Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Gelar Haji di Indonesia Ternyata Peninggalan dari Zaman Belanda, Bunda Sudah Tahu?

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Jumat, 30 Jun 2023 13:26 WIB

Ilustrasi Haji
Gelar Haji di Indonesia Ternyata Peninggalan dari Zaman Belanda, Bunda Sudah Tahu?/Foto: Getty Images/iStockphoto/Aviator70
Jakarta -

Ada banyak kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Salah satu di antaranya yakni memberikan gelar haji bagi laki-laki dan hajjah untuk perempuan yang baru menyelesaikan ibadah tersebut di Tanah Suci, Arab Saudi.

Gelar tersebut diberi tepat di depan namanya. Bahkan, tak jarang orang yang belum pergi haji pun turut dipanggil dengan sebutan serupa karena alasan tertentu.

Ternyata, penggunaan sapaan atau julukan seperti ini bukanlah sesuai syariat Islam atau aturan dari Kerajaan Arab Saudi. Artinya, panggilan ini hanya ada di Indonesia.

Asal usul gelar haji

Kebiasaan penggunaan gelar tersebut dimulai oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Jadi pada dua abad lalu, pergi haji bukan hanya sebatas dilihat dari sudut pandang bisnis, ibadah atau spiritual. Namun, juga dari sudut pandang politik.

Alasannya, karena para jamaah haji asal Indonesia kerap 'berulah' usai pulang dari Makkah. Dalam pandangan kompeni, para jamaah kerap belajar hal-hal baru ketika di Tanah Suci.

Jadi, ketika pulang kampung mereka menyebarkan ajaran baru itu yang dapat memantik rakyat di akar rumput untuk berontak kepada pemerintah Hindia Belanda. Aqib Suminto dalam Politik Islam Hindia Belanda (1986) menyebut, pikiran seperti ini pertama muncul di era Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, pada 1810-an.

Kala itu, pencetus Jalan Raya Anyer-Panarukan itu berpikir penduduk pribumi yang pulang Haji kerap menghasut rakyat untuk berontak ketika berpergian. Alhasil, Daendels meminta para jamaah itu untuk mengurus paspor haji sebagai penanda.

Pemikiran seperti ini juga dimunculkan saat Indonesia dijajah Inggris lewat Gubernur Jenderal Thomas Stanford Raffles. Dalam catatannya berjudul History of Java (1817), Raffles bahkan terang-terangan 'menyerang' orang pergi haji.

Katanya, orang Jawa yang pergi haji itu sok suci. Karena dengan kesuciannya itu mereka bisa menghasut rakyat dan menjadi ujung tombak perlawanan di kalangan kelompok masyarakat.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

(AFN)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda