Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

8 Cara Manajemen Stres untuk Bunda Bekerja, Jangan Sampai Anak Jadi Korban

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Rabu, 27 Sep 2023 19:00 WIB

Ilustrasi sakit kepala atau pusing atau stres
8 Cara Manajemen Stres untuk Bunda Bekerja, Jangan Sampai Anak Jadi Korban/Foto: Getty Images/iStockphoto/David Gyung

Sering stres karena pekerjaan tapi melampiaskan amarah ke anak? Duh, coba ikuti cara manajemen stres untuk ibu bekerja agar anak tidak melulu jadi korban pelampiasan amarah Bunda.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Universitas Michigan pada tahun 2005, di Amerika Serikat, 78% ibu yang memiliki anak berusia 6 hingga 17 tahun merupakan Bunda pekerja. Kebanyakan dari mereka tak hanya bertanggung jawab atas pengasuhan anak tapi juga pekerjaan rumah tangga.

Tanggung jawab ganda antara pekerjaan dan rumah dapat menyebabkan lebih banyak stres. Hal ini dapat memicu berbagai hal, mulai dari insomnia, penurunan kekebalan tubuh, hingga perubahan suasana hati dan penambahan berat badan.

Banner 11 Makanan Cerdaskan Otak

“Stres berlebih meningkatkan produksi hormon kortisol yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, depresi, dan kecemasan,” kata Brent W. Bost, M.D., seorang dokter obgyn di Beaumont, Texas, dilansir dari Standford Childrens.

Ketika stres, anak juga bisa menjadi korban amarah bahkan kekerasan verbal dan nonverbal yang mungkin tanpa sadar Bunda lakukan. Untuk itu, yuk kelola stres dengan baik, Bunda.

Cara manajemen stres untuk Bunda bekerja

Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini:

1. Sesuaikan standar dan harapan Bunda

Suami mungkin mendandani anak-anaknya dengan pakaian yang tidak serasi atau menyajikan makanan cepat saji lebih sering dari yang Bunda inginkan. Namun selama mereka terpelihara dan aman, lepaskan dan bagikan beban tersebut.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang ayahnya terlibat dalam aktivitas rutin cenderung menjadi siswa lebih baik dan memiliki sedikit masalah perilaku.

2. Tak perlu memaksakan diri demi anak-anak

“Anak yang tergesa-gesa melahirkan ibu yang tergesa-gesa,” kata Dr. Bost. 

Sebelum mendaftarkan anak untuk mengikuti berbagai aktivitas, pertimbangkan biaya, makanan, dan mengganggu liburan. Cobalah untuk menetapkan batas ‘satu’ aktivitas per musim. Tidak perlu memaksakan diri.

3. Jangan memanjakan anak terus-menerus

Bunda tidak perlu memanjakan anak terus-menerus seperti sering jalan-jalan bahkan liburan besar-besaran hanya karena merasa bersalah bekerja setiap hari. Bunda bekerja tak hanya untuk menghibur anak-anak tapi demi diri sendiri serta keluarga


“Hal terbaik yang dapat diberikan seorang ibu adalah lingkungan yang fokus dan tenang,” kata Deborah Belle, Ed.D., seorang psikolog Boston.

4. Bagikan tugas dengan jelas

Jangan berharap pasangan membaca pikiran Bunda. Daripada memberi kode samar-samar, nyatakan tugas-tugas spesifik. Misalnya saja, minta suami memasak makan malam bergantian, mencuci dan menjemur pakaian, Bunda yang menyetrika. Beritahu secara jelas.

5. Masukkan ‘me time’ ke dalam jadwal Bunda

“Ini tidak egois, me time merupakan kesehatan preventif,” kata Dr. Bost. 

Pertahankan waktu yang bebas rasa bersalah dan tidak terputus untuk membaca buku, berkebun, melakukan yoga, berjalan kaki, atau sekadar berendam di bath tub.

Lazada Nivea

6. Sederhanakan rutinitas

Menyajikan sepiring buah, sepotong keju, dan roti kering bisa lebih menenangkan. Tidak harus selalu menyiapkan makanan padat karya yang dibuat dari awal.

7. Mengatur prioritas

Jika membaca cerita pengantar tidur dan waktu berpelukan ekstra itu penting, diamkan piring di wastafel. Atur mana yang lebih prioritas agar Bunda tidak stres.

8. Beristirahat sejenak dengan tarik napas yang dalam

“Pernapasan menghubungkan kembali kita dengan diri sendiri,” kata Jessica LaMarre,  ibu tiga anak yang tinggal di Arizona, pelatih kehidupan holistik, dan penulis 'Reclaim Your Self! A Working Mom’s Healing Journey Back to HerSelf’, dilansir dari PschyCentral.

“Pernapasan menenangkan saraf vagus yang menggerakkan Bunda dari sistem saraf simpatik (melawan, lari, atau diam) ke sistem saraf parasimpatis (istirahat dan mencerna),” tambah LaMarre.

Untuk berlatih, cukup tarik napas dalam-dalam beberapa kali sepanjang hari. Yuk atur manajemen stres untuk Bunda bekerja agar anak tidak melulu menjadi korban ketika pekerjaan sedang menumpuk.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fia/fia)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda