Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Sambut Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Investasi untuk Dorong Kesetaraan Gender

Annisa A   |   HaiBunda

Kamis, 07 Mar 2024 18:55 WIB

Kesetaraan Gender
Sambut Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Investasi pada Perempuan untuk Dorong Kesetaraan Gender / Foto: UN WomenAriyanto Nugroho.
Jakarta -

Perempuan dihadapkan dengan berbagai tantangan sosial. Meski sudah ada kemajuan, rintangan untuk mencapai kesetaraan gender masih tetap ada.

Kesetaraan gender atau gender equality ditandai dengan pemenuhan hak serta kewajiban yang setara antara perempuan dan laki-laki.

Sejak beberapa tahun terakhir, perjuangan memajukan kesetaraan gender dilakukan lewat berbagai hal, mulai dari bidang pendidikan dan kepemimpinan terhadap perempuan, serta perjuangan hak asasi manusia.

Di sisi lain, kesetaraan gender masih belum sepenuhnya tercapai lantaran ada banyak perempuan dan anak perempuan di dunia yang terus menghadapi marginalisasi, ketidakadilan, dan diskriminasi.

Data statistik mengungkapkan realitas yang suram bahwa di setiap wilayah dunia, perempuan lebih mungkin menghadapi kelaparan daripada laki-laki, Bunda.

Krisis global yang terjadi turut berdampak secara tidak proporsional terhadap perempuan dan anak perempuan. Hal itu membuat mereka mengalami kesulitan, terutama di daerah yang terkena dampak konflik, perubahan iklim, kemiskinan, dan kelaparan.

Sejauh ini, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 30.000 jiwa, yang 70 persennya adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, sekitar satu juta perempuan telah mengungsi dan 3.000 perempuan menjadi janda karena genosida tersebut.

Sementara itu di Indonesia, kesetaraan gender dalam pendidikan telah berhasil dicapai meski masih terasa lambat di beberapa sektor.

Tantangan kesetaraan gender di Indonesia

Data BPS 2023 memperlihatkan bahwa partisipasi angkatan kerja perempuan adalah 54,4 persen. Jumlah tersebut cukup jauh di bawah partisipasi laki-laki, Bunda.

Selain itu, 64 persen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dikelola oleh perempuan. Namun mirisnya, mereka hanya direpresentasikan secara besar di bisnis skala mikro.

Perempuan juga menjadi korban kekerasan dan praktik berbahaya lainnya. Prevalensi masalah ini masih terbilang tinggi di Indonesia, Bunda.

Survei Nasional Pengalaman Hidup Perempuan (SPHPN) 2021 melaporkan bahwa 1 dari 4 perempuan berusia 15-64 tahun telah mengalami kekerasan dalam hidupnya.

Kesetaraan gender diperjuangkan bukan tanpa alasan. Hal ini turut memengaruhi kemampuan perempuan dan anak perempuan untuk membuat keputusan sendiri tentang tubuh, kesehatan, dan masa depan mereka.

Ada konsekuensi yang amat serius apabila kesehatan seksual dan reproduksi serta hak reproduksi perempuan dan anak perempuan tidak terpenuhi.

Sebagai contoh kasus, ada lebih dari setengah putri dari perempuan usia 15-49 tahun yang tinggal bersama telah menjalani pemotongan dan pelukaan genitalia perempuan (P2GP), menurut SPHPN 2021.

Selain itu, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2022 menunjukkan bahwa 1 dari 12 perempuan berusia 20-24 menikah sebelum berusia 18 tahun.

Perempuan juga mengalami tantangan besar saat melahirkan. Di Indonesia, seorang ibu meninggal setiap jam karena komplikasi dari kehamilan dan persalinan.

"Kita membutuhkan investasi publik dan swasta dalam program untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan, memastikan pekerjaan layak, dan mendorong inklusi dan kepemimpinan perempuan dalam teknologi digital, pembangunan perdamaian, aksi iklim, dan di semua sektor ekonomi," tutur Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Valerie Julliand dalam rilis yang diterima HaiBunda, Kamis (7/3/2024).

Upaya memajukan kesetaraan gender

Menyambut Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2024, banyak kolaborasi dari berbagai pihak untuk mendukung pemerintah dalam memajukan kesetaraan gender.

Dalam Laporan Tahunan PBB untuk Indonesia 2022 yang diluncurkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, upaya PBB dalam kesetaraan gender ini telah disoroti.

Salah satu implementasi ditunjukkan lewat dukungan terhadap lebih dari 7000 perempuan wirausaha. UN Women memberi mereka akses ke pengembangan keterampilan kewirausahaan dan digital, serta akses ke komunitas belajar.

Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Perempuan (WEPs) yang diinisiasi oleh UN Women dan Global Compact, kini telah ditandatangani oleh 9.000 perusahaan secara global.

Dari ribuan perusahaan itu, ada 182 perusahaan asal Indonesia yang menunjukkan komitmen dari sektor swasta untuk mendorong kesetaraan gender lewat praktik dan budaya bisnis.

Ratna peserta pelatihan Together Digital UN WomenRatna peserta pelatihan Together Digital UN Women/ Foto: UN Women/Putra Djohan

UN Women berkolaborasi dengan program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, meluncurkan program Together Digital yang didukung oleh Ant Foundation.

Aksi tersebut bertujuan untuk mendukung dan memberdayakan kewirausahaan perempuan agar dapat berpartisipasi dalam ekonomi digital. Salah satu pesertanya yaitu Ratna, kini menjadi wirausaha sukses di Lombok usai menerima pelatihan.

Upaya lainnya juga dilakukan oleh UNFPA dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) yang melakukan Survei Nasional Pengalaman Hidup Perempuan. Survei dilakukan untuk memperdalam pemahaman dan meningkatkan respons kebijakan terkait kekerasan terhadap perempuan, serta memperkuat layanan bagi penyintas kekerasan berbasis gender.

Pemerintah juga berkolaborasi dengan UNDP untuk menerbitkan pedoman dan standar untuk pertimbangan gender dalam berbagai sektor, termasuk pertambangan emas skala kecil dan anggaran iklim.

Di sisi lain, UNICEF bekerja mengelola air minum yang aman dikonsumsi, melakukan integrasi kesetaraan, kesetaraan gender, dan peluang kerja.

Sementara itu UNAIDS dan Jaringan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) terus melibatkan organisasi komunitas dalam merevisi KUHP. Tak kalah penting, UNESCO berperan dalam analisa sektor film Indonesia untuk inklusivitas gender.

Kolaborasi yang dilakukan oleh berbagai pihak sejalan dengan tema Hari Perempuan Internasional 2024 yaitu "Berinvestasi pada perempuan: Mempercepat kemajuan". Kolaborasi tersebut diharapkan dapat memajukan kesetaraan gender, Bunda.

"Di Hari Perempuan Internasional, mari tegaskan kembali komitmen kita dalam mempercepat upaya untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia," ujar Valerie.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video tentang fakta Kartini, pahlawan emansipasi perempuan:

(anm/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda