Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Begini Kronologi Belasan Siswi Digunduli Guru karena Tak Pakai Ciput

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Kamis, 31 Aug 2023 17:18 WIB

close up Asian chinese female hairstylist hairdresser cutting hair for her customer in hair salon
Kronologi Belasan Siswi Digunduli Guru karena Tak Pakai Ciput/Foto: Getty Images/Edwin Tan

Belum lama ini, masyarakat Indonesia tengah dihebohkan dengan kabar belasan siswi di SMPN 1 Sukodadi di Lamongan, Jawa Timur, di-petal atau dicukur pitak oleh seorang guru bahasa Inggris karena tidak mengenakan ciput.

Kasus ini pun menuai beragam tanggapan dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari anggota Komisi X DPR RI, Illiza Sa’aduddin Djamal.

"Mendidik memang tidak mudah. Tetapi sebagai pendidik, seorang guru seharusnya bisa lebih menahan diri, tidak memakai ciput bukanlah suatu pelanggaran. Itu hanya sebuah mode dan pelengkap dalam berhijab," ujar Illiza, dikutip dari laman detikcom, Kamis (31/8/2023).

Kronologi siswa digunduli guru

Berikut adalah urutan kronologi kasus belasan siswi yang digunduli guru karena tidak mengenakan ciput.

1. Rambut belasan siswi dicukur karena tidak pakai ciput

Belasan siswi kelas 9 di SMPN 1 Sukodadi di Lamongan di-petal atau dicukur pitak oleh gurunya. Hal ini karena mereka diketahui tidak mengenakan ciput, sehingga rambut mereka terlihat keluar dari hijab.

Guru yang bersangkutan diketahui berinisial EN. Ia diketahui memotong asal-asalan rambut para siswi menggunakan cukur rambut elektrik. EN meminta para siswi tersebut membuka hijab dan langsung memotong rambut mereka asal-asalan.

"Dipotong sebagian rambut dengan depan," ujar SA, salah satu siswi yang jadi korban.

2. Kepala sekolah buka suara

Terkait adanya kabar ini, akhirnya pihak sekolah membuka suara terkait peristiwa tersebut. Kepala sekolahnya mengakui peristiwa cukur rambut siswi itu benar-benar terjadi di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

"Benar, ada kejadian itu pada 23 Agustus 2023, saat siswa mau pulang, karena tidak pakai ciput," tutur, Harto, Kepala SMPN 1 Sukodadi.

3. Sekolah meminta maaf kepada para orang tua

Harto menjelaskan bahwa pihaknya sudah menggelar pertemuan dengan orang tua para siswi pada Kamis (24/8/2023). Pihaknya mengaku telah meminta maaf atas peristiwa tersebut. Ia pun mengatakan bahwa para orang tua juga sudah memaafkan.

"Yang lebih mengharukan lagi, wali murid ini merasa memiliki sekolah ini dan peduli bagaimana SMPN 1 Sukodadi ini ke depan bisa lebih baik. Jadi, sudah clear, sudah saling memaafkan," tuturnya.

Lanjut baca halaman berikutnya untuk mengetahui kronologi selanjutnya dari kasus belasan siswi di SMPN 1 Sukodadi yang dicukur paksa oleh gurunya, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


DATANGKAN PSIKOLOG HINGGA GURU EN KENA SANKSI

Girl holding her hair in her hand. Hair care concept. Shampoo. Haircut needed.

Kronologi Belasan Siswi Digunduli Guru karena Tak Pakai Ciput/Foto: Getty Images/iStockphoto/Cristalov

4. Pihak sekolah berkomitmen untuk menjaga psikis para korban

Harto pun mengatakan bahwa sekolah sudah berkomitmen untuk menjaga kesehatan mental para siswi yang menjadi korban dari peristiwa petal rambut. Mereka akan mendapatkan trauma healing, Bunda.

“Kami akan datangkan psikolog atau psikiater untuk mendampingi para siswa,” ungkapnya.

Banner ISPA pada Anak

5. Guru EN diberi sanksi

Dinas Pendidikan (Dindik) Lamongan diketahui memberikan sanksi kepada guru yang mencukur rambut para siswi. Ia diketahui tidak diberi jam mengajar.

Kepala Dindik Lamongan, Munif Syarif mengatakan bahwa sanksi itu berupa sanksi moral. Dengan tidak diberi jam mengajar, guru tersebut tidak diharapkan melakukan evaluasi.

“Kami berikan sanksi sosial dengan tidak diberi jam mengajar. Kami juga menarik yang bersangkutan ke kantor (Dindik) untuk dievaluasi,” tuturnya.

Lebih lanjut, Munif pun menjelaskan bahwa penindakan seperti mencukur rambut siswa/i karena sesuatu hal, seharusnya menjadi tugas guru BK. Hal itu, kurang pas dilakukan oleh guru mata pelajaran.

“Tindakan semacam ini memang tidak diperbolehkan menjadi pembelajaran bagi guru lainnya. Kami sesalkan tindakan oknum guru yang melakukan tindakan kurang baik ini, meski mungkin tujuannya baik,” pungkasnya.

Saksikan juga video lima tanda anak kelelahan sekolah yang ada di bawah ini, ya, Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]


(asa/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda