Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah Pilu Dokter Wanita Alami Bully Saat PPDS , Depresi Hingga Berat Turun 8 kg

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Kamis, 13 Jul 2023 18:25 WIB

Ilustrasi Depresi
Ilustrasi/ Foto: Getty Images
Jakarta -

Bullying dapat terjadi di lingkungan mana saja. Baru-baru ini, kasus bullying juga terjadi di kalangan residen atau calon dokter spesialis.

Fenomena bullying di kalangan residen tengah menjadi perbincangan hangat. Ada banyak cerita dan kesaksian yang bermunculan di media sosial, Bunda.

Banyak orang mengeluhkan berbagai macam perilaku bullying, mulai dari budaya 'plonco' hingga permainan penilaian yang berpengaruh di proses pendidikan.

Peristiwa miris juga menimpa seorang wanita yang tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di salah satu fakultas kedokteran Indonesia, Bunda.

Hal tersebut diceritakan oleh suaminya yang berinisial G. Ia bercerita, istrinya mengalami depresi setelah tiga bulan menjalani PPDS.

G mengatakan saat ini istrinya masih dalam proses pengobatan usai mengundurkan diri dari PPDS. Sang istri melakukan resign atas saran dari psikiater dalam rangka pemulihan trauma.

Akan tetapi, pengunduran diri itu ditolak oleh pihak kampus. Saat ini istri G hanya bisa berada di masa cuti.

"Sekarang istri saya nggak berniat untuk kembali ke kampus karena dia pasti akan jadi subjek bullying senior-seniornya. Bahkan lebih parah dari sebelumnya. Karena seniornya tahu bahwa istri saya melaporkan tindakan bullying tersebut ke pihak kampus," cerita G kepada detikcom Rabu (12/7/2023).

"Awal perundungan sudah terjadi sesaat setelah diterima di PPDS. Istri saya dan teman-teman seangkatannya sekitar 10 orang dikumpulkan oleh senior-senior di suatu tempat kemudian didoktrin aturan-aturan yang harus diikuti oleh mahasiswa residen seperti tidak boleh pulang sebelum senior pulang, harus respons 5 menit ketika di-WA, tidak boleh mengatakan 'tidak ada' ketika diminta suatu barang, tidak boleh mengatakan 'tidak bisa' ketika disuruh dan lain-lain."

Tak hanya itu, istri G juga menerima perkataan kasar dan makian dari para senior. Hal itu tentu saja tidak diketahui oleh pihak kampus, Bunda.

Perbuatan bullying yang didapatkan oleh istri G tidak hanya menyebabkan tekanan mental dan fisik, melainkan juga materi.

"Biaya kuliah saja sudah berpuluh-puluh juta, ditambah sering harus menyediakan barang yang diminta senior 'at all cost'. Jika tidak, Anda akan dicibir oleh senior, dihukum dengan tugas tambahan dan sebagainya," ia mengatakan.

Di tengah cobaan bullying, istri G juga masih harus berjuang menyelesaikan tugas dan pekerjaan dari rumah sakit.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video tentang jenis cyber bullyign dan cara mengatasinya:

(anm/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda