Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

WNI Ceritakan 3 Perbedaan Tetangga di Amerika vs Indonesia, Enggak Suka Rumpi

Instagram   |   HaiBunda

Senin, 27 Mar 2023 12:30 WIB

Puri Viera
Puri Viera / Foto: Instagram @prettypuri17

Tabiat penduduk negara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) tentunya enggak sama ya. Untuk kisa yang biasa beramah tamah di Indonesia, kehidupan bertetangga di AS pasti terasa kaku dan dingin.

Kisah ini dibadikan oleh seorang WNI bernama Puri Viera yang tinggal di California. Melalui instagramnya, Putri kerap membagikan cerita kehidupan sehari-harinya selama di sana. HaiBunda telah diizinkan mengutip ceritanya nih, Bunda. Kita simak yuk!

Salah satu hal yang diceritakan Puri adalah soal mahalnya kangkung. Di Indonesia, kangkung dijual dengan harga paling mahal Rp5 ribu untuk sagu ikat, tapi berbeda dengan di California. Di AS ternyata harga kangkung bisa selangit, Bunda. B

"Kangkung Rp150.000/kg nya. Bandingin sama bayam yang cuma Rp20.000an/kg," katanya, dikutip dari akun @prettypuri17.

Puri menyebut kangkung menjadi sayur golongan paling mahal. Bahkan, seikatnya saja bisa dibanderol dengan harga ratusan ribu.

"Kangkung di Amerika tergolong sayur yang mahal. Untuk satu ikat ini aku bayar $7 (Rp106 ribu). Sayuran lain kebanyakan harganya lebih murah."

"Apalagi sawi putih dan bayam yang enggak sampai $2 (Rp30 ribu) per kilonya," sambungnya.

Bukan tanpa alasan, kangkung dijual mahal karena menjadi tanaman ilegal, Bunda. Kata Puri, kangkung dicap sebagai tanaman invasif.

"Di beberapa negara bagian Amerika, kangkung adalah tanaman yang ilegal karena dianggap hama dan sifatnya invasive, tanamnya sebiji tumbuhnya sekebon," terangnya.

Di kota tempat tinggalnya sendiri, menanam kangkung ternyata masih diperbolehkan dengan izin pemerintah. Selain itu, sayur ini juga hanya ditemukan di toko-toko Asia.

"Di California tempat aku tinggal, kangkung masih boleh ditanam dengan izin dan sering ditemuin di toko Asia. Tapi ya itu, mahal," bebernya.

Kisah menarik lain yang diceritakan Puri yakni tentang kehidupan bertetangga di California. Ia beberapa kali membuat parodi dari perbedaan yang dirasakannya tersebut.

Perbedaan tetangga di Amerika vs Indonesia

1. Enggak ada gosip tetangga

Selanjutnya Puri memaparkan perbedaan Indonesia dan AS yang dilihat dari kebiasaan bertetangga, Bunda. Dalam konten ini, ia memparodikan warga Indonesia yang mencoba bergosip dengan tetangga AS.

Seperti kebisaan yang berlaku dan sering kita lihat di lingkungan rumah di Tanah Air, orang Indonesia biasanya memulai gosip dengan pencapaian orang lain.

Menanggapi topik obrolan ini, orang AS cenderung enggak mau ambil pusing. Ini karena mereka merasa bukan tak punya urusan dengan orang yang dibicarakan dan lebih memilih untuk mengurus peliharaan daripada terlibat obrolan tersebut.

Konten ini langsung saja diserbu netizen Indonesia. Melalui kolom komentar mereka akui kebiasaan warga negara AS lebih menenangkan dari pada di Tanah Air.

"Orang barat g pernah ghibah ya mbak Puri?"

"Anjingnya lbh penting drpd gibahmu."

"Impian qu hidup di tengah2 yang ga suka nghibah, pkonya cm fokus ke hidup sendiri dan keluarga tanpa kepo."

"Sama kayak di Oz ga ada yg ngurusin idup orang. Aman, tentram, bahagia meski mereka kebanyakan ga meluk agama apapun tp malah ga suka ngomongin org," kata netizen lainnya.

Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

Lihat juga keunikan warkop ala Indonesia di New York City dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

ENGGAK ADA BASA-BASI TAPI SUKA MEMUJI DENGAN TULUS

Puri Viera

Puri Viera / Foto: Instagram @prettypuri17

2. Enggak ada basa-basi dengan tetangga

Masih dari topik bertetangga, orang AS ternyata tak begitu peduli dengan kehidupan orang-orang yang tinggal di dekat rumahnya, Bunda. Kebiasaan ini pula yang membuat mereka enggak terbiasa basa-basi.

Berbeda dengan orang Indonesia, biasanya orang sini kerap menyapa atau membahas hal ringan saat berpapasan. Tak sedikit pula, basa-basi yang muncul justru merembet pada hal-hal sensitif.

Bagi orang AS, menyapa orang lain merupakan perilaku tak biasa. Bahkan, tak sedikit dari mereka menganggap orang ramah yang kerap menyapa dan bertanya sesuatu pada orang tak dikenal sebagai hal aneh.

"Auto ngakak hahah, jd pengen pindah kesana aja deh biar gak di basa-basiin dengan pertanyaan kenapa pacarnya gak jemput dan kapan nikah," komentar netizen.

"Maaf itu kurang indonesia, masa closing statement ngedoain cepet nikah mestinya membanding-bandingkan dulu kaya "masa udah umur segini belom nikah, ntar perawan tua loh. Lagian apa sih yg mau dicari lagi" minimal ginilah biar lebih indonesia ahahha."

"Tetangga ke gue: "eh tante, lagi bebersih ya. Tumben" Kek guweh jorok bat gituhhh ??? Kann gak setiap kali gue bersihin rumah, lau ngeliat."

Banner Manfaat & Risiko Bumil Berpuasa

3. Suka memberi pujian tulus

Terakhir, kebiasaan orang AS kali ini bertolak belakang dengan yang sebelumnya. Jika di poin sebelumnya mereka tak suka basa-basi, namun perlu diakui bahwa mereka orang yang suka memberi pujian.

Ya, pujian ini berlaku pada orang asing dan tak lebih dari itu. Pengalaman ini juga pernah terjadi pada Puri ketika sedang berjalan di perumahannya, Bunda.

"Orang amerika itu niat banget kalau mau muji, guys," bukanya.

Puri kemudian menjelaskan bahwa ketika jalan sendirian, ada sebuah mobil yang dikendarai seorang wanita berhenti. Tak lama setelah itu, ia menurunkan kaca mobil hanya untuk memujinya.

"Jadi aku lagi jalan di sekitar perumahan, dan tadi ada ibu-ibu naik mobil berhenti di stop sign. Dia turunin kaca dan teriak 'i love your hair (aku suka rambutmu)'. Aku tahu di ngomong sama aku karena siapa lagi yang jalan di sini dengan rambut cetar, cuma aku doang," katanya.

"And i was like, wow ibu ini niat banget sampai turunin kaca mobilnya, berhenti lebih lama, cuma buat memuji orang asing yang gak dikenal (lalu pergi)."

"Welcome to America," sambungnya.

Cerita ini juga mendapat reaksi dari netizen Indonesia, Bunda. Mereka mengakui bahwa orang AS cenderung seperti itu, tulus, dan tak berlebihan.

"Dsni krn g terbiasa memuji jd banyak org yg blm bs nrima pujian. Pas aku muji org meski cuma di lingkup temen atau sodara lah mereka salah nangkep, dikira muji krn ada maunya atau dikira nyindir pdhl aku ngecek ulang intonasi kalimatku g ada nada2 nyindir."

"Kalo org sini bener2 welcome soalnya,,,beda sm wrga +62 main bully aja, ibarat org mau berdandan model apapun mrka mnghargai apa kptusan mrka tnpa menghakimi. Salud."

"Kalo warga +62 ramahnya lebih ke negur, nanyain kabar, kalo muji jarang, yg ada julidin org. Tp kalo org luar justru negur itu yg aneh bagi mereka ya apalagi senyum ke org asing, lgsg dianggap mau macem2, mereka lebih ke memuji penampilan aja, atau kalo lg bawa jalan binatang peliharaan mereka muji binatangnya.


(AFN)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda