Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Mengapa Tuyul Tidak Mencuri Uang di Bank? Ini Penjelasannya Bun

Tim Haibunda   |   HaiBunda

Rabu, 27 Dec 2023 19:05 WIB

Ilustrasi uang rupiah
Mengapa Tuyul Tidak Mencuri Uang di Bank? Ini Penjelasannya Bun/Foto: Getty Images/iStockphoto/Squirescape
Jakarta -

Dalam cerita masyarakat, tuyul dikenal sebagai salah satu makhluk halus yang sering mencuri uang seseorang di rumah, baik itu di dompet, celengan, atau tempat lainnya. Akan tetapi, tak sedikit juga masyarakat yang mempertanyakan, mengapa tuyul tidak mencuri uang di bank?

Seorang Budayawan Suwardi Endraswara dalam Dunia Hantu Orang Jawa (2004) menuliskan kegiatan tuyul dilakukan dari rumah ke rumah dan pekerjaannya tak hanya sebatas mencuri uang, tetapi juga barang dan surat-surat berharga. Biasanya, ini dilakukan oleh seseorang yang tergila-gila dengan kekayaan.

Akan tetapi, pernahkah Bunda terpikirkan kenapa tuyul hanya melakukan pencurian dari rumah ke rumah dan bukan mencuri lewat bank atau saldo e-money?

Melansir dari laman CNBC Indonesia, sejauh ini memang belum ada kasus bank yang kehilangan uang akibat pencurian oleh makhluk halus bertubuh kecil itu. Di internet berseliweran informasi soal jawab dari pertanyaan ini.

Ada yang menyebut tuyul takut terhadap logam karena uang di bank tersimpan di dalam brankas. Sementara itu, ada juga yang beranggapan bahwa bank memiliki ‘penjaga’ berupa makhluk halus lain yang ditakuti oleh tuyul.

Meski begitu, jawaban tersebut hanya sebatas dugaan dari suatu hal yang memang tidak logis. Akan tetapi, terlepas dari apa jawabannya, satu hal pasti terdapat alasan sains di balik cerita mistis tuyul.

Alasan inilah yang bisa mematahkan keberadaan tuyul dan juga alasan kenapa tuyul tidak mencuri uang ke bank atau mengambil saldo e-money seseorang.

Untuk memahami penjelasannya, kita harus memundurkan waktu ke tahun 1870-an. Kala itu, Belanda meresmikan kebijakan pintu terbuka atau liberalisasi ekonomi menggantikan sistem tanam paksa.

Sekilas perubahan tersebut membawa angin segar karena dinilai mampu menyejahterakan masyarakat. Akan tetapi, kenyataannya tidak, Bunda.

Menurut Jan Luiten van Zanden dan Daan Marks dalam Ekonomi Indonesia 1800-2010 (2012), liberalisasi ekonomi justru melahirkan rezim kolonial baru yang di dalamnya terjadi pengambilalihan perkebunan rakyat untuk diubah menjadi perkebunan besar dan pabrik gula.

Situasi ini kemudian membuat kehidupan masyarakat terpuruk, khususnya para petani kecil di Jawa yang semakin terperosok ke dalam jurang kemiskinan. Sebab, mereka tidak lagi memiliki kekuasaan atas lahan perkebunan.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda