
moms-life
Negara Paling Mahal untuk Membesarkan Anak, Korea Selatan Nomor Satu!
HaiBunda
Jumat, 09 Jun 2023 19:06 WIB

Realitanya, memiliki dan membesarkan anak juga tentang kesiapan finansial. Setiap daerah maupun negara memiliki rata-rata biaya hidup yang berbeda, begitu pula dengan biaya membesarkan anak. Lantas, di manakah negara dengan biaya membesarkan anak yang paling mahal?
Membesarkan anak tentu merupakan suatu tantangan besar bagi orang tua. Selain perhatian dan kasih sayang, ekonomi juga merupakan faktor krusial yang amat perlu dipertimbangkan.
Semua negara pasti setuju bahwa biaya membesarkan anak tidak pernah murah. Namun, beberapa negara di dunia memang sudah terkenal dengan tingkat biaya hidupnya yang tinggi, termasuk juga dengan biaya membesarkan anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam hal ini ada banyak faktor yang mempengaruhinya ya, Bunda, di antaranya biaya pendidikan, fasilitas kesehatan, hingga anggaran untuk rekreasi.
Sebagai gambaran, pada artikel ini Bubun akan mengajak Bunda mengetahui negara apa yang paling mahal untuk membesarkan anak, dan bagaimana dampaknya pada negara tersebut.
3 Negara paling mahal untuk membesarkan anak
Dalam studi terbaru, Jefferies (JEFF) menggunakan data dari Yuwa Population Research Institute yang berbasis di Beijing mengurutkan negara-negara dengan anggaran termahal dalam membesarkan anak.Â
YuWa Population Research Institute sendiri adalah institusi penlitian yang didirikan bersama oleh Liang Jianzhang, profesor ekonomi di Universitas Peking, dan Ren Zeping, kepala ekonom di Soochow Securities.
Mereka menggunakan presentase PDB atau Produk Domestik Bruto sebaga tolok ukur mahal atau tidaknya anggaran membesarkan negara pada tiap negara. Berikut ini adalah 3 negara teratas yang menempati urutan negara termahal dalam membesarkan anak berdasarkan studi tersebut:
1. Korea
Melansir dari ABS-CBN, Korea Selatan menempatkan posisi teratas dalam urutan negara termahal di dunia untuk membesarkan anak, Bun. Dengan biaya mencapai 7,79 kali produk domestik bruto (PDB) per kapita, menurut sebuah laporan dari Chosun Ilbo, sebuah media lokal Korea Selatan, hasil kisaran biaya untuk membesarkan anak hingga usia 18 tahun di Korea Selatan hampir mencapai KRW365 juta atau setara 4 miliar rupiah lho, Bunda.
Anggaran terbesar masyarakat Korea Selatan dalam membesarkan seorang anak adalah anggaran pendidikannya. Bagi para orang tua di Korea nilai eksak, terutama bahasa Inggris dan matematika sangat penting hingga biaya les atau bimbel di luar sekolah bahkan bisa lebih tinggi dari biaya sekolah umum biasa.
Pada tahun 2022, Chosun Ilbo menunjukkan, orangtua di Korea bisa menghabiskan KRW 26 triliun atau setara 297 triliun rupiah untuk biaya les tambahan di luar jam sekolah, yang mana berarti setiap anak bisa mengeluarkan biaya sekitar  KRW524.000 atau 6 juta rupiah setiap bulannya.
2. China
Menyusul Korea Selatan, China berada di urutan ke-2 negara termahal dalam biaya membesarkan anak, dengan angka 6,9 kali PDB per kapita.
Melansir dari CNN, dengan angka ini, berarti untuk membesarkan seorang anak hingga 18 tahun di China, Bunda membutuhkan biaya sekitar Rp 1,1 miliar, beserta tambahan sekitar Rp322 juta lagi untuk melanjutkan pendidikannya sampai ke perguruan tinggi.
Studi terbaru juga menunjukkan bahwa biaya pengasuhan anak hingga dewasa di kota-kota besar seperti Shanghai dan Beijing adalah yang tertinggi, masing-masing lebih dari 1 juta yuan dan 969.000 yuan atau sekitar 2 miliar rupiah. Sedangkan, Kawasan Otonom Tibet memiliki biaya pengasuhan anak terendah di negara itu, dengan 293.000 yuan atau setara dengan 611 juta rupiah.
3. Jerman
Selanjutnya, Jerman mengikuti China dalam urutan negara termahal dalam membesarkan anak. Anggaran membesarkan anak di Jerman adalah 3,64 kali dari PDB per kapita negaranya. Melansir dari Earthweb, orang tua di Jerman harus membayar sekitar $8.500 per tahun untuk biaya pengasuhan anak, ini berarti sekitar 126 juta jika dikurs ke dalam rupiah.
Dampak dari mahalnya biaya membesarkan anak
Mahalnya anggaran dalam membesarkan seorang anak berbanding lurus dengan menurunnya minat masyarakat untuk memiliki anak nih, Bun. Seiring meningkatnya pengeluaran untuk anak-anak, jumlah anak yang lahir pada negara-negara tersebut bergerak ke arah sebaliknya.
Berdasarkan angka yang dirilis di bulan Maret pada penelitian yang sama menunjukkan bahwa tingkat rata-rata kesuburan pada negara-negara dengan beban ekonomi tinggi tersebut hanya mencapai 0,78. Artinya untuk setiap 100 wanita, hanya sekitar 78 bayi yang akan lahir.
YuWa Population Research Institute menyarankan agar pemerintah pada negara-negara tersebut segera membuat kebijakan untuk mengatasi krisis populasi di tingkat nasional.
Beberapa kebijakan yang disarankan antara lain subsidi tunai dan pajak, subsidi pembelian rumah, membangun lebih banyak pembibitan, memberikan cuti melahirkan yang setara gender, memperkenalkan pengasuh asing, mempromosikan gaya kerja yang fleksibel, menjamin hak reproduksi wanita lajang, mengizinkan teknologi reproduksi berbantuan dan mereformasi ujian masuk perguruan tinggi dan sistem sekolah.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!Â
(fia/fia)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
7 Kota dengan Biaya Membesarkan Anak Paling Mahal di Dunia, Korea Selatan Mahal Banget

Mom's Life
5 Negara Paling Boros Listrik di Benua Asia, Indonesia Termasuk Enggak ya?

Mom's Life
7 Kota Paling Tua di Dunia yang Masih Eksis hingga Kini, Tertua Ada di Palestina

Mom's Life
5 Negara Paling Kecil di Dunia Berdasarkan Luas Wilayahnya, Vatikan Tak Sampai 1 km

Mom's Life
7 Negara Paling Damai di Dunia Tahun 2022, Adem Ayem Bun
