Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Resign dari ASN dan Jadi Buruh di Pabrik Ikan, WNI Ini Sering Dicap Kelas 2

Annisa A   |   HaiBunda

Senin, 01 Aug 2022 16:59 WIB

Selective focus on fishes, hands holdong tuna fish at seafood market in Kedonganan - Passer Ikan, Jimbaran beach
Resign dari ASN dan Jadi Buruh di Pabrik Ikan, WNI Ini Sering Dicap Kelas 2 / Foto: Getty Images/iStockphoto/EoNaYa

Banyak orang rela mengejar posisi sebagai ASN atau PNS. Kedua profesi tersebut merupakan yang cukup banyak diburu di Indonesia. Namun tidak dengan wanita ini, Bunda.

Seorang ASN (Aparatur Sipil Negara) memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya di salah satu kementerian di Indonesia. Ia memutuskan berhenti bekerja dan menjadi buruh ikan.

Kisah tersebut datang dari Reni Heimustovu, pemilik akun Twitter @Hei_Reni. Keputusan tersebut diambil usai Reni menikah dengan pria bule, Bunda.

Lewat media sosialnya, Reni bercerita bahwa ia bekerja sebagai buruh di pabrik ikan Kepulauan Faroe, Denmark. Ia memilih meninggalkan pekerjaannya sebagai ASN dan tinggal di Kepulauan Faroe bersama suami dan anak-anak.

Keputusan itu membawa Reni ke kehidupan baru. Namun, ia tak banyak menceritakan kepindahannya itu kepada teman-teman di Indonesia. Sebab, Reni banyak mendapatkan cibiran dari mereka. Ia bahkan sampai dijuluki warga kelas dua, Bunda.

"Dulu di Indo gw ASN. Selama jd ASN gw sering dinas luar kota bahkan luar negeri. Setahun beberapa kali dapat kepercayaan ikut dinas bareng PM. Sekarang gw resign dan pilih kerja jadi buruh pabrik ikan di Faroe Islands," tulis Reni di Twitter, di mana HaiBunda sudah mendapatkan izin untuk mengutip tulisannya.

"Selama 3thn ini gw males cerita sama temen2 di Indo. Gak semua reaksinya baik. Bahkan ada yg tiba2 melabel gw sebagai warga kelas 2. Deym men! Warga kelas 2 itu apah?" sambungnya.

Reni kemudian menjelaskan alasannya pindah ke Faroe Islands dan menjadi buruh karena tak memiliki banyak pilihan. Pada saat itu, ia masih belum fasih menggunakan bahasa asli Faroe Islands.

Ia juga memutuskan pindah dari Indonesia karena sang suami adalah Warga Negara Asing (WNA). Reni berceita, sulit bagi suami untuk mencari pekerjaan dengan aturan visa di Indonesia.

Meski sempat dicibir dan tak mendapatkan banyak pilihan pekerjaan di luar negeri, Reni tetap berusaha mencari nafkah untuk membantu suami. Ia tak segan melakukan pekerjaan apa saja, termasuk buruh pabrik ikan.

"Knp gw lepas kerjaan gw dan malah jd buruh? Well... selama gw belom lancar bhs Faroe, pilihan kerja gw gak banyak. Jadilah gw "mentok" jd buruh pabrik ikan. But, really, it is okay," ujarnya.

"Klo gw sekeluarga pindah ke Indo biar gw tetep jadi ASN, yg ada suami bule gw bisa² cuma jd bapak RT. Trus abis itu netijen julid komen deh "ih...mokondo dong?". Kasian laki gw. Dengan visa keluarga di Faroe, gw sama anak³ otomatis dapat ijin kerja. Sementara visa keluarga di Indo gak gitu. Kudu cari perusahaan yg mau ngegaji bule lalu mrk yg apply working permit buat laki gw."

Beda gaji di Indonesia dan Faroe Islands

Meski belum fasih menggunakan bahasa asing, Reni tak merasa kesulitan mendapatkan pekerjaan ketika menetap di Kepulauan Faroe. Menurut data, angka pengangguran di sana 0,9 persen, lebih kecil dibandingkan di Indonesia, yang menurut data yang diperolehnya berada di angka 5,83 persen pada tahun 2022.

Tak hanya itu, pendapatan yang diterima Reni sebagai buruh ikan sangat berbeda ketika bekerja di Tanah Air. Ia mendapatkan upah per jam dan bisa membawa pulang uang lembur lebih dari gaji normalnya. 

"Salary gap di Faroe itu gak kaya sultan vs rakyat jelata. Gaji walikota 50.000DKK vs gaji buruh ikan kaya gw 25.000DKK. Beda 2x lipat. Klo di Indo, gaji walikota plus tunjangan dll... 60an juta (DKI) vs UMR 4jt an... beda 15x lipat," ungkap Reni.

"Buruh kasar kaya gw, tukang bangunan, org bengkel itu upah perjamnya mulai dr 350rb per jam sampai 800rb per jam. Bedanya sama org kantoran, mrk gajinya fix bulanan gak ada uang lembur. Kita klo gak kerja ya ga dpt duit. Tapi klo lembur, uang lembur 200% dr upah normal," sambungnya.

Selain gaji yang lebih menguntungkan, waktu kerja di Faroe Island juga banyak berpihak pada pekerjanya. Simak di halaman berikutnya ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga daftar pekerjaan yang paling dicari di Jerman dengan gaji tinggi, dalam video berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]


KELEBIHAN KERJA DI FAROE ISLANDS

Faroe Islands

Faroe Islands / Foto: Getty Images/iStockphoto/

Reni Heimustovu memutuskan untuk berhenti kerja sebagai ASN dan pindah ke Faroe Islands, Denmark usai dinikahi pria bule. Di sana, Reni bekerja sebagai buruh di pabrik ikan.

Meski hanya bekerja sebagai buruh di pabrik ikan, ia banyak merasakan perbedaan yang menguntungkan ketika bekerja di Kepulauan Faroe. Sistem kerja di Faroe Islands berbeda dengan di Indonesia, Bunda. Menurut Reni, setiap pekerja kantoran yang lembur tidak akan mendapatkan ganti uang lembur. Namun, mereka akan mendapatkan jatah cuti satu hari sebagai gantinya.

Hal itu membuat karyawan mampu mendapatkan hari ekstra untuk beristirahat. Reni sendiri mendapatkan jatah liburan khusus dari tempatnya bekerja. Meski tak digaji, setiap satu tahun sekali, dia akan mendapatkan uang liburan yang setara dengan 11 persen pemasukannya dalam setahun dan tidak dipotong pajak.

"Holiday itu penting bgt. Pengusaha sini gak keberatan tutup usaha selama 2 sampai 5 minggu biar bisa liburan. Ini gw dipaksa libur 2 minggu skr. Toko pun gitu. Well, we need rest and rewind," tulisnya.

"Gak kerja = gak diupah. Tapi 1 thn sekali gw dpt holiday money yg setara dengan 11% dr pemasukan gw setahun. Klo gw kerja normal tanpa lembur, 2thn lalu gw dpt 400jt setahun. Itung sendiri deh holiday money gw."

Banner Berat Ideal Janin

Namun tentu saja, pemasukan yang ia dapatkan belum termasuk potongan pajak ya, Bunda. Seperti negara lain, pajak yang dikenakan ke warga di Faroe Islands cukup besar. Di Kepulauan Faroe, orang rang yang belum menikah akan dipotong hampir setengah gajinya. Sedangkan Reni yang sudah memiliki empat anak dipotong 30 persen.

Saat menjadi ASN, Reni mengaku mendapatkan gaji sebesar Rp60 juta per tahun. Namun ketika dihitung pendapatannya sekarang dengan potongan pajak, pemasukannya justru lebih besar saat menjadi buruh ikan. Ia bahkan bisa menabung untuk mudik ke Indonesia bersama suami dan empat anaknya, Bunda.

Dalam unggahan di Twitter, Reni juga menceritakan soal kehidupan orang-orang di Faroe Islands. Seperti apa ceritanya? Baca halaman berikutnya ya.

FASILITAS PENDIDIKAN & KESEHATAN GRATIS DI FAROE ISLANDS

Faroe Islands

Faroe Islands / Foto: Getty Images/iStockphoto/

Bukan cuma soal gaji, kehidupan di Faroe Islands, sangat berbeda dari di Indonesia. Di negara yang terletak antara Skotlandia dan Islandia itu, biaya pendidikan hingga kesehatan ditanggung penuh oleh pemerintah. Masyarakat bisa mendapatkannya secara gratis, Bunda.

Selain itu, birokrasi di Faroe Islands juga enggak ribet. Reni bahkan tidak perlu antri saat mengurus dokumen seperti passport untuk Si Kecil.

"Di faroe sekolah sampe S3 gratis tis tis tis. Kesehatan gratis untuk semua penyakit. Yg bayar itu klo ke dokter gigi. Di indo...negri gratis, swasta...ya tergantung swasta mana. Kesehatan...tau sendiri lah," ujar Reni.

"Di sini segala birokrasi dibuat sesederhana mungkin. Contoh..gw bikin passport buat si kicik cm 5 menit. Naro form, foto, bayar. Nunggu 2 minggu. Trus 1 menit ambil passport. Asli...simple beut. Gak pake antri."

Bunda empat anak kemudian menceritakan soal keamanan di tempat tinggalnya. Di sana, tingkat kejahatan serta kasus kecelakaan sangat jarang terjadi, Bunda.

Di akhir unggahannya, Reni menegaskan bahwa ia masih tetap mencintai Indonesia. Akan tetapi bila diminta untuk memilih, Reni ingin menjalani rumah tangga di Faroe Islands dengan segala konsekuensinya.

"Gw tetep cinta Indo kok. Alamnya, makanannya, cuacanya...the best! Tapi gw lebih pilih raising my family in Faroe Islands dengan segala konsekuensinya. Mau dianggap warga kelas seribu, bodo amat. Yg penting duit gw HALAL!" ungkapnya.


(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda