MOM'S LIFE
Waktu Ideal untuk Cuti atau Berhenti Bekerja saat Hamil
Amira Salsabila | HaiBunda
Jumat, 26 Jan 2024 18:40 WIBSetiap bunda memiliki kehamilan yang berbeda-beda. Untuk itu, ada beberapa pedoman umum yang dapat membantu Bunda mengambil keputusan kapan waktu ideal untuk mengambil cuti atau mungkin berhenti bekerja saat hamil.
Banyak sekali faktor yang dapat memengaruhi keputusan bekerja atau tidak selama kehamilan. Banyak ibu hamil yang memilih berhenti bekerja beberapa minggu sebelum bayinya lahir. Sedangkan yang lain memilih untuk bekerja sampai kelahiran bayinya.
Meskipun dokter kandungan Bunda mungkin memiliki saran khusus untuk Bunda tentang kapan harus mengambil cuti dan berhenti bekerja, ada beberapa hal yang mungkin bisa dipertimbangkan untuk mengambi keputusan tersebut.
Waktu Ideal untuk Cuti atau Berhenti Kerja saat Hamil
Tidak ada waktu yang tepat untuk memulai cuti dan kapan berencana berhenti bekerja akan bergantung pada sejumlah faktor. Banyak bunda yang berpendapat bahwa usia kehamilan 34-36 minggu adalah waktu yang ideal untuk mulai cuti.
Jadi, jika ingin memulai cuti pada usia kehamilan 36 minggu, Bunda perlu memberitahu atasan tentang rencana tersebut pada saat kehamilan 26 minggu.
Cuti hamil dapat dimulai hingga 6 minggu sebelum tanggal jatuh tempo, atau lebih awal jika perusahaan menyetujuinya. Jika ingin bekerja dalam waktu 6 minggu dari tanggal tempo, perusahaan dapat meminta surat keterangan medis.
Rencanakan cuti atau berhenti bekerja dari jauh-jauh hari agar tidak melakukan terlalu banyak pekerjaan atau stres sebelum akhirnya mengambil cuti atau berhenti.
Faktor yang Perlu Dipertimbangkan untuk Cuti atau Berhenti Bekerja saat Hamil
Mengambil cuti atau berhenti bekerja mungkin sering membuat para ibu bekerja yang sedang hamil bingung menentukan mana yang lebih baik. Untuk membantu Bunda mempermudah dalam pengambilan keputusan, pertimbangkan beberapa hal berikut ini.
1. Keselamatan dalam Bekerja
Dokter mungkin menyarankan adanya perubahan tugas pekerjaan. Hal ini dapat mencakup membatasi jumlah waktu yang dihabiskan untuk berdiri, menghindari mengangkat beban berat, atau menghindari pekerjaan berat lainnya.
Melansir dari laman pregnancy birth & baby, semua pekerja yang hamil, termasuk pekerja lepas, berhak untuk dipindahkan ke pekerjaan yang aman jika kondisi tersebut tidak aman bagi mereka untuk melakukan pekerjaan biasa ketika sedang hamil.
Jika tidak tersedia pekerjaan yang aman, mungkin Bunda bisa mengambil keputusan untuk cuti bekerja dengan memberikan surat keterangan dari dokter.
Sangat penting untuk memikirkan risiko dan bahaya terhadap kehamilan jika bekerja dengan bahan kimia, hewan, atau melakukan pekerjaan berat secara fisik. Bunda juga perlu mempertimbangkan ketegangan fisik dan emosional dari pekerjaan, perjalanan, postur tubuh, dan pergerakan di tempat kerja.
Jumlah jam kerja juga bisa menjadi faktornya. Jika jam kerja biasanya lebih lama dari hari biasa, mungkin ini saatnya untuk mengurangi pekerjaan. Bekerja selama berjam-jam dapat menyebabkan kelelahan dan stres, yang keduanya tidak sehat bagi Bunda dan bayi.
Oleh karena itu, cobalah berbicara dengan atasan tentang mengurangi jam kerja sebelum kelahiran Si Kecil.
2. Kesehatan Fisik
Penting untuk memperhatikan sinyal yang dikirimkan tubuh saat menjalani kehamilan. Jika merasa lelah, sulit konsentrasi, dan mengalami rasa sakit atau nyeri, mungkin inilah saatnya mempertimbangkan untuk istirahat dari pekerjaan.
Bunda perlu mempertimbangkan kesehatan secara keseluruhan dan kesehatan bayi yang ada di dalam kandungan.
Selain itu, jika mengalami komplikasi kehamilan atau masalah kesehatan apa pun, dokter mungkin menyarankan agar berhenti bekerja selama kehamilan. Komplikasi ini bisa berupa apa saja, mulai dari tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, persalinan prematur, atau masalah kesehatan lainnya.
3. Situasi Keuangan
Situasi keuangan saat ini merupakan faktor lain yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Jika tidak memiliki cuti berbayar, Bunda mungkin ingin bekerja sampai menjelang waktu kelahiran. Jika memiliki tabungan yang cukup atau sumber keuangan lainnya, mengambil cuti sebelum kelahiran mungkin menjadi pilihan yang baik.
Pastikan memiliki rencana untuk pengeluaran tak terduga atau waktu istirahat tak terduga. Setiap orang memiliki situasi keuangan yang berbeda-beda. Sayangnya, hal ini bisa menjadi faktor besar dalam lamanya waktu yang harus dihabiskan bersama bayi.
Banyak keluarga yang tidak bisa mengambil banyak waktu luang karena keterbatasan keuangan. Pada akhirnya, setiap Bunda yang hamil perlu mempertimbangkan situasi lain dan membuat keputusan terbaik untuk dirinya dan keluarga.
Nah, itulah waktu ideal untuk cuti atau berhenti bekerja bagi Bunda yang sedang hamil. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa)