HaiBunda

MOM'S LIFE

Mengenal Rebo Wekasan, Tradisi Menolak Bala yang Masih Kental di Indonesia

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Rabu, 21 Sep 2022 14:33 WIB
Rebo Wekasan, Tradisi Menolak Bala yang Masih Kental di Indonesia/Foto: Getty Images/iStockphoto/leolintang
Jakarta -

Indonesia sangat kental dengan tradisi adat istiadat di setiap daerahnya. Tidak sedikit umat Muslim Indonesia, terutama masyarakat wilayat Jawa yang masih melestarikan tradisi Rebo Wekasan untuk menolak bala.

Rebo Wekasan adalah salah satu tradisi yang cukup terkenal dan masih sangat kental di Indonesia. Berdasarkan cerita masyarakat yang beredar, Rebo Wekasan merupakan hari paling sial sepanjang tahun.

Rebo Wekasan adalah Rabu terakhir di bulan Safar, yakni bulan ke-2 dalam penanggalan Hijriyah. Menurut para Wali Allah, dirangkum dari buku Kanzun Najah Was-Surur Fi Fadhail Al-Azminah wash-Shufur, Abdul Hamid mengatakan bahwa setiap tahun Allah SWT menurunkan 320 ribu macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.


Pendapat lainnya yang dikatakan oleh Ulin Nuha Mahali dalam buku Amalan Sholat Rebo Wekasan, hari tersebut adalah hari yang terberat sepanjang tahun. Nah, Bunda penasaran dengan sejarah tradisi Rebo Wekasan?

Untuk membantu Bunda mencari tahu bagaimana sejarah salah satu tradisi yang sangat kenal di Indonesia ini, yuk, simak artikelnya berikut ini, ya, Bunda.

Sejarah tradisi Rebo Wekasan

Di Indonesia masih banyak daerah yang menjalankan tradisi yang satu ini, di antaranya masyarakat Probolinggo dan Banyuwangi, Jawa Timur, masyarakat Kudus, Jawa Tengah, dan masyarakat Desa Banjarsari, Kecamatan Nusawungu, Cilacap, Jawa Tengah, serta sejumlah masyarakat Majalengka, Jawa Barat.

Setiap daerah memiliki caranya masing-masing untuk menjalani tradisi Rebo Wekasan. Mulai dari sedekah bumi, membuat kue apem, hingga ritual tolak bala yang dipimpin oleh kiai dan tokoh agama setempat.

Melansir dari laman detikJatim, sejarah tradisi Rebo Wekasan ini bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi seperti yang disebutkan dalam kitab Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid.

Sementara itu, anjuran yang serupa juga disebutkan dalam kitab Al-Jawahir Al-Khams karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar, Hasyiyah As-Sittin, dan sebagainya.

Lalu, bagaimana kelanjutan sejarah lengkapnya tradisi Rebo Wekasan?

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bunda, yuk, download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga video 7 tradisi unik dari berbagai negara saat menyambut kelahiran bayi yang ada di bawah ini, ya, Bunda.

(asa)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Curhat Cici Panda Tinggal di Bali, Antar Anak Sekolah hingga 28 Km dari Rumah

Mom's Life Amira Salsabila

10 Tanda Seseorang Terlahir Baik Hati Menurut Psikologi

Mom's Life Aisyah Khoirunnisa

Sering Ganti Warna Rambut, Perempuan Asal China Ini Idap Gagal Ginjal

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Sutan Muhammad Aqil

Sang Putri Ultah, Intip 5 Momen Nana Mirdad Bikin Kue Spesial & Ucapan Manis Andrew White

Parenting Annisa Karnesyia

Viral Kisah Dokter Tangani Pasien dengan 'Rahim Copot' Usai Melahirkan di Dukun Beranak

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

Curhat Cici Panda Tinggal di Bali, Antar Anak Sekolah hingga 28 Km dari Rumah

Sering Ganti Warna Rambut, Perempuan Asal China Ini Idap Gagal Ginjal

5 Tanda Bayi Siap MPASI di Usia 6 Bulan, Bunda Perlu Tahu

Resep Keju Aroma yang Mudah Dibuat, Enak, dan Lumer di Mulut

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK