Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Perut Sakit Setelah Buka Puasa, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Kamis, 21 Mar 2024 21:50 WIB

Ilustrasi sakit perut atau gejala maag
Perut Sakit Setelah Buka Puasa, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya/Foto: Getty Images/iStockphoto/Jajah-sireenut
Daftar Isi

Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang penuh berkah dan dinanti-nantikan oleh umat Islam. Namun beberapa orang mungkin mengalami sakit perut setelah berbuka puasa. 

Rasa tidak nyaman ini tentu bisa mengganggu momen kebersamaan di bulan Ramadhan. Bunda juga akan merasa kesulitan untuk menjalankan ibadah salat wajib dan tarawih bila perut sakit setelah buka puasa.

Melansir dari Times of India dan Cleveland Clinic, berikut ini Bubun rangkum hal-hal apa saja yang mungkin menjadi penyebab sakit perut setelah buka puasa.

Banner Cara Anak Cintai Diri Sendiri

Penyebab sakit perut setelah puasa

1. Makan berlebihan

Saat perut kosong setelah seharian berpuasa, wajar jika rasa lapar terasa begitu kuat. Hal ini dapat membuat Bunda makan berlebihan. Kebiasaan ini dapat menyebabkan perut kembung, begah, dan sakit.

Itu karena rata-rata perut Bunda hanya mampu menampung sekitar 1 atau 2 cangkir makanan. Ketika Bunda makan lebih dari itu maka akan mengembang ruang bagi makanan tambahan. Hal ini pada akhirnya menyebabkan ketidaknyamanan dan sakit perut.

2. Makan terlalu cepat

Alasan umum lainnya perut sakit setelah buka puasa adalah makan terlalu cepat. Saat Bunda makan terlalu cepat maka menelan udara ekstra bersama makanan tersebut.

Ketika makanan berlebih mencapai perut Bunda, hal itu menyebabkan kembung dan gas. Hal ini membuat perut Bunda terlihat besar dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Selain itu, bisa menghalangi tubuh Bunda menyerap nutrisi.

3. Mengonsumsi makanan pedas dan berlemak

Makanan pedas dan berlemak dapat mengiritasi lambung dan menyebabkan sakit perut. Terlebih saat perut kosong, efeknya bisa lebih terasa. 

Makanan pedas dan berlemak bisa berasal dari gorengan beserta sambal kacang yang umum menjadi sajian berbuka puasa di Indonesia. Ganti gorengan dengan 3 buah kurma saja agar lebih sehat.

3. Kurang minum air putih

Dehidrasi dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan, termasuk sakit perut. Pastikan minum air putih yang cukup saat berbuka puasa untuk menjaga tubuh terhidrasi.

Hindari banyak mengonsumsi minuman manis, seperti sirup setelah berbuka puasa. Tetap imbangi dengan banyak mengonsumsi air putih.

4. Terlalu banyak mengonsumsi kafein

Sering buka puasa dengan teh hangat? Tidak apa tapi jangan berlebihan. Ingat, kafein dapat meningkatkan produksi asam lambung yang akan menyebabkan sakit perut, terutama pada orang yang memiliki masalah pencernaan seperti maag. Hindari pula langsung minum kopi setelah berbuka puasa.

5. Gangguan pencernaan

Beberapa orang mungkin memiliki kondisi medis tertentu yang dapat menyebabkan sakit perut setelah berbuka puasa, seperti maag, GERD, atau IBS. Kondisi ini bisa kambuh saat berpuasa. 

Makanan yang perlu dihindari saat buka puasa agar tidak sakit perut

1. Makanan yang terlalu asam

Makanan yang terlalu asam seperti jeruk, tomat, dan sambal dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang kosong setelah seharian berpuasa. Hal ini dapat menyebabkan rasa perih, mual, dan kembung.

2. Makanan pedas

Sama seperti makanan yang asam, makanan yang terlalu pedas juga dapat mengiritasi lambung dan menyebabkan rasa tidak nyaman. Sebaiknya hindari makanan pedas saat berbuka puasa, terutama bagi Bunda yang memiliki masalah pencernaan.

3. Makanan berminyak

Makanan yang berminyak seperti gorengan dan makanan bersantan dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan rasa kenyang berlebihan. Hal ini dapat membuat Bunda tidak nafsu makan untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat.

4. Makanan yang terlalu manis

Makanan yang terlalu manis seperti dessert dapat menyebabkan lonjakan gula darah diikuti dengan penurunan gula darah secara drastis. Hal ini dapat menyebabkan rasa lemas, pusing, dan sakit kepala.

5. Minuman bersoda

Minuman bersoda mengandung banyak gula dan gas yang dapat menyebabkan kembung dan sakit perut. Sebaiknya ganti minuman bersoda dengan air putih, jus buah segar, atau teh herbal.

Cara mengatasi perut sakit setelah buka puasa

Minum banyak air

Tetap terhidrasi sangat penting saat berbuka puasa. Selain melancarkan pencernaan, ini juga bisa membantu masalah kesehatan umum lainnya yang terkait dengan lama tidak makan, seperti sembelit, sakit kepala, dan sakit punggung.

Hindari minuman bersoda karena mengandung banyak gula dan gas dapat menyebabkan kembung. Usahakan juga untuk menghindari kafein karena bersifat diuretik dan akan menyebabkan Bunda lebih sering ke kamar mandi sehingga bisa dehidrasi. Kafein juga bisa menyebabkan kram perut dan diare jika dikonsumsi saat perut kosong.

Hindari makan berlebihan

Hal ini mungkin sulit dilakukan jika Bunda belum makan sepanjang hari, namun tiba-tiba berbuka puasa dengan porsi besar. Hal ini dapat menyebabkan kram perut dan naiknya asam lambung yang parah. Jika memungkinkan, berbuka puasa dengan camilan kecil, dan batasi waktu makan.

Hindari makanan tinggi lemak

Selain membuat Bunda merasa lesu dan secara umum tidak sehat, makanan yang memiliki kandungan lemak tinggi membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna. Hal ini dapat menyebabkan sakit perut dan menimbulkan perasaan mual.

Jangan tidur dengan perut kenyang

Usahakan berhenti makan minimal 2 jam sebelum tidur. Hal ini bisa menjadi rumit jika makan dibatasi pada malam hari. Tidur dengan perut yang sangat kenyang dapat menghalangi sistem pencernaan untuk bekerja dengan baik.

Makan lebih banyak serat

Serat adalah salah satu makanan paling baik di sistem pencernaan Bunda. Serat bisa membantu mencegah kembung dan sembelit.

Untuk mendapatkan cukup serat saat berpuasa bisa jadi rumit. Pilih makanan utuh dan makanan gandum bila memungkinkan dan tambahkan kacang-kacangan ke dalam menu buka puasa Bunda.

Jika sakit perut terus menerus terjadi atau disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, diare, atau demam, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fia/fia)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda