Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah Malang Nauru, Negara Terkaya Dunia yang Berubah Jadi Termiskin

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 18 Dec 2023 22:15 WIB

Ilustrasi Negara Nauru
Ilustrasi Negara Nauru/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Bunda pernah dengar negara Nauru? Negara ini pernah menjadi yang terkaya di dunia lho. Namun, dalam sekejap semuanya berubah. Negara ini menjadi yang termiskin dan bahkan tak layak huni.

Melansir dari laman news.com.au, Nauru merupakan negara kepulauan terkecil di dunia dengan luas hanya 21 kilometer persegi dan populasi lebih dari 10.000 jiwa. Negara bekas jajahan Inggris ini terletak Samudera Pasifik atau sekitar 4.000 km dari Sydney, Australia.

Dahulu, Nauru merupakan negara yang begitu makmur karena penemuan sejumlah besar fosil kotoran burung yang telah terakumulasi selama lebih dari 1.000 tahun. Kotoran burung tersebut menghasilkan fosfat yang lantas dijadikan pupuk untuk industri tambang negara itu, Bunda.

Pada tahun 1980, Nauru menjadi negara terkaya di dunia bila dihitung dari pendapatan per kapita. Hal tersebut menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa untuk sebuah pulau kecil.

Seketika menjadi kaya raya, para penduduk di sana pun mulai meninggalkan gaya hidup tradisional dan beralih gaya hidup tidak sehat, seperti minum alkohol dan merokok. Tak lama kemudian, krisis kesehatan melanda para penduduk hingga angka harapan hidup menjadi hanya 50 tahun.

Pada saat itu, angka diabetes, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya melonjak seiring banyaknya penduduk yang mengalami obesitas. Pada tahun 2007, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan data, 94,5 persen penduduk Nauru mengalai kelebihan berat badan dan 71,7 persen mengalami obesitas. Angka tersebut menjadi yang tertinggi di dunia.

Lahan terlantar akibat pertambangan

Munculnya fosfat memang membuat Nauru menjadi negara terkaya pada masanya. Namun, masalah lain muncul karena industri tambang yang naik pesat membuat lahan Nauru yang dulunya hijau, berubah menjadi tandus.

Banyak lahan terlantar akibat sisa pertambangan. Akibatnya, kerusakan parah terjadi hingga 75 persen wilayah negara ini tidak layak dihuni.

Penduduk lokal sangat terpukul dengan semua dampak buruk tersebut, Bunda. Pendeta Gereja Jemaat Nauru, James Aingimea, bahkan sangat sedih melihat negaranya yang asri itu telah hilang.

"Saya berharap tidak pernah menemukan fosfat itu," kata James kepada New York Times.

"Saya berharap Nauru bisa seperti sebelumnya. Ketika saya masih kecil, Nauru sangat indah, ada pepohonan, warna hijau di mana-mana, dan kami bisa makan kelapa segar dan sukun. Sekarang, saya melihat apa yang terjadi di sini dan saya ingin menangis," sambungnya.

Ada beberapa penyebab negara Nauru berubah menjadi termiskin. Selain karena gaya hidup penduduknya, pemerintahan di negara ini juga korup.

Simak penjelasan lengkap di halaman berikutnya ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


PENYEBAB KEMISKINAN: GAYA HIDUP PENDUDUK HINGGA PEMERINTAHAN KORUP

Ilustrasi Negara Nauru

Ilustrasi Negara Nauru/ Foto: Getty Images/mtcurado

Gaya hidup 'sultan' orang Nauru

Kekayaan yang dimiliki Nauru memang menaikkan derajat para penduduk di sana. Banyak penduduk berhenti bekerja dan menghambur-hamburkan uang untuk liburan mahal atau membeli mobil sport, seperti Lamborghini.

Akibat gaya hidup tersebut, uang mereka cepat habis. Saat itu, tak banyak yang berpikir untuk melakukan investasi.

"Hampir tidak ada orang yang berpikir untuk menginvestasikan uangnya. Uang kertas dollar bahkan digunakan sebagai tisu toilet. Rasanya setiap hari adalah hari pesta," kata seorang warga kepada BBC.

Tak cuma penduduk Nauru, pemerintah pun gagal melakukan investasi. Apa yang mereka bangun tidak pernah bisa berkembang.

"Banyak uang yang diinvestasikan pada hal-hal yang ternyata tidak berhasil. Misalnya, bangunan di luar negeri, seperti Nauru House di Melbourne, hotel di beberapa negara, pabrik fosfat, dan anehnya, di negara seperti India dan Filipina, sebagian besar tidak pernah benar-benar bertahan," ujar kepala Sekolah Geosains di Universitas Sydney, Profesor John Connell kepada ABC.

Banner Menu Sayur Tanpa Santan

Krisis keuangan parah

Pada 2001, Nauru menandatangani perjanjian dengan Australia untuk menjadi pusat penampungan pengungsi dengan imbalan bantuan asing. Artinya, Nauru menjadi tempat penampungan pengungsi sebelum masuk ke Australia, Bunda.

Pada tahun tersebut, jumlah bantuan yang diberikan Australia sekitar $27,1 juta atau sekitar Rp400 miliar. Namun, fasilitas ini sering mendapatkan sorotan usai adanya tuduhan penyiksaan, pelecehan seksual, dan terlalu banyaknya orang yang ditampung.

Dikutip dari Guardian, pada tahun 2002, Nauru telah berhenti membayar pinjaman yang membengkak akibat devaluasi dollar Australia terhadap dollar AS. Negara ini pun kehilangan aset-aset penting, seperti Nauru House di Melbourne, Downtowner Motel di Carlton, dan Mercure Hotel di Sydney.

Pemerintahan yang korup

Negara Nauru menjadi yang termiskin bukan cuma karena gaya hidup penduduknya yang berubah. Tapi juga karena pemerintahan yang korup.

Ada pejabat yang kedapatan melakukan cara-cara tidak kompeten untuk menghilangkan kekayaan negaranya, seperti mendanai pertunjukan musikal West End di London, Inggris. Selain itu, seorang penasihat keuangan negara itu ketahuan menggelapkan dana sekitar 60 juta dollar Amerika.

Pada tahun 1990-an, negara Nauru bahkan berubah menjadi tempat pencucian uang yang menjual izin perbankan dan paspor, termasuk paspor diplomatik. Pelanggannya termasuk mafia Rusia dan al-Qaeda.

Negara Nauru kini

Nauru menghabiskan waktu bertahun-tahun bergelut dalam kemiskinan karena kehabisan uang. Pada ulasan di tahun 2018, disebutkan bahwa pemerintah Nauru berinvestasi pada dua kapal tuna berbendera Korea dalam upaya mendapatkan keuntungan besar dari industri perikanan.

Negara ini juga merencanakan proyek penambangan bawah laut di bawah DeepGreen. Dikatakan bahwa perusahaan ini berencana untuk memulai penambangan komersial pada tahun 2025.

"Pemerintahan saya terus mencari sumber pendapatan lain untuk Nauru. Bukan hanya sekarang, tapi juga untuk masa depan. Kerja sama dengan DeepGreen ini akan memastikan bahwa pendapatan kami akan terdiversifikasi dengan baik untuk anak-anak kami dan anak-anak mereka di masa depan," kata Baron Waqa, saat menjabat presiden Nauru beberapa tahun lalu.

Saat ini, Nauru dipimpin oleh David Adeang, yang pernah menjabat sebagai menteri keuangan di bawah kepemimpinan Baron Waqa. Bersama Baron Waqa, Adeang pernah dituduh menerima suap dari perusahaan pengekspor fosfat. Namun, keduanya membantah keterlibatan.

Simak juga 5 tips mendiskusikan finansial dalam rumah tangga, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


(ank/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda