Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Benarkah Laki-laki Lebih Suka Perempuan Bodoh & Tunduk, Ini Kata Komnas Perempuan

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Kamis, 28 Apr 2022 22:10 WIB

Portrait of young 35s just married couple in love posing photo shooting seated on couch in modern studio apartments, concept of capture happy moment, harmonic relationships, care and sincere feelings
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes
Jakarta -

Isu soal kesetaraan gender masih menyita perhatian publik, Bunda. Termasuk yang terbaru soal kabar bahwa laki-laki disebut lebih suka perempuan bodoh dan tunduk sebagai pasangan hidup. Benarkah demikian?

Wakil Ketua Komnas Perempuan Mariana Amiruddin menuturkan bahwa pada praktiknya, laki-laki pastinya memilih perempuan cerdas sebagai pasangan.

"Ketika sudah akan menikah, mereka (laki-laki) tidak akan memilih perempuan yang bodoh," katanya kepada HaiBunda.

"Sebab, perempuan bodoh jadinya tidak bisa mengelola rumah tangga, kan?" ujarnya.

Mariana menjelaskan bahwa pernyataan bahwa laki-laki memilih perempuan bodoh memang masih selalu hadir hingga saat ini. Menurutnya, itu hanya mitos yang disebarkan oleh budaya patriarki.

"Itu hanya mitos yang disebarkan oleh budaya patriarki, seolah perempuan pintar itu tidak mau tunduk pada laki-laki," katanya.

Kemudian, ia juga sebut bahwa ini bukan soal tunduk atau tidaknya pasangan dalam sebuah hubungan, khususnya pernikahan, Bunda. Melainkan soal kerja sama yang terjadi di dalamnya.

"Lagi pula ini bukan soal tunduk atau tidak tunduk dalam pernikahan. Tapi lebih ke kerja sama dengan pasangan dalam membangun rumah tangga," tuturnya.

Dalam pernikahan, suami dan istri memiliki peran masing-masing dan harus menjadi pribadi sendiri. Mengapa? Karena jika tak jadi diri sendiri, maka pasangan akan sulit mengenali satu sama lain. Oleh karena itu, setiap pasangan dalam pernikahan harus saling mengenal.

"Secara individu tetap jadi dirinya sendiri, karena bagaimana orang bisa membangun pernikahan kalau tidak saling mengenal kepribadian masing-masing," katanya.

Mariana juga mengingatkan bahwa laki-laki memang sudah diatur dalam undang-undang sebagai kepala keluarga. Meski demikiana, dalam praktiknya, perempuan juga bisa diajak bekerja sama.

"Meskipun dalam undang-undang perkawinan, kepala keluarga adalah laki-laki, tapi dalam praktiknya keduanya bisa bekerja sama, saling memimpin."

"Tapi dengan budaya yang berlaku, memang laki-laki yang memimpin. Itu pun memang tugas yang berat untuk mereka, karena memimpin bukan hal yang mudah," katanya.

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda