HaiBunda

MOM'S LIFE

5 Persiapan Interview Kerja Setelah Career Break Usai Melahirkan

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Senin, 04 Sep 2023 17:25 WIB
Ilustrasi wawancara kerja/ Foto: Getty Images/iStockphoto/ArLawKa AungTun

Ingin bekerja kembali setelah melahirkan? Jika Bunda dapat panggilan interview kerja, coba lakukan persiapan interview setelah career break karena melahirkan.

Tak sedikit dari Bunda yang memilih resign setelah punya anak. Bunda memilih untuk menghabiskan tahun-tahun pertama bersama dengan Si Kecil.

Setelah vakum dari pekerjaan selama beberapa waktu, kini Bunda ingin kembali bekerja. Namun menjadi kurang percaya diri setelah career break usai melahirkan.


Bunda mungkin merasa gugup saat akan menjalani interview kerja yang akan datang. Wajar saja karena kegiatan menjadi orangtua bisa menjadi salah satu faktor pertimbangan pewawancara kerja.

Dalam sebuah penelitian di Cornell University, peserta diminta untuk meninjau materi lamaran dari kandidat yang identik. Satu-satunya perbedaan adalah yang satu sudah menjadi orang tua, dan lainnya tidak.


Para perempuan yang sudah menjadi seorang bunda menerima gaji yang direkomendasikan 7 persen lebih rendah dibandingkan perempuan yang belum melahirkan dengan kualifikasi sama. Para bunda juga diharapkan mendapat nilai lebih tinggi dalam ujian agar dapat dipertimbangkan.

Dalam fitur New York Times, Judith Warner mengeksplorasi perjuangan perempuan untuk kembali memasuki dunia kerja. Kurang dari separuh bunda yang disurvei mendapatkan pekerjaan penuh waktu dengan penghasilan rata-rata 16 persen lebih rendah dibandingkan saat dulu sebelum menjadi orangtua.

Untuk itu, Bunda perlu melakukan persiapan interview kerja setelah career break usai melahirkan. Mengutip dari The Washington Post, berikut tips melakukan persiapan interview kerja setelah vakum melahirkan.

Tips persiapan interview kerja setelah melahirkan

Berikut tips mempersiapkan wawancara kerja setelah Bunda melahirkan.

1. Berikan kesan pertama nonverbal yang baik

Berikan kesan pertama nonverbal yang lebih kuat. Meski anggaran Bunda terbatas, berinvestasilah pada pakaian wawancara berkualitas jika yang lama tidak cocok. Gunakan pakaian yang pantas dan profesional.

2. Latihan percakapan

Sebelum menghadiri wawancara kerja, Bunda sebaiknya sebanyak mungkin mengevaluasi ulang keterampilan sosial dan menghindari kata-kata yang kurang pas.

Kemudian saat wawancara, berikan jeda beberapa detik setelah pewawancara selesai berbicara. Bunda jangan langsung merespons. Jangan menghabiskan lebih dari 30 detik untuk merangkum pencapaian Bunda.

3. Jangan mengatasnamakan bayi Bunda sebagai alasan

Mungkin setelah Bunda mengubah status di lamaran kerja yang kini sudah menjadi orang tua, jangan membuat alasan ‘karena bayi’. Ketika Bunda ditanya bagaimana kegiatan setelah bekerja, jangan katakan ‘hanya mengurus bayi’.

Bunda boleh mengatakan alasan resign dari pekerjaan sebelumnya karena ingin fokus mengurus bayi. Namun katakan kalau selama di rumah, Bunda juga melakukan kegiatan lain, seperti menjadi pekerja lepas atau mengerjakan hal-hal bermanfaat untuk meningkatkan skill diri sendiri.

Jika Bunda merasa penting untuk membangun transparansi dengan calon atasan sejak awal, ingatkan pewawancara bahwa kini Bunda sudah menjadi orang tua yang ahli dalam melakukan banyak tugas, fleksibel, terampil dalam manajemen, serta peka terhadap kebutuhan orang lain. Tekankan kualifikasi luar biasa Bunda sebagai profesional.

4. Tidak perlu memikirkan usia

Mungkin Bunda melihat banyak pewawancara kerja yang usianya masih sangat muda. Hal tersebut bisa membuat Bunda goyah dan gugup sehingga gagal wawancara kerja.

Tidak perlu memikirkan usia. Tidak perlu menjelaskan usia atau pendekatan Bunda terhadap kehidupan. Tegaskan kembali bahwa melakukan pekerjaan dengan baik dan bergaul bersama tim lebih penting daripada usia.

5. Tutupi kesenjangan riwayat pekerjaan Bunda

Setelah menganggur selama lebih dari satu tahun misalnya, semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Jadi isi celah itu di resume Bunda. 

Tambahkan sesuatu yang relevan dan jujur, dalam kapasitas sebagai pekerja lepas atau konsultan. Jika Bunda mengajukan diri untuk mengikuti organisasi sosial atau membantu menyelesaikan proyek teman, katakanlah demikian menggunakan deskripsi yang sesuai dengan pekerjaan tersebut.

Jangan meremehkan diri sendiri, meskipun proyek Bunda ditujukan untuk teman atau anggota keluarga. Pamerkan pencapaian Bunda.

Kalau Bunda bukan pekerja lepas, mulailah melakukannya. Lakukan banyak networking karena networking salah satu kunci kesuksesan.

Yuk lakukan persiapan interview setelah career break usai melahirkan, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Wanita Karier Sebelum Memutuskan jadi Ibu Rumah Tangga

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Kenapa Ayah di Atas Usia 30 Lebih Sering Merasa Kelelahan dan Tertekan? Ini Faktanya

Parenting Nadhifa Fitrina

7 Cara Mengatasi Nyeri Ulu Hati saat Hamil

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

5 Potret Satine Anak Abimana Aryasatya & Inong Ayu Ikuti Jejak Ortu di Dunia Hiburan

Mom's Life Amira Salsabila

Amerika Perbarui Aturan di Bandaranya, Ibu Menyusui Kini Lebih Mudah Bepergian

Menyusui Indah Ramadhani

Persiapan Tahun Baru, Kecap hingga Aneka Saus Diskon hingga 20% di Transmart

Mom's Life Tim HaiBunda

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Awet Muda! Ini 5 Potret Ariyo Wahab bersama Istri & 3 Anak Perempuan

Kenapa Ayah di Atas Usia 30 Lebih Sering Merasa Kelelahan dan Tertekan? Ini Faktanya

Amerika Perbarui Aturan di Bandaranya, Ibu Menyusui Kini Lebih Mudah Bepergian

7 Cara Mengatasi Nyeri Ulu Hati saat Hamil

5 Potret Satine Anak Abimana Aryasatya & Inong Ayu Ikuti Jejak Ortu di Dunia Hiburan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK