Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

6 Jenis Bullying pada Anak yang Perlu Orang Tua Tahu

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 21 Apr 2019 18:06 WIB

Perundungan atau bullying ada banyak macamnya lho, Bunda. Yuk, kenali.
Ilustrasi bullying/ Foto: iStock
Kasus bullying alias perundungan bisa menimpa siapa saja. Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa menjadi korban bully dari temannya. Namun, tahukah Bunda kalau kasus bullying itu banyak macamnya.

Sejumlah peneliti sudah mempelajari bullying selama bertahun-tahun. Mereka menemukan beberapa jenis bully. Disebutkan, ada sekitar enam jenis bullying, mulai dari mengucilkan, menggosipkan orang, hingga mengolok-olok ras atau agama seseorang.

Advokasi Pencegah Bullying, Sherri Gordon mengatakan pembully itu tak selalu sama dan setiap pelaku memiliki gaya dan menggunakan taktik berbeda saat membully. Dengan mengetahui tipe bullying, diharapkan Bunda akan lebih siap membantu anak dalam situasi apapun. Nah, ini dia enam jenis bullying yang paling umum ditemukan di sekolah, dikutip dari Very Well Family.

[Gambas:Video 20detik]

Bullying fisik

Foto: iStock

1. Bullying fisik

Bullying fisik adalah bentuk intimidasi yang paling jelas. Gordon bilang anak-anak tipe pembully secara fisik ini akan menggunakan tindakan fisik sebagai kekuatannya guna mengontrol korban mereka.

"Pengganggu secara fisik cenderung lebih besar, kuat, dan agresif daripada temannya yang lain. Contoh intimidasi fisik termasuk menendang, memukul, meninju, menampar, mendorong, dan serangan fisik lainnya," kata Gordon.

Bullying fisik, lanjut Gordon, termasuk yang paling mudah diidentifikasi. Selain itu, bullying fisik lebih banyak mendapat perhatian dari sekolah ketimbang jenis bullying lain.

2. Bullying verbal

Sesuai dengan namanya, pelaku bullying jenis ini menggunakan kata-kata, pernyataan, dan memanggil nama dengan cara hang kurang pantas untuk mengintimidasi korban.

Kata Gordon, pelaku bullying verbal umumnya akan menghina tanpa henti untuk meremehkan, merendahkan, dan melukai orang lain. Pelaku memilih target berdasarkan cara mereka melihat, bertindak, atau berperilaku. Pelaku bullying verbal umumnya menargetkan anak-anak dengan kebutuhan khusus.

6 Jenis Bullying pada Anak yang Perlu Orang Tua TahuIlustrasi bullying/ Foto: Thinkstock
Bullying verbal ini sering sangat sulit diidentifikasi karena serangannya hampir selalu terjadi ketika orang dewasa tidak ada. Selain itu, banyak orang dewasa merasa bahwa hal-hal yang dikatakan anak-anak tidak berdampak signifikan pada orang lain.

" Akibatnya, mereka biasanya memberi tahu korban untuk mengabaikannya. Pdahal, intimidasi verbal harus ditanggapi dengan serius,” tegas Gordon.

Penelitian telah menunjukkan bahwa intimidasi verbal dan pemanggilan nama yang tidak pantas memiliki konsekuensi serius dan dapat meninggalkan bekas luka emosional yang dalam.

3. Agresi relasional

Agresi relasional ini merupakan tipe bullying yang berbahaya. Orang tua dan guru seringkali tidak memperhatikannya. Bully jenis ini terkadang disebut dengan bully emosional. Agresi relasional erat dengan tindakan manipulasi, di mana remaja mencoba menyakiti temannya atau menyabotase status sosial mereka.

Pembully jenis ini sering mengasingkan orang lain dari suatu kelompok, menyebarkan desas-desus, memanipulasi situasi, dan merusak kepercayaan. Tujuan di balik pelaku intimidasi yang agresif adalah meningkatkan kedudukan sosial mereka sendiri dengan mengendalikan atau mengintimidasi orang lain.

“Secara umum, anak perempuan cenderung sering melakukan agresi relasional ketimbang anak laki-laki. Akibatnya, anak perempuan yang terlibat dalam agresi relasional sering disebut gadis nakal atau frenemies,” papar Gordon.

Korban agresi relasional kemungkinan akan diejek, dihina, diabaikan, dikucilkan dan diintimidasi. Agresi relasional ini umum terjadi di sekolah menengah, tapi tidak terbatas pada remaja.

Penindasan Seksual

Foto: Thinkstock

4. Cyberbullying

Ketika seorang remaja menggunakan internet, smartphone, atau teknologi lainnya untuk melecehkan, mengancam, mempermalukan, atau menargetkan orang lain, ini disebut cyberbullying. Jika orang dewasa terlibat dalam pelecehan ini disebut pelecehan cyber atau cyberstalking.

Contoh cyberbullying termasuk memposting gambar yang menyakitkan, membuat ancaman online, dan mengirim email atau teks yang menyakitkan. Menurut Gordon, cyberbullying berkembang di kalangan anak muda.

Pelaku cyberbullying seringnya mengatakan hal-hal yang mereka tidak berani katakan secara langsung. Teknologi membuat mereka merasa anonim, terisolasi dan cenderung lebih aman.

5. Penindasan seksual

Penindasan seksual terdiri dari tindakan berulang, berbahaya, dan memalukan yang menargetkan seseorang secara seksual. Contohnya, pemanggilan nama dengan hal-hal yang berbau seksual, komentar kasar, gerakan vulgar, sentuhan, proposisi seksual, dan materi pornografi.

6 Jenis Bullying pada Anak yang Perlu Orang Tua TahuIlustrasi bullying/ Foto: Thinkstock
Contohnya, pelaku bully berkomentar kasar tentang penampilan, daya tarik, perkembangan seksual, atau aktivitas seksual seorang gadis. Dalam kasus-kasus ekstrem, intimidasi seksual membuka pintu bagi serangan seksual.

“Anak perempuan sering menjadi sasaran intimidasi seksual baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan lainnya. Anak laki-laki mungkin menyentuhnya dengan lancang, dan membuat komentar kasar tentang tubuh mereka. Sedangkan jika pelakunya perempuan, mungkin memanggil dengan kalimat yang tak pantas serta menghina penampilan atau tubuh si korban,” kata Gordon menjelaskan.

Sexting juga dapat menyebabkan bullying secara seksual. Sebab, bukan tak mungkin konten yang diberikan pada seseorang disebarkan ke orang lain karena satu dan lain hal.

6. Bullying prasangka

Jenis penindasan ini dapat mencakup semua jenis penindasan lain, termasuk penindasan di dunia maya, verbal, relasional, fisik, sampai seksual. Ketika intimidasi terjadi, anak-anak menargetkan orang lain yang berbeda dari mereka dan memilihnha.

Seringkali, jenis intimidasi ini parah dan dapat membuka pintu untuk membenci kejahatan. Kapan pun seorang anak diganggu karena orientasi seksual, ras, atau agamanya, itu harus dilaporkan.

Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, mengatakan banyak faktor yang membuat anak membully. Misalnya saja di usia sekolah dasar, anak mulai mencari identitas. Salah satunya dengan berteman atau kumpul-kumpul bersama kelompok tertentu.

“Hanya saja, untuk bisa masuk ke dalam kelompok tersebut, terkadang seluruh anggota menetapkan persyaratan tertentu. Tak jarang persyaratan ini terdengar aneh, semisal harus memakai baju yang sama atau identitas lainnya. Kalau tidak sama, tidak dianggap di dalam kelompok," katanya mengutip detikcom.

(rdn/rdn)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda