Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

10 Tips Bekerja Sambil Urus Anak yang Minim Stres, Dicoba ya Bun

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Jumat, 16 Jun 2023 17:36 WIB

sleepy asian lady in blouse is sitting on floor with hand propping head on couch. japanese working mom taking rest in the parlor scattered with clothes and toys is feeling totally burnout.
10 Tips Bekerja Sambil Urus Anak yang Minim Stres, Dicoba ya Bun/Foto: iStock

Menjadi orangtua yang bekerja bukanlah tugas mudah. Bunda tidak hanya merasa lelah fisik tapi mungkin juga bergumul dengan perasaan bahwa tak akan pernah bisa memberikan perhatian penuh pada anak.

Sesuatu selalu menarik perhatian Bunda dan tidak pernah ada cukup waktu dalam sehari untuk mencapai semua yang diinginkan. Hasil akhirnya adalah tumpukan stres yang mungkin tidak Bunda ketahui cara mengatasinya.

Jadi, bagaimana orangtua yang bekerja mengatasi stres ini dan menemukan keseimbangan dalam kesibukan mereka?

Obat Batuk Terbaik untuk Busui

Menurut Kristin Rinehart, MSW, LISW-S, TTS, direktur layanan perilaku di Muskingum Valley Health Services dan pemilik Changing Minds, langkah pertama dalam mengatasi stres adalah melepaskan upaya untuk menjadi orangtua yang sempurna.

Tips untuk Bunda bekerja agar tidak stres

1. Fokus pada kualitas bukan kuantitas

Kebanyakan Bunda yang bekerja khawatir bahwa mereka tidak menghabiskan cukup waktu dengan anak-anak. Mereka khawatir tentang waktu yang dihabiskan anak-anak di tempat penitipan atau bersama pengasuh dan bertanya-tanya apakah si kecil akan terkena dampak negatif dari pekerjaan Bunda?

Pada akhirnya, kekhawatiran ini meningkatkan tingkat stres dan terkadang membuat Bunda merasa kewalahan.

Rinehart mendorong Bunda untuk fokus memastikan waktu yang dihabiskan bersama anak-anak adalah waktu berkualitas daripada mengkhawatirkan jumlah waktu yang dimiliki untuk anak-anak.

“Melakukan hal itu benar-benar dapat mengurangi tingkat stres Bunda dalam banyak hal,” kata Rinehart dilansir dari Verywell Family.

Ingat, Bunda hanya memiliki beberapa jam dalam sehari untuk si kecil. Jadi, dibanding mengkhawatirkan betapa sedikitnya waktu yang dimiliki dengan anak-anak karena kewajiban pekerjaan, fokuslah pada bagaimana memanfaatkan waktu bersama.

Misalnya saja, tetapkan tujuan untuk makan malam bersama beberapa malam dalam seminggu atau buat malam permainan dan patuhi itu. Seiring bertambahnya usia anak, sisihkan satu malam dalam sebulan atau Sabtu sore di mana Bunda menghabiskan beberapa jam melakukan sesuatu bersama.

"Ingatkan diri sendiri bahwa kualitas menjadi lebih penting daripada kuantitas. Dan jangan takut untuk meminta bantuan dari teman dan keluarga pada saat keseimbangan itu paling sulit,” saran Rinehart.

2. Tetapkan Batas

Cara lain untuk mengurangi stres akibat menjadi Bunda bekerja adalah dengan menetapkan batasan. Dengan kata lain, tarik garis yang sangat jelas antara kehidupan kerja dan keluarga.

Misalnya, setelah Bunda meninggalkan kantor atau mematikan komputer untuk hari itu, segera pulang. Tahan keinginan untuk memeriksa email, membalas pesan, atau melakukan pekerjaan ekstra. 

Untuk menemukan keseimbangan dan mengurangi tingkat stres Bunda, perlu menentukan di mana urusan pekerjaan berakhir dan keluarga dimulai.

Jangan merasa berkewajiban untuk menjadi sukarelawan di sekolah, membuat selusin kue setiap kali seseorang meminta, atau bergabung dengan acara informal kantor jika Bunda benar-benar ingin melakukannya. 

“Menetapkan batasan dan belajar mengatakan tidak bisa menjadi tantangan tersendiri bagi Bunda pekerja. Tapi itu menjadi bagian penting untuk mengurangi tingkat stres dan menemukan keseimbangan antara kehidupan kerja serta keluarga,” kata Rinehart.

3. Belajar memprioritaskan

Seorang bayi hadir dengan kebutuhan baru yang perlu menyesuaikan jadwal kerja Bunda. Di masa lalu, Bunda mungkin adalah karyawan yang dapat diandalkan untuk lembur atau bertugas akhir pekan, namun sekarang perlu batasan pada hal tersebut.

Tanyakan pada diri sendiri, apa yang berubah? Apakah Bunda sekarang harus keluar kantor tepat waktu untuk menjemput anak? Apakah memerlukan lebih banyak pemberitahuan untuk menghadiri acara setelah bekerja atau bepergian? 

Lakukan secara terbuka dengan rekan kerja tentang apa yang berubah. Semakin banyak orang tahu maka akan menghormati prioritas Bunda.

4. Bekerja lebih cerdas bukan lebih keras

Salah satu cara untuk menghindari stres adalah mempelajari cara mengatur waktu dan menggunakannya untuk keuntungan diri sendiri. Dengan kata lain, jika Bunda tahu memiliki proyek besar yang akan datang, pecahkan dan kerjakan sedikit demi sedikit.

Jika Bunda tahu anak-anak akan membutuhkan bantuan untuk pekerjaan rumah atau ada pertandingan besar yang akan datang, rencanakan kewajiban ini agar pekerjaan tidak mengganggu.

Dengan tetap mengikuti hal-hal yang terjadwal, bekerja lebih awal saat bisa, dan mengantisipasi waktu yang dihabiskan, Bunda dapat mengurangi tingkat stres secara signifikan. Carilah cara untuk mengatasi berbagai hal daripada membiarkannya.

Tentu saja, Bunda tidak akan dapat mengantisipasi semuanya. Namun jika melakukan apa yang bisa untuk menyiapkan hal-hal di masa depan, Bunda akan memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk tuntutan menit terakhir yang muncul di tempat kerja atau di rumah sehingga dapat mengurangi tingkat stres.

5. Jauhkan rasa bersalah

Sayangnya, rasa bersalah orangtua adalah hal yang nyata. Dan hampir setiap orangtua mengalaminya pada satu waktu atau lainnya.

Dengan belajar untuk menghindarinya atau menolak membiarkannya masuk ke dalam hidup Bunda maka dapat mengurangi tingkat stres. Dibanding merasa bersalah, Rinehart mendorong orangtua pekerja untuk menyadari bahwa mereka sedang mengajari anak-anak beberapa pelajaran hidup yang penting seperti memiliki etos kerja kuat atau pentingnya manajemen waktu. 

Bunda juga bisa menjadi panutan dalam penetapan tujuan dan pengambilan keputusan. "Kita semua punya pilihan, itu adalah pilihan kita untuk membangun keluarga orangtua yang bekerja,” ujar Rinehart.

6. Bekerja secara berbeda

Investasikan waktu yang signifikan dalam melatih dan membimbing kolega junior agar mereka dapat menjalankan rapat anggaran tanpa Bunda.

Bertemanlah dengan tim pengembangan bisnis sehingga Bunda tahu tentang proyek klien besar yang akan datang dan bisa menjadi sukarelawan untuk datang lebih awal sehingga pulang lebih cepat.

Sebisa mungkin terlihat secara fisik di kantor sehingga rekan kerja menganggap Bunda ada dan tersedia. Tanpa mengurangi kualitas pekerjaan, Bunda dapat menyelesaikannya dengan cara yang lebih sesuai dengan kebutuhan hidup di luar kantor.

7. Selalu punya rencana B

Jangan menunggu krisis untuk menggunakan rencana B. Pengasuh sakit; penerbangan pulang ditunda; klien membuat tuntutan agar pekerjaan selesai besok.

Jadi, siapkan cadangan, dan yang lebih penting, berlatih. Masukkan nomor pusat penitipan anak ke telepon Bunda dan hitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengemudi ke sana. 

Siapkan tas dari malam sebelum bekerja dan tunggu ketika anak-anak Bunda tiba-tiba harus dititipkan di rumah nenek. Cobalah layanan pengasuhan bayi lokal pada akhir pekan, saat Bunda ada untuk mengawasi pengasuh.

Rencana darurat yang efektif memungkinkan Bunda secara konsisten mewujudkannya di tempat kerja dan rumah sekaligus mengurangi stres secara signifikan.

8. Tidak perlu basa-basi

Tidak perlu basa-basi untuk bertanya lebih dulu tapi segera tetapkan keputusan. Memberi tahu bos bahwa bekerja dari rumah pada hari Rabu akan menghemat waktu perjalanan yang cukup sehingga dapat mengirimkan laporan kerja lebih awal. 

Ini lebih baik daripada sekadar meminta untuk bekerja dari rumah karena harus mengurus anak saat pengasuh minta izin. Seperti yang diketahui oleh setiap penjual yang sukses, penawaran terbaik selalu mengarah pada keuntungan pelanggan.

9. Gunakan solusi 5%

Jika sudah mentok, jangan langsung resign. Jangan mencari keseimbangan melalui tindakan drastis, seperti berganti pekerjaan atau bekerja paruh waktu

Cobalah mendapatkan fleksibilitas yang Bunda butuhkan dengan meninggalkan kantor lebih awal setiap dua minggu sekali. Gunakan solusi 5% ini untuk mengubah keadaan.

Bunda juga bisa sesekali keluar untuk ke sekolah anak atau langsung pulang dari penerbangan apa pun yang mendarat setelah pukul 14:00.

Langkah-langkah ini terdengar kecil dan memang demikian. Mereka tidak akan mengubah jadwal Bunda lebih dari 5% serta tidak  cukup mempengaruhi kinerja. 

Bos Bunda bahkan mungkin tidak menyadarinya. Namun mereka akan memberikan perasaan fleksibilitas yang cukup dan melanjutkan jalur yang Bunda pilih.

10. Cari dukungan

Bunda dianjurkan mencari dukungan agar pekerjaan dan pengasuhan anak berjalan lancar. Cari dukungan suami atau teman agar perasaan menjadi lebih baik.

Ingat, pengasuhan anak bukan hanya urusan Bunda sendiri tapi juga pasangan. Jangan membebankan semuanya sendirian sehingga meningkatkan tingkat stres. 

Bunda juga bisa bergabung dengan komunitas online yang berisi kumpulan Bunda pekerja.

“Cari komunitas dukungan online. Bangun koneksi dengan orang-orang di lingkungan yang juga memiliki anak kecil, mintalah saran dari kolega yang telah melalui proses tersebut,” ujar Daisy Wademan Dowling, pendiri dan CEO Workparent, sebuah perusahaan konsultan untuk orangtua pekerja dan pemberi kerja, dilansir dari Harvard Business Review.

Sebagai orang tua, kita perlu menyadari bahwa kita tidak bisa menjadi sempurna. Setiap hari adalah hari baru untuk berlatih hidup. Yuk coba terapkan tips bekerja dan melakukan pengurusan anak yang minim stres.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

(fia/fia)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda