HaiBunda

MOM'S LIFE

3 Contoh Working Mom Shaming yang Sering Terdengar dan Cara Menghadapinya

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Minggu, 23 Jul 2023 16:35 WIB
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/AsiaVision

Apa Bunda menjadi bagian dari korban working-mom shaming? Yuk pahami contoh working-mom shaming dan cara menghadapinya. 

Working-mom shaming menjadi fenomena yang banyak dialami bunda yang bekerja. Working-mom shaming adalah sebuah kritik atau penghakiman kepada seorang bunda bekerja karena dianggap egois dan tak mengutamakan keluarga. 

"Working-mom shaming lebih merujuk ke bagaimana sesama perempuan atau sesama ibu mempertanyakan keputusan ibu-ibu lainnya yang mungkin berbeda dengannya dan dalam konteks yang merendahkan. Mungkin karena ibu yang bekerja dianggap egois hingga tidak mementingkan keluarga," ujar Puty Puar, penulis buku Empowered ME (Mother Empowers), dilansir dari CNBC Indonesia.


Fenomena ini membuat beberapa bunda bekerja merasa stres atau tertekan. Bagaimana jika Bunda atau rekan kerja mengalaminya?

Mari kita memahami mengenai fenomena working-mom shaming dan cara menghadapinya.

Contoh working-mom shaming

Berikut contoh working-mom shaming yang bisa ditemui sehari-hari.

1. Dikritik karena bekerja dan anak dititip ke asisten rumah tangga

Salah satu contoh working-mom shaming adalah seorang bunda bekerja yang dikritik karena bekerja sambil mengasuh anak. Mereka dianggap tak mengutamakan anak dan egois tetap bekerja walaupun suami juga memiliki pekerjaan.

"Kalau misalnya kamu punya benda berharga, seperti emas, berlian, mau enggak dititipin ke asisten rumah tangga? Enggak, kan? Tapi kenapa anak malah mau dititipin ke ART? Itu adalah analogi yang salah karena anak tidak bisa disamakan dengan objek," ujar Puty.

2. Anak diberikan susu formula karena bunda bekerja

Ketika bunda bekerja yang memberikan susu formula juga sering menjadi korban working-mom shaming. Hal ini sering membuat para bunda bekerja merasa bersalah.

Ucapan seperti, “Kok dikasih susu formula?”, “Kenapa nggak diberikan ASI?”, atau “Kok diberikan botol tidak DBF (direct breastfeeding)?”

3. Metode pengasuhan anak

Metode pengasuhan anak juga sering membuat seorang bunda bekerja menjadi korban working-mom shaming. Misalnya saja, anak setiap hari dititip di daycare agar bunda bisa bekerja atau diasuh oleh kakek-neneknya bahkan saat akhir pekan karena masih harus lembur.

Terdapat stigma di masyarakat yang menyebut bahwa seorang bunda ‘seharusnya’ di rumah biarkan suami bekerja. Stigma ini akhirnya membuat seorang bunda bekerja merasa serba salah bahkan berpengaruh buruk terhadap kesehatan mentalnya.

Cara menghadapi working-mom shaming

Lalu bagaimana cara menghadapi working-mom shaming?

1. Tidak perlu merasa bersalah

Dilansir dari The Career Mom, hal terburuk yang dilakukan pada diri sendiri sebagai bunda yang bekerja adalah membiarkan rasa bersalah itu membuat Bunda menderita. Ya, komentar jahat dan benar-benar menyinggung memang ada tapi tetap waspada.

Tidak apa-apa merasa buruk tentang situasinya tapi hanya mengasihani ketidaktahuan mereka, bukan diri sendiri. Ketika Bunda melakukan ini maka akan dengan mudah mengatasi rasa bersalah sebagai ibu bekerja.

Orang lain tidak mengetahui situasi Bunda. Bunda yang mengenal diri sendiri lebih baik dan apa yang dilakukan untuk anak-anak serta keluarga meskipun menjadi bunda bekerja.

Oleh karena itu, jangan biarkan rasa bersalah membuat Bunda merasa dihakimi dan dikutuk karena omongan orang lain. Bekerja tidak membuat Bunda kurang dari menjadi ibu ketika bersama bayi di separuh waktu.

2. Yakin pada diri sendiri

Percaya diri dengan apa yang Bunda lakukan baik sebagai wanita karier maupun orang tua. Sebagai bunda bekerja, Bunda mengenakan dua identitas yang harus dipertahankan setiap hari.

Bunda hanya dapat melakukan semuanya jika yakin bisa. Katakan pada diri sendiri setiap hari bahwa Bunda adalah seorang profesional dan seorang bunda yang hebat. Tegaskan pada diri sendiri bahwa Bunda dihargai dan dianggap sebagai aset yang berharga di dunia.

Berfokuslah untuk membangun diri untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri setiap hari dan bukan seperti yang orang lain pikirkan tentang Bunda. Ingat, bukan urusan Bunda apa yang dipikirkan orang lain.

3. Ikuti aturan sendiri

Jangan terpaku dengan ‘aturan’ bunda lainnya. Cara efektif untuk menghadapi dan mengatasi rasa bersalah sebagai bunda bekerja adalah dengan mengetahui aturan yang Bunda bangun dan berpegang teguh pada itu. 

Kebanyakan orang yang mencoba merendahkan bunda bekerja seringkali hanyalah orang asing atau rekan kerja. Bahkan hanya kenalan yang tidak tahu banyak tentang hidup Bunda.

Sayangnya, inilah orang-orang yang cenderung menyerang Bunda karena bekerja dan meninggalkan anak. Mereka tidak tahu berapa banyak upaya yang Bunda lakukan setiap hari untuk datang bekerja dan juga muncul pada malam hari untuk anak dan keluarga.

Wanita pekerja memikul beban yang begitu berat karena tekanan dan tuntutan dari pekerjaan serta rumah. Bunda tahu mana yang terbaik untuk anak-anak setiap hari dan tidak ada yang membutuhkan penjelasan itu. 

4. Dapatkan dukungan

Bunda yang bekerja itu kuat dan luar biasa ya tapi memang membutuhkan dukungan. Anggota keluarga, teman dekat, kolega, dan pasangan adalah elemen penting dari sistem pendukung Bunda.

Sangat penting untuk berbagi dengan lingkaran ini pengalaman apa pun yang Bunda miliki. Berbagi hal-hal yang membebani Bunda karena menjadi ibu pekerja.

Kekuatan dan kepercayaan mereka pada Bunda akan membuat diri sendiri terus maju meskipun dipermalukan.

5. Fokus pada hasil

Sebenarnya, bekerja itu memuaskan tapi jika kita semua diberi pilihan, tidak banyak yang akan melakukannya. Realitas dunia ini, sebagian besar rumah tangga tidak dapat ditopang dengan satu penghasilan dari satu pasangan. 

Dengan demikian, ayah dan bunda harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka karena tuntutan biaya yang meningkat. Hasilnya, jika Bunda bekerja maka bisa memberikan anak mendapatkan pendidikan dan kehidupan lebih baik.

Bekerja bukanlah pilihan melainkan kebutuhan untuk bertahan hidup. Kita semua perlu menopang diri sendiri.

Untuk itu, jangan menyerah dengan anggapan working-mom shaming. Bunda hanya perlu fokus pada kehidupan diri sendiri.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Wanita Karier Sebelum Memutuskan jadi Ibu Rumah Tangga

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ternyata Ini Password yang Paling Gampang Ditebak Maling M-Banking

Mom's Life Amira Salsabila

Penyanyi Nadin Amizah dan Faishal Tanjung Lamaran, Dihadiri Sheila Dara & Vidi Aldiano

Mom's Life Annisa Karnesyia

Najwa Shihab Peringati 40 Hari Meninggalnya Suami, Unggah Foto bersama Sang Putra

Mom's Life Annisa Karnesyia

5 Potret Tasyakuran & Mitoni Kehamilan Pebulu Tangkis Ribka Sugiarto dan Rian Ardianto

Kehamilan Pritadanes

Mengenal Toxic Productivity, Ini Ciri-Ciri dan Cara Menanganinya

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Randu Gede

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Akikah Baby Arash Anak Aaliyah dan Thariq, Ini Potret Hangatnya Dihadiri Keluarga Besar

Ternyata Ini Password yang Paling Gampang Ditebak Maling M-Banking

Jakarta x Beauty 2025 Kembali Hadir, Ada 400 Lebih Brand Kecantikan hingga Aktivitas Seru

Penyanyi Nadin Amizah dan Faishal Tanjung Lamaran, Dihadiri Sheila Dara & Vidi Aldiano

Mengenal Toxic Productivity, Ini Ciri-Ciri dan Cara Menanganinya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK