MOM'S LIFE
7 Ciri-ciri HIV dan AIDS pada Wanita, Waspada ya Bun!
Arina Yulistara | HaiBunda
Rabu, 07 Feb 2024 21:50 WIBTahukah Bunda bagaimana ciri HIV dan AIDS pada wanita? Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) masih menjadi momok bagi masyarakat. HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh lebih sulit melawan infeksi dan penyakit. Sementara AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan tahap paling lanjut dari infeksi HIV.
Virus HIV dan AIDS tidak menyerang secara tiba-tiba. Tentu ada penyebab dan gejala yang ditunjukkan ketika seseorang terinfeksi virus ini.
AIDS terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sangat lemah, membuat orang rentan terhadap infeksi oportunistik dan kanker tertentu yang biasanya tidak membahayakan orang sehat.
Hingga kini, tak ada obat untuk HIV, tapi ada perawatan yang efektif untuk membantu Bunda dengan HIV hidup panjang dan sehat. Penting untuk diingat bahwa HIV dan AIDS tidak memiliki gejala spesifik yang berbeda antara pria dan wanita. Virus dan efeknya hampir sama tanpa terkecuali gender.
Meski demikian, ada beberapa ciri HIV dan AIDS pada wanita yang perlu Bunda waspadai. Coba yuk, baca penjelasannya di sini!
Tahap 1: Infeksi akut
Mengutip dari Healthline, tahap awal ini biasanya terlihat setelah 2 hingga 4 minggu tertular HIV dan merupakan titik di mana seseorang paling menular.
Tubuh merespons virus, biasanya menimbulkan gejala mirip flu. Dalam beberapa kasus, gejalanya sangat ringan sehingga Bunda mungkin tidak menyadarinya. Berikut beberapa ciri umum HIV yang terjadi pada tahap akut.
1. Kelenjar bengkak
Pembengkakan kelenjar getah bening sering kali merupakan salah satu tanda awal HIV dan dapat berlangsung selama beberapa bulan. Kelenjar getah bening terletak di seluruh tubuh, termasuk leher, belakang kepala, ketiak, dan paha.
Sebagai bagian dari sistem kekebalan, mereka menangkis infeksi dengan menyimpan sel kekebalan dan menyaring patogen. Ketika HIV mulai menyebar di dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh mulai bekerja. Dampaknya adalah pembesaran kelenjar getah bening.
2. Sakit tenggorokan
Sakit tenggorokan termasuk gejala umum pada tahap awal infeksi HIV. Ini mungkin berlangsung beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan dalam kasus yang jarang terjadi.
3. Sariawan di mulut
Sariawan juga bisa terjadi pada tahap awal dan mungkin merupakan tanda pertama adanya infeksi. Namun hal ini juga mungkin terjadi ketika HIV telah berkembang ke tahap selanjutnya.
Mereka mungkin muncul sebagai plak berwarna krem di lidah, langit-langit mulut, atau bibir yang sering kali pucat dan meninggalkan permukaan merah di bawahnya. Orang lain mungkin mengalami bisul merah di dalam pipi dan bibir yang terasa nyeri.
4. Ruam kulit
Kebanyakan orang dengan HIV mengembangkan penyakit kulit. Ruam adalah gejala umum dan berbagai jenis dapat muncul pada kulit. Hal ini mungkin merupakan gejala HIV itu sendiri atau akibat dari infeksi maupun kondisi yang terjadi bersamaan.
5. Berkeringat pada malam hari
Beberapa dari Bunda mengalami keringat malam dalam bulan pertama setelah tertular HIV. Penyakit ini terjadi ketika tubuh mencoba melawan infeksi saat tidur. Gejala lain, seperti demam, biasanya menyertai keringat malam.
Meski begitu, demam juga bisa muncul dengan sendirinya. Perlu dipahami, suhu 100,4°F (38°C) dianggap demam.
6. Sakit otot
Salah satu gejala yang paling mengganggu bagi banyak penderita HIV adalah otot mulai terasa nyeri dalam beberapa minggu pertama setelah infeksi. Hal ini sering kali disebabkan oleh gejala mirip flu.
Beberapa orang mungkin mengalami gejala lain yang menyerupai flu, seperti sakit kepala, kekurangan energi, dan panas dingin. Ini sering kali hilang dalam beberapa minggu.
Tahap 2: Infeksi kronis
Dikenal juga sebagai tahap tanpa gejala, infeksi HIV kronis merupakan tahap di mana virus tetap berada pada tingkat rendah di dalam tubuh. Beberapa orang tidak menunjukkan gejala sama sekali selama periode ini, meskipun virus masih bereplikasi. Ini dapat berlangsung selama beberapa tahun.
Orang lain mungkin mengalami gejala yang lebih parah daripada yang dialami pada tahap akut. Mulai dari batuk dan kelelahan hingga penurunan berat badan dan diare. Demam tinggi juga mungkin terjadi.
Tahap 3: Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
AIDS merupakan tahap HIV yang paling parah, di mana sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah. Tubuh menjadi lebih sulit untuk menangkal infeksi tertentu yang dikenal sebagai infeksi oportunistik.
HIV memudahkan terjadinya infeksi oportunistik. Beberapa di antaranya, termasuk radang paru-paru, TBC, kandidiasis mulut atau vagina, infeksi jamur (sejenis kandidiasis), dan infeksi bakteri mungkin lebih umum terjadi pada orang AFAB serta lebih sulit diobati.
Secara umum, orang dengan HIV yang tidak terkontrol juga lebih rentan terhadap infeksi kulit, mata, paru-paru, ginjal, saluran pencernaan, dan otak. Jika HIV tidak terkontrol, risiko kanker tertentu juga akan meningkat.
7. Perubahan menstruasi
Orang dengan HIV pada akhirnya mungkin mengalami perubahan pada siklus menstruasinya. Menstruasinya mungkin lebih ringan atau berat dari biasanya, mungkin bisa tidak menstruasi sama sekali. Gejala pramenstruasi yang lebih parah juga telah ditemukan.
8. Ciri lainnya
Jika HIV berkembang menjadi AIDS, gejala lainnya meliputi:
- Diare
- Mual dan muntah
- Penurunan berat badan
- Sakit kepala parah
- Nyeri sendi
- Nyeri otot
- Sesak napas
- Batuk kronis
- Kesulitan menelan
- Keringat malam yang parah dan kedinginan
- Kehilangan ingatan jangka pendek
- Kebingungan mental
- Koma
Itulah ciri-ciri HIV dan AIDS pada wanita yang jangan diabaikan. Segera periksakan diri ke dokter jika curiga Bunda atau anggota keluarga terkena HIV ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fia/fia)Simak video di bawah ini, Bun:
5 Rempah yang Ampuh untuk Mengatasi Sakit Kepala, Ada Jahe hingga Kayu Manis
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Ciri-Ciri HIV pada Kulit Wanita yang Perlu Diwaspadai
Hari AIDS Sedunia, Kenali Bahaya Virus HIV yang Mematikan
5 Ribu Ibu Rumah Tangga di Indonesia Terinfeksi HIV Setiap Tahun
Gejala Awal HIV Mirip Flu, Ini yang Membedakannya dengan COVID-19
TERPOPULER
Benarkah Ukuran Payudara Meningkatkan Risiko Kanker?
Ketahui Manfaat Obat Cyclo Progynova untuk Program Hamil, Aturan Konsumsi, dan Risiko
Kebutuhan Zat Besi untuk Bayi dan Cara Memenuhinya, Bunda Perlu Tahu
Terpopuler: Ucapan Romantis Deva Mahenra untuk Mikha Tambayong yang Ultah
Pilihan Diet Salah Penyebab Berat Badan Sulit Turun
REKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Bronzer untuk Pemula hingga Kulit Sawo Matang
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Skincare Bayi yang Aman untuk Kulit Si Kecil
Mutiara PutriREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Glitter Terbaik untuk Makeup Korean Look
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Shampo Anti Jamur untuk Anak, Aman untuk Kulit Kepala Si Kecil & Lembut
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Maskara Waterpoof dan Bikin Lentik Tahan Lama
Amira SalsabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Momen Cinta Laura Masak hingga Asyik Ulek Sambel Tuai Sorotan, Ini Potretnya
Kebutuhan Zat Besi untuk Bayi dan Cara Memenuhinya, Bunda Perlu Tahu
Benarkah Ukuran Payudara Meningkatkan Risiko Kanker?
Ketahui Manfaat Obat Cyclo Progynova untuk Program Hamil, Aturan Konsumsi, dan Risiko
Ezzar Raditya Anak Sahrul Gunawan Resmi Jadi Mahasiswa UI, Intip Potretnya Pakai Jaket Almamater
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Lirik Lagu White Horse - Taylor Swift yang Viral di TikTok
-
Beautynesia
5 Rahasia Awet Muda ala Dian Sastrowardoyo, Tetap Glowing di Usia 40-an
-
Female Daily
Behind the Beauty: Rahasia Avoskin & Paragon Menciptakan Brand Kecantikan dengan Dampak Nyata
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Pewaris Gucci Menang Gugatan Rp 1,8 T Usai Dilecehkan Oleh Ayah Tiri
-
Mommies Daily
10 Kesalahan Pola Asuh Orang Tua yang Bisa Menumbuhkan Benih Korupsi pada Anak