Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

5 Penyebab Bunda Pekerja Merasa Bersalah pada Anak karena Bekerja dan Cara Mengatasinya

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Senin, 09 Oct 2023 21:15 WIB

ilustrasi ibu bekerja dan anak
5 Penyebab Bunda Pekerja Merasa Bersalah pada Anak karena Bekerja dan Cara Mengatasinya/Foto: iStock

Setiap Bunda memiliki kebebasan untuk bekerja jika memang itu yang diinginkan atau dibutuhkan. Namun, sebagai seorang ibu, perasaan bersalah kepada anak karena bekerja tak pernah bisa dielakkan sepenuhnya.

Perasaan bersalah kepada anak biasanya timbul karena Bunda merasa tidak bisa memberikan waktu yang cukup untuk anak-anak. Sebuah survei yang dilakukan oleh Mother and Baby mengungkapkan bahwa meskipun 6 dari 10 ibu senang dengan kemandirian finansial dan emosional yang diberikan oleh pekerjaan, mereka juga merasa bersalah meninggalkan anak-anak di rumah atau di tempat penitipan anak. Ini mereka takut kehilangan momen-momen penting dalam perkembangan anak-anak.

Ada beberapa penyebab Bunda sering merasa bersalah pada anak saat bekerja. Jika didiamkan hal ini bisa membuat kehidupan pribadi dan pekerjaan malah berantakan, lho. Lantas, bagaimana solusinya? 

Banner Atasi Panas di Rumah Tanpa ACBanner Atasi Panas di Rumah Tanpa AC/ Foto: HaiBunda / Novita Rizki

Penyebab Bunda pekerja sering merasa bersalah pada anak

Untuk mengatasi perasaan bersalah yang mengganggu, Bunda harus bisa mendeskripsikan dulu, apa penyebab Bunda merasa bersalah? Umumnya, ini yang menjadi penyebab:

1. Tidak punya waktu untuk anak

Menurut penelitian dari Pew, 38% ibu yang bekerja penuh waktu mengatakan bahwa mereka menghabiskan terlalu sedikit waktu dengan anak-anak. Sebagai perbandingan, Pew menemukan bahwa hanya 18% ibu yang bekerja paruh waktu dan 11% Bunda yang tidak bekerja mengatakan hal serupa.

Sebuah jajak pendapat di situs Working Mother juga menemukan bahwa 57% responden merasa bersalah setiap hari karena tak punya waktu untuk anak. Itu adalah rasa bersalah ibu pekerja yang besar.

2. Tekanan dari pihak luar

Ada tekanan masyarakat bagi kita sebagai perempuan untuk melakukan semua hal, termasuk saat pergi bekerja. Hal tersebut membuat Bunda merasa bersalah apa pun yang dilakukan.

Kemudian hal ini dapat menyebabkan batasan-batasan yang kabur ketika pekerjaan dialihkan ke waktu bersama keluarga. Kekhawatiran mengaburkan pikiran Bunda di tempat kerja dan merasa seolah-olah kehilangan semua hal serta gagal baik di tempat kerja maupun di rumah. 

Mencapai keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi tidak pernah terasa sesulit ini ketika sering merasa bersalah.

3. Melewatkan momen penting anak

Salah satu hal yang paling membuat Bunda pekerja merasa bersalah adalah melewatkan momen penting anak, seperti ulang tahun, hari pertama masuk sekolah, atau pertandingan olahraga. Bunda merasa tidak bisa memberikan dukungan dan kasih sayang yang dibutuhkan anak di momen-momen penting tersebut.

4. Merasa tidak puas dengan diri sendiri

Bunda yang bekerja mungkin merasa bersalah jika tidak puas dengan diri sendiri. Bunda mungkin merasa bahwa tidak bisa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga dengan baik.

Siklus rasa bersalah bisa terasa tidak ada habisnya. Bunda mungkin merasa bersalah karena tidak menghabiskan cukup waktu bersama keluarga karena melewatkan hal-hal kecil pertama. Kemudian bergantung pada orang lain selama beberapa jam mengasuh anak.

Bunda juga mungkin merasa bersalah karena jam kerja yang lebih sedikit dibandingkan rekan kerja lainnya. Bunda juga khawatir bahwa itu egois kemudian berusaha bekerja keras hanya untuk membayar sejumlah uang penitipan anak.

5. Merasa tidak didukung pasangan

Perasaan bersalah pada anak juga bisa semakin kuat karena tak didukung suami. Bunda mungkin merasa bahwa suami tidak memahami kesulitan yang mereka hadapi sebagai ibu bekerja.

Jika Bunda terus merasa demikian maka bisa membuat diri sendiri stres.

“Sejujurnya, anak-anak tidak ingin Anda tidak bahagia dengan pilihan sendiri. Anda dapat mencintai anak sepenuhnya dan hubungan ibu dengan anak-anak hampir pasti akan tumbuh lebih kuat ketika rasa bersalah dihapuskan serta Anda dibebaskan untuk menjadi diri sendiri,” papar Ali Scott, Life Coach Directory dan Transformative Wellbeing Coach, dilansir dari Happiful.

Cara mengatasi rasa bersalah saat bekerja

1. Berhenti menyalahkah diri sendiri

“Menjauhkan diri dari rasa bersalah harus selalu dimulai dengan komitmen untuk berhenti menyalahkan diri sendiri tentang apa yang terjadi dalam hidup. Rasa bersalah terjadi ketika kita tidak selaras dengan diri kita yang sebenarnya,” ujar Ali.

Jadi, coba untuk berhubungan dengan diri sendiri secara teratur dan bertanya: Apa yang diinginkan oleh diri Bunda sebenarnya?

Jika Bunda benar-benar ingin sukses di tempat kerja dan mengejar karier yang memuaskan sekaligus menjadi seorang ibu, maka titik awalnya adalah menerima sepenuhnya ini sebagai jalan yang Bunda tempuh.

2. Berhenti mengikuti gaya parenting orang lain

Bunda bekerja dan mengurus anak yang sukses tidak harus mengikuti peraturan orang lain. Untuk menghilangkan rasa bersalah Bunda yang bekerja, lupakan aturan ini. 

Bunda bisa menetapkan aturan berdasarkan keadaan diri sendiri seperti siapa Bunda, seperti apa anak-anak, dan tujuan karier. Jika Bunda tidak mengikuti aturan yang ‘dibuat-buat’ tersebut maka bisa merasa bersalah. 

3. Atur jadwal pekerjaan dan pribadi

Bunda harus mengurus diri sendiri, anak-anak, rumah, dan karier. Karena sangat sibuk, tidak heran jika rasa bersalah Bunda bekerja menyelinap dapat membuat Bunda stres.

Sudah waktunya untuk mengatur segalanya. Temukan cara untuk mengatur reminder sehingga Bunda tidak membiarkan hal-hal lolos begitu saja. 

Coba atur pengingat di smartphone yang berbunyi beberapa kali untuk mengingatkan Bunda bahwa ada kunjungan orangtua ke sekolah lusa. ini bisa membantu membiasakan diri untuk memeriksa jadwal setiap hari. Atau gunakan aplikasi untuk melacak daftar tugas.

4. Meminta bantuan

Salah satu hal tersulit yang harus dilakukan banyak wanita adalah meminta bantuan. Dibanding meminta bantuan, seorang ibu yang bekerja mungkin hanya menambah stresnya dengan mencoba melakukan semuanya sendiri.

Berhenti melakukan semuanya sendiri. Minta bantuan jika Bunda bekerja ingin tetap ‘waras’ dalam mengurus anak dan pekerjaan.

Meminta bantuan membutuhkan latihan, tapi begitu Bunda mengambil langkah ini untuk melakukannya, orang lain di sekitar akan melakukan hal yang sama. Jangkau tetangga, teman dekat, orangtua, mertua, program aftercare di sekolah, atau guru.

5. Ingat, anak-anak baik-baik saja bahkan saat ibu bekerja

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard Business School terhadap 31.478 orang dewasa menemukan bahwa di 24 negara, anak perempuan dari ibu yang bekerja, sebagian besar memperoleh gaji lebih tinggi dan berpeluang untuk dipekerjakan dan berperan sebagai manager dibandingkan rekan mereka yang dibesarkan oleh ibu rumah tangga.

Anak laki-laki yang ibunya bekerja di luar rumah, mereka lebih cenderung membantu mengurus anggota keluarga dan menghabiskan waktu melakukan pekerjaan rumah tangga.

“Dengan kata lain, ketika para ibu bekerja di luar rumah, kesenjangan upah menyempit, dan kesenjangan tenaga kerja di dalam rumah pun menyempit,” kata penulis utama studi tersebut, profesor Harvard Business School, Kathleen McGinn.

Yuk mulai atur perasaan bersalah Bunda pada anak saat harus bekerja. Kan Bunda juga bekerja demi anak. Senyum dan semangat, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fia/fia)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda