
moms-life
7 Penyebab Vagina Bengkak dan Cara Mengatasinya, Seks Termasuk Bun
HaiBunda
Selasa, 01 Aug 2023 22:25 WIB

Vagina bengkak menyebabkan ketidaknyamanan. Mengutip dari Medical News Today dan Healthline, kemungkinan penyebabnya bisa karena infeksi, alergi, atau iritasi akibat aktivitas seks.
Pembengkakan vagina juga bisa disebabkan oleh alergi, infeksi menular seksual (IMS), atau kista. Pengobatan akan tergantung pada penyebabnya.
Apa saja ya penyebab vagina bengkak? Jika Bunda tidak nyaman dan ingin segera mengatasinya, yuk cari tahu penyebab pembengkakan pada vagina agar bisa mendapatkan solusi yang tepat.
Penyebab vagina bengkak yang sering dialami wanita
1. Alergi
Vagina bengkak dapat disebabkan oleh reaksi alergi. merupakan bagian tubuh yang sensitif dan bisa bereaksi terhadap sejumlah bahan yang ditemukan dalam produk perawatan pribadi seperti, sabun, pelumas, tampon dan pembalut, body lotion, hingga kondom.
Pembengkakan mungkin muncul sebagai respon terhadap produk baru. Jika Bunda mencurigai  alergi terhadap produk tertentu, sebaiknya hentikan penggunaannya dan konsultasikan dengan dokter kulit.
2. Iritasi
Sekalipun tidak ada alergi, tubuh juga bisa bereaksi negatif saat bersentuhan dengan produk tertentu. Bahkan bahan kimia yang paling populer dan banyak digunakan pun dapat menyebabkan pembengkakan vagina.
Wewangian kimia sering disalahkan. Mereka dapat ditemukan di banyak produk yang bersentuhan dengan vagina, seperti deterjen, parfum, dan tisu toilet.
Beberapa jenis kain juga dapat menyebabkan iritasi dan penyebab vagina bengkak. Pakaian dalam berbahan renda atau poliester khususnya, dapat mengiritasi kulit.
Terkadang, potongan celana dalam menyebabkan pembengkakan. Tali tipis atau G-string mungkin tidak menutupi seluruh labia yang menyebabkan gesekan tidak perlu di area tersebut sepanjang hari sehingga menimbulkan pembengkakan.
3. Seks
Hubungan seksual bisa menyebabkan vagina membengkak. Jika vagina tidak cukup dilumasi, gesekan tambahan dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit saat berhubungan seks kemudian menjadi penyebab miss V bengkak usai bercinta.
Hubungan seksual yang kasar juga dapat merobek jaringan vagina. Pada akhirnya bisa berisiko tinggi terkena infeksi vagina.
4. Kista
Kelenjar bartholin berada di kedua sisi lubang vagina. Mereka mengeluarkan kelembapan dan membantu memberikan pelumasan.
Kista pada salah satu kelenjar ini mungkin tidak diketahui sampai terinfeksi, di mana abses dapat terbentuk. Kulit di sekitar vagina bisa menjadi meradang dan nyeri.Â
Dalam beberapa kasus, mungkin ada sensasi terbakar atau pendarahan jika mengalami kista bartholin. Jika kista atau absesnya kecil, bisa mengering dengan sendirinya.Â
5. Vaginosis bakteri
Pertumbuhan berlebih dari bakteri berbahaya di vagina yang bisa menyebabkan vaginosis. Gejala mungkin termasuk pembengkakan dan keluarnya cairan keabu-abuan dengan aroma busuk.
Banyak kasus sembuh dengan sendirinya. Namun dokter mungkin merekomendasikan antibiotik untuk mempercepat pemulihan.
6. Infeksi jamur
Infeksi jamur disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari spesies jamur Candida. Ini dapat menjadi penyebab vagina bengkak.
Infeksi ragi diobati dengan obat antijamur. Namun ada baiknya menemui dokter untuk diagnosis pasti karena kondisi lain memiliki gejala yang serupa.
7. IMS
Beberapa infeksi ini dapat menyebabkan radang serviks yang disebut servisitis. Gejala servisitis dapat berupa nyeri saat berhubungan seksual, pendarahan di antara periode, dan keluarnya cairan yang tidak normal.
Beberapa jenis IMS dapat menyebabkan pembengkakan vagina. Misalnya saja, Chlamydia dapat merusak sistem reproduksi wanita secara serius.Â
Selain itu ada gonore yang bisa menyebabkan vagina bengkak. Bunda harus pergi ke dokter jika menduga terkena IMS.
Cara mengatasi vagina bengkak
Cara mengatasi vagina bengkak bisa disesuaikan dengan penyebabnya. Bunda bisa mengonsumsi obat atau menggunakan krim untuk mencoba mengurangi gejala vagina bengkak.
1. Obat yang dijual bebas
Beberapa kasus ringan untuk mengatasi vagina bengkak bisa dengan mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas. Misalnya saja, kasus vagina bengkak karena alergi ringan bisa diobati dengan antihistamin, seperti Claritin (loratadine) dan Zyrtec (cetirizine) yang menghalangi aksi histamin.
2. Krim topikal
Beberapa krim steroid topikal ringan, seperti hidrokortison, dapat diresepkan untuk meredakan peradangan dan ruam. Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter atau apoteker mengenai penggunaan krim topikal untuk vagina.
3. Menggunakan pelumas yang aman sebelum berhubungan seks
Menggunakan pelumas yang aman sebelum berhubungan seks juga disarankan untuk mengurangi risiko trauma vagina. Tingkatkan waktu foreplay agar vagina terlumasi dengan baik sehingga menghindari pembengkakan.Â
4. Bersihkan secara teratur tanpa produk yang beraroma wangi
Membersihkan area vagina secara teratur bisa menjadi salah satu cara mengatasi vagina bengkak. Ini juga membantu menghindari potensi iritasi serta mencegah vaginosis bakteri.Â
Sebaiknya hindari produk seperti douche yang mengganggu keseimbangan bakteri di vagina.
5. Memijat vagina
Jika Bunda tidak nyaman dengan vagina bengkak, coba pijat secara perlahan. Memijat lembut area tersebut dapat membantu mengurangi pembengkakan dalam beberapa kasus. Namun sebaiknya dilakukan di bawah bimbingan petugas medis.
Itu dia penyebab vagina bengkak dan cara mengatasinya. Jangan didiamkan saja ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fia/fia)ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Manfaat Jalan Kaki untuk Tubuh Berdasarkan Durasi, 15 Menit Bisa Mengontrol Gula Darah

Mom's Life
7 Gejala PCOS pada Perempuan dan Penyebabnya

Mom's Life
Sering Terbangun Jam 3 atau 4 Pagi? Waspadai Hal Ini Bun

Mom's Life
12 Tanda Daya Tahan Tubuh Menurun, Waspadai Bisa Terkena Penyakit Berbahaya

Mom's Life
8 Penyebab Perut Sakit Setelah Berhubungan Seks dan Cara Mengatasinya


5 Foto
Mom's Life
5 Potret Becky Tumewu Usai Operasi Mata Akibat Retina Lepas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda