namun Adi masih memiliki banyak pelanggan setia, Bunda. Ia juga melakukan strategi promosi yang lebih baik.

"Mulai tahun kemarin orang sudah beraktivitas, jadi agak menurun. Solusinya kita lakukan live sale untuk menutupi kekosongan. Lalu kita perluas lewat e-commerce juga," tuturnya.


(anm)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda