HaiBunda

MOM'S LIFE

Kualitas Air di Indonesia Masih Rendah, Begini 5 Tips Mengatasinya Bun

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Kamis, 15 Aug 2024 21:08 WIB
Ilustrasi Kualitas Air/Foto: iStock
Jakarta -

Air menjadi salah satu penunjang kehidupan yang penting untuk dijaga, Bunda. Sayangnya, kualitas air di berbagai negara masih sangat rendah, termasuk di Indonesia.

Pengelolaan air baiknya dilakukan dengan cara yang tepat. Hal ini karena air akan digunakan untuk berbagai macam kegiatan rumah tangga mulai dari mandi, minum, memasak, bahkan pengairan sawah dan kebun.

Data dari UNICEF mengungkap bahwa studi baru menemukan hampir 70 persen dari 20.000 sumber air rumah tangga yang diuji di Indonesia, telah tercemar limbah tinja. Kondisi ini tentu berdampak pada aspek kesehatan seperti tingginya penyakit diare yang juga merupakan penyebab utama kematian pada balita.


Kualitas air di Indonesia

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut saat ini Indonesia masih memiliki indeks kualitas air yang sangat rendah. Bukan tanpa alasan, hal ini terjadi karena air sudah tercemar limbah domestik dan industri pertanian dan peternakan.

Adapun pencemaran yang paling besar berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) berasal dari limbah domestik. Di tahun 2021, data tersebut mencatat sebanyak 80,29 persen rumah tangga di Indonesia sudah memiliki septic tank. Namun, limbahnya tetap dibuang ke lingkungan sehingga terjadi pencemaran, Bunda.

Limbah domestik atau limbah rumah tangga yang dimaksud ini sangat beragam jenisnya. Misalnya saja air bekas, limbah dapur, serta limbah domestik lainnya.

Umumnya, limbah domestik akan memberikan dampak positif jika dikelola dan didukung dengan sistem yang memadai. Sayangnya, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan membuat limbah domestik turut mencemari air, sehingga kualitasnya pun memburuk.

Negara lain yang memiliki kualitas air buruk

Tidak hanya Indonesia yang memiliki kualitas air yang buruk. Melansir dari laman World Vision, berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretan negara lain yang memiliki kondisi serupa:

1. Nigeria

Nigeria merupakan negara terbesar di Afrika Barat, Bunda. Meski begitu, negara ini termasuk salah satu negara yang memiliki kualitas air terburuk.

Lebih dari 40 persen populasi masyarakat Nigeria hidup dengan kemiskinan. Sebagian besar masyarakatnya bekerja di sektor pertanian sehingga mereka mengalami kesulitan dengan kekurangan air dan kekeringan yang sering terjadi.

2. Papua Nugini

Sebagian besar populasi Papua Nugini adalah pedesaan terpencil yang tersebar di 600 pulau. Seringkali penduduknya mengalami masalah kekurangan air bersih dan sanitasi, serta kurangnya memahami praktik kebersihan dasar.

3. Republik Kongo

Hampir 64 persen penduduk Kongo hidup dalam kemiskinan ekstrem. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu dari lima negara termiskin di dunia, Bunda.

Banyak masyarakat di Kongo hanya memiliki akses air yang tidak bersih untuk diminum, memasak, hingga mencuci. Air kotor ini menyebabkan berbagai penyakit berkembang pesat seperti dire dan kolera yang rentan terjadi pada anak-anak hingga mengancam nyawanya.

Tips meningkatkan kualitas air di rumah

Ada berbagai cara mudah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas air di rumah, Bunda. Berikut ini deretan ulasannya:

1. Mengelola sampah plastik

Salah satu penyebab kualitas air rendah di Indonesia adalah adanya sampah, Bunda. Karena itu, hal pertama yang bisa dilakukan adalah mengelola sampah, terutama sampah plastik, dengan bijak.

Meningkatkan sistem daur ulang dan pengelolaan sampah juga bisa mengurangi jumlah sampah yang dapat mencemari air.

2. Pengurangan penggunaan pupuk kimia

Bagi Bunda dan keluarga yang bekerja di bidang pertanian, ada baiknya untuk mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia karena dapat memengaruhi kualitas air. Ada baiknya untuk menggunakan pupuk organik yang tidak mengancam lingkungan.

3. Mengganti pipa rumah tangga

Bunda bisa mengganti pipa rumah tangga lama dan potensi sumber timbal. Ganti dengan pipa tembaga yang hanya mengandung sekitar 0,25 persen timbal atau kurang.

Setelah pemasangan, lakukan perawatan dengan baik. Nyalakan air selama lima menit sekali setiap harinya selama tiga hari.

4. Nyalakan keran sebelum dipakai

Sebelum menggunakan air untuk memasak, ada baiknya untuk menyalakan keran terlebih dahulu selama dua menit. Ketika air tidak digunakan selama beberapa jam dan berada di pipa dalam waktu yang lama sehingga kualitasnya bisa menurun.

5. Gunakan filter air

Jika Bunda menggunakan filter air di rumah, gantilah filter secara rutin, ya. Dengan begitu, bakteri dan logam dapat menumpuk pada filter. Ada banyak jenis filter air yang bisa temukan di pasaran. 

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dalam memilih filter air sebaiknya baca dulu keterangan mengenai label kontaminan yang dikurangi. Pelajari sendiri produknya, dan jangan asal percaya pada kliam produsennya atau sales penjual.

Pelajari beberapa kelebihan dan kekurangan filter air. Misalnya, filter yang bisa menyaring bahan kimia, sering kali tidak menghilangkan kuman secara efektif. Pertimbangkan pula fitur-fitur lain sesuai dengan kebutuhan rumah Bunda.  

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Kenali 5 Jenis Gangguan Tidur dan Ciri-cirinya, Waspada Bun

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Kehidupan Cindy Claudia Harahap Tinggal di Australia Bareng Keluarga, Intip 5 Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Ungkapan Hati Samara Anak Masayu Anastasia dan Lembu jika Orang Tuanya Rujuk Kembali

Mom's Life Amira Salsabila

Gen Z Tinggalkan Gentle Parenting, Terapkan Pola Asuh Baru Ini

Parenting Nadhifa Fitrina

Cerita Haru Dai Xiangyu & Chen Zihan, 12 Kali Gagal IVF hingga Hampir Berujung Cerai

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

3 Resep Masakan Sehari-hari ala Artis Shireen Sungkar hingga Ussy Sulistiawaty

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ungkapan Hati Samara Anak Masayu Anastasia dan Lembu jika Orang Tuanya Rujuk Kembali

Gen Z Tinggalkan Gentle Parenting, Terapkan Pola Asuh Baru Ini

Cerita Haru Dai Xiangyu & Chen Zihan, 12 Kali Gagal IVF hingga Hampir Berujung Cerai

Diet Sehat dengan Matcha, Begini Cara Kerjanya Turunkan Berat Badan!

Kehidupan Cindy Claudia Harahap Tinggal di Australia Bareng Keluarga, Intip 5 Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK