Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah WNI Ikut suami Pakistan, Heran Teko untuk Gayung & Tak Boleh Makan Kepala Ayam

Annisa A   |   HaiBunda

Jumat, 31 Mar 2023 13:40 WIB

National Flag of Pakistan.

Pakistan Flag waving.
Kisah Bunda Diaspora Tinggal di Pakistan, Banyak Perbedaan Budaya yang Unik / Foto: Getty Images/iStockphoto/Nomi2626

Kehidupan diaspora di luar negeri memang menarik untuk diikuti ya, Bunda? Para WNI tersebut mengalami banyak hal baru, termasuk perbedaan budaya dan kebiasaan masyarakat di sana.

Jauh dari rumah, seorang diaspora bernama Dinda Ikrima tengah menjalani kehidupannya di Pakistan. Ia menetap di negara tersebut bersama sang suami dan buah hati mereka.

Selama tinggal di Pakistan, Dinda kerap mengalami berbagai perbedaan budaya. Mulai dari yang biasa hingga bikin speechless, semuanya menjadi pengalaman menarik untuk Dinda.

HaiBunda telah mengontak Dinda dan diizinkan untuk membagikan kisahnya, nih. Dinda bercerita, ia tidak akan tahu berbagai hal berikut ini jika tidak tinggal di Pakistan.

Benda-benda unik di Pakistan

Pakistan merupakan salah satu negara yang berada di Asia Selatan. Ketika tinggal di Pakistan, Dinda banyak menemukan benda baru yang sangat unik.

Salah satu yang paling meninggalkan kesan untuk Dinda adalah lota atau yang juga disebut bodna, sebuah alat untuk membersihkan diri di kamar mandi. Bentuknya sekilas terlihat seperti teko minuman, Bunda.

"Kelewatan unik sih ini. Teko buat cebok, gayung Pakistan. Letaknya di samping toilet persis," kata Dinda, dikutip dari akun TikTok @ladadidadida.

Selain itu, Dinda juga menemukan kasur unik yang hanya terdapat di Pakistan, "Charpai, kasur tradisional Pakistan. Selain murah, gampang dipindahin juga. Hampir setiap rumah punya ini buat tidur atau buat duduk-duduk saja juga bisa."

Cara berjualan yang unik

Kegiatan jual-beli juga dapat ditemukan di pasar yang tersebar di Pakistan. Beberapa di antaranya punya cara berdagang yang unik, seperti menjual semangka di kali.

"Jualan buah semangka dingin dan segar banget karena disimpan di kulkas alam alias kali. Walaupun panas, airnya tetap dingin," Dinda bercerita.

Selain itu, Dinda juga dikejutkan saat membeli alas kaki, "Kalau beli sandal atau sepatu, barangnya dilempar dari atas."

Kebiasaan makan orang Pakistan

Masyarakat Pakistan punya pola makan yang unik. Pada musim panas, mereka sangat menghindari jenis makanan tertentu yang dapat meningkatkan suhu tubuh.

"Orang sini enggak makan kacang-kacangan, kismis, buah kering, telur rebus pas lagi musim panas karena bisa meningkatkan suhu tubuh. Sebaliknya, kalau musim dingin dianjurkan makan," ujarnya.

Tak seperti orang Indonesia, orang Pakistan sangat menghindari bagian-bagian tertentu dari tubuh unggas seperti kulit, ceker, dan kepala. Mereka juga memasak dengan menggunakan banyak bawang merah.

"Mereka cuma makan daging ayamnya saja. Padahal enak banget perkulitan tuh. Bawang merah seabreg buat masak," kata Dinda.

Meski begitu, masyarakat Pakistan sangat menghargai makanan dan tidak akan membuatnya terbuang sia-sia.

"Sisa makanan dijadikan pakan hewan. No mubazir-mubazir club," ucapnya.

Di Pakistan, Dinda juga banyak melihat rumah dengan berbagai keunikannya. Baca di halaman setelah ini.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video tentang Sinta 'Keong Racun' yang sempat alami culture shock saat tinggal di Kaledonia Baru:

[Gambas:Video Haibunda]



RUMAH MEWAH DI TEMPAT KUMUH

Large bedroom in a classic style

Ilustrasi Rumah Mewah / Foto: Getty Images/iStockphoto/sl-f

Rumah mewah di tempat kumuh

Saat tinggal di Pakistan, Dinda kerap menemukan rumah yang terletak di tempat kumuh. Akan tetapi, rumah tersebut sebenarnya merupakan hunian yang mewah. Selain itu, banyak rumah di Pakistan yang memiliki rooftop.

"Rumah di Pakistan mayoritas gak ada gentengnya, jadi kalau malam bisa tiduran di rooftop lihat bintang, berkebun, pelihara ayam juga bisa, mantap," kata Dinda.

"Ada juga rumah yang di gang sempit kanan kirinya comberan kumuh, tapi pas sudah masuk ke rumah isinya wow mewah sekali," ia bercerita.

Banner TBC pada Anak

Laki-laki lebih banyak beraktivitas

Di Pakistan, laki-laki merupakan kaum yang lebih banyak beraktivitas. Dinda sangat jarang menemukan penjual serta pengemudi perempuan.

"Perempuan di sini enggak ada yang bawa motor atau kendaraan, tapi ada di kota besar. Itu pun mobil, tapi jarang banget. Semua penjual, koki, pelayan, orang yang kerja itu laki-laki. Mayoritas sekolah di sini sekolah laki-laki dan sekolah perempuan dipisah," ujarnya.

Meski begitu, Pakistan merupakan negara yang sangat menghargai kaum perempuan. Mereka bahkan menyediakan ruangan khusus untuk perempuan di sejumlah tempat umum, seperti kolam renang hingga restoran.

"Restoran di sini buat keluarga ada ruangan khususnya, karena di sini wanita dijaga banget, istri atau adik kakak perempuan juga dijaga. Kalau yang pakai cadar bisa dibuka di ruangan khusus gini jadi lebih leluasa buat makan," tuturnya.

Musim di Pakistan

Perbedaan berikutnya yang tak luput diceritakan Dinda adalah mengenai musim di Pakistan. Sebagai negara yang tidak terletak di wilayah tropis, Pakistan memiliki musim dingin dan panas.

"Musim dingin di daerah dataran rendah biasanya cuma kabut tebal. Kalau daerah dataran tinggi bersalju," kata Dinda.

"Ini di dataran sedang, di kota Daska. Enggak ada salju tapi dinginnya bisa sampai 8 derajat celsius. Kebayang kalau di dataran tinggi," ucapnya.


(anm)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda