Kapan Awal Puasa 2024? Cek Jadwal Puasa Ramadan 1445 H

Close-up of religious Muslim woman and her family praying before the meal at dining table on Ramadan.

Kapan Awal Puasa 2024? Cek Jadwal Puasa Ramadan 1445 H /Foto: Getty Images/Drazen Zigic

Puasa Ramadan 1445 H akan dimulai di awal tahun. Saat ini mungkin sudah terbesit di benak Bunda, "berapa hari lagi untuk menuju puasa 2024?". Mengingat seberapa besar momen penting ini menjadikan banyak sekali orang sudah menantikan kedatangannya, Bunda.

Adapun waktu menuju bulan suci Ramadhan 1445 H ini menghitung mundur yang membuat umat Islam semakin mempersiapkan diri secara spiritual.

Adapun bulan puasa Ramadhan menjadi suatu waktu yang dianggap suci, dimana para umat Islam berbondong-bondong meningkatkan ibadahnya, introspeksi diri, dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Bulan ini akan menjadi puncak kebahagiaan umat Islam secara spiritual, Bunda.

Selain itu, momen lebaran tahun 2024 setelah menjalani puasa satu bulan penuh menjadi suatu hal yang mampu mengukir kebahagiaan, kehangatan, dan keceriaan yang dapat Bunda rasakana bersama Si Kecil dan keluarga di rumah.

Untuk itu, artikel ini akan membahas beberapa informasi terkait dengan penentuan awal puasa Ramadhan 2024 dan informasi pendukung lainnya yang dilansir dari laman Detikcom dan berbagai sumber. Simak penjelasan selengkapnya yuk, Bunda.

Kapan awal puasa Ramadhan 2024 dan berapa hari lagi?

Berdasarkan kalender Hijriah Indonesia tahun 2024 mendatang yang disusun oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) RI, penetaan awal puasa bulan Ramadhan akan jatuh pada tanggal 12 Maret 2024 dan akan berakhir pada tanggal 9 April 2024, Bunda.

Oleh sebab itu, berdasarkan pernyataan kalender tersebut, puasa bulan Ramadhan 2024 akan berlangsung kurang lebih 97 hari lagi dari sekarang, lho. Untuk perayaan Idul Fitri sendiri diprediksi jatuh pada tanggal 10 April 2024 (apabila puasa berlangsung selama 29 hari) dan 11 April 2024 (apabila puasa berlangsung selama 30 hari).

Metode penentuan awal bulan Ramadhan

Menentukan awal masuknya bulan suci Ramadhan memiliki beberapa perbedaan yang didasarkan oleh para ulama, ilmuwan, pakar hisab-rukyat, dan berbagai organisasi yang ada di Indonesia.

Dengan demikian, Kementerian Agama (Kemenag) mengadakan sidang isbat guna menyatukan berbagai perbedaan pendapat tersebut. Adapun perbedaan tersebut didasarkan dengan metode penetapan yang berbeda-beda, Bunda. Berikut ini dua metode dalam rangka penetapan awal Ramadhan yang paling banyak digunakan.

1. Metode Rukyat

Metode rukyat sendiri seringkali disebut juga dengan metode observasi atau mengamati hilal atau istikmal. Mayoritas ulama dengan mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali menyatakan bahwa penetapan awal bulan Ramadhan hanya dapat dilakukan dengan metode rukyat ini, Bunda. Adapun metode ini menyempurnakan bulan Sya'ban menjadi 30 hari dan berpegang pada firman Allah SWT. dalam surah Al-Baqarah ayat 185 yang berbunyi:

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

Artinya: "Maka barangsiapa di antara kalian menyaksikan bulan maka hendaklah ia berpuasa (pada) Nya,"

Tak hanya itu, para ulama turut berpedoman pada hadits yang Rasulullah SAW. yang berbunyi:

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ

Artinya: "Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah kalian karena melihatnya. Jika kalian terhalang (dari melihatnya) maka sempurnakanlah bilangan Sya'ban menjadi tiga puluh hari," (HR. Bukhari, hadits no. 1776)

2. Metode Hisab

Berbeda dengan metode sebelumnya, metode hisab sendiri dipercayai oleh beberapa ulama seperti, Ibnu Suraij, Taqiyuddin al-Subki, Mutharrif bin Abdullah, dan Muhamad bin Mutaqil menyatakan bahwa penetapan awal bulan Ramadhan dapat ditetapkan dengan metode ini, dimana metode hisab menggunakan perhitungan untuk menentukan posisi hilal. Pernyataan para ulama ini juga didasarkan pada firman Allah SWT. dalam surah Yunus ayat 5 yang berbunyi:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ

Artinya: "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu),"

Selain itu, para ulama juga berpedoman pada sabda Rasulullah SAW. yang berbunyi:

إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

Artinya: "Jika kalian melihat hilal (hilal Ramadhan) maka berpuasalah, dan jika kalian melihatnya (hilal Syawal) maka berbukalah. Jika kalian terhalang (dari melihatnya) maka perkirakanlah ia,"

Awal puasa 2024 menurut prediksi Rukyatul Hilal Global

Dalam kalender Islam Hijriyah, Ramadhan di tahun 2024 mendatang memasuki tahun ke 1445, Bunda. Adapun berdasarkan kalender Islam tahun 2024 Masehi yang didasarkan oleh Alhabib dan juga kemungkinan rukhyatul hilal global, awal bulan puasa tahun 2024 akan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024, lho Bunda.

Melansir laman Nahdlatul Ulama, puasa bulan Ramadhan nantinya akan berlangsung selama 29 atau 30 hari tergantung dengan sabit yang menandai awal bulan terlihat atau tidak. Berdasarkan hal tersebut lah, apabila bulan tidak tampak pada malam hari ke-29, maka bulan Ramadhan akan terlaksana selama 30 hari penuh.

Untuk Hari Raya Idul Fitri tahun 2024 mendatan diprediksi akan jatuh pada Rabu, 10 April 2024. Meskipun begitu, tanggal-tanggal ini masih menjadi sebuah prediksi yang nantinya awal 1 Ramadhan dan Idul Fitri akan tetap ditentukan berdasarkan sidang isbat, dimana penentuan awal Ramadhan tersebut diadakan setiap tanggal 29 Sya'ban.

Tanggal-tanggal penting dan jadwal puasa Ramadan 2024 pada kalender Islam

Selama tahun 2024 nantinya, Bunda bisa memperhatikan jadwal bulan puasa Ramadhan sekaligus tanggal-tanggal penting lainnya berdasarkan kalender Islam dan Masehi agar jauh lebih memudahkan Bunda untuk memahaminya. Adapun tanggal-tanggal tersebut ialah sebagai berikut.