Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

5 Obat-obatan Pemicu Gagal Jantung, Waspadai Penggunaannya!

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Jumat, 23 Aug 2024 21:55 WIB

High angle view, Asian teenage woman pours medicine into her hand while sitting on a sofa in the living room. Healthcare and medicine concept
5 Obat-obatan Pemicu Gagal Jantung, Waspadai Penggunaannya!/Foto: Getty Images/Graphicscoco
Jakarta -

Gagal jantung merupakan kondisi serius ketika jantung tidak mampu memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kondisi medis yang mendasari, gaya hidup tidak sehat, dan penggunaan obat-obatan tertentu. 

Meski beberapa obat-obatan sangat bermanfaat dalam mengobati penyakit tertentu, ada beberapa yang dapat meningkatkan risiko gagal jantung, terutama jika digunakan secara tidak tepat atau dalam jangka panjang.

Saat gagal jantung, jantung Bunda bukan berarti berhenti berdetak. Jantung hanya tidak memompa darah sebagaimana mestinya. Itu berarti Bunda mungkin mengalami sesak napas, merasa lemah, dan tungkai serta kaki bengkak, di antara gejala-gejala lainnya.

Beberapa obat-obatan dapat memberikan efek samping yang tidak diinginkan pada jantung, seperti:

  • Meningkatkan tekanan darah: Beberapa obat dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang signifikan, memaksa jantung bekerja lebih keras.
  • Merusak otot jantung: Beberapa obat dapat merusak otot jantung secara langsung, sehingga mengganggu kemampuannya untuk berkontraksi.
  • Mengganggu irama jantung: Beberapa obat dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang tidak teratur, yang dapat meningkatkan risiko gagal jantung.

Sementara itu, orang dengan gagal jantung mengonsumsi rata-rata 6,8 obat resep sehari. Semakin banyak obat yang dikonsumsi, semakin besar kemungkinan Bunda mengalami interaksi antar obat. Hal ini dapat membahayakan jantung Bunda.

Obat pemicu gagal jantung

Untuk itu, mari memahami beragam obat yang bisa memicu gagal jantung berikut ini yuk Bunda:

1. NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs)

Mengutip WebMD, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen, naproksen, dan aspirin adalah obat yang umum digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan. Meskipun efektif, NSAID dapat menyebabkan penumpukan cairan di dalam tubuh yang pada akhirnya meningkatkan tekanan pada jantung.

Penggunaan NSAID dalam jangka panjang, terutama pada dosis tinggi dapat meningkatkan risiko gagal jantung, terutama untuk Bunda yang sudah memiliki kondisi kardiovaskular atau rentan terhadap penyakit jantung.

Lebih dari 70 juta resep ditulis setiap tahun untuk jenis pereda nyeri ini. NSAID dapat meningkatkan kemungkinan gagal jantung karena membuat Bunda menahan air dan garam, mempersulit aliran darah, dan menghambat obat diuretik (yang sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi) untuk bekerja.

2. Kortikosteroid

Kortikosteroid seperti prednison dan kortison digunakan untuk mengobati berbagai kondisi inflamasi, alergi, dan autoimun. Namun obat-obatan ini dapat menyebabkan berbagai efek samping, termasuk retensi cairan, hipertensi, dan peningkatan risiko gagal jantung.

Kortikosteroid juga dapat meningkatkan kadar gula darah yang berpotensi memperburuk kondisi kardiovaskular. Penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh yang memperberat kerja jantung.

Selain itu, kortikosteroid dapat memengaruhi metabolisme lemak, meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida yang semuanya merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung.

3. Obat diabetes

Thiazolidinediones, seperti pioglitazone dan rosiglitazone, adalah obat yang digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2. Obat ini bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin pada tubuh.

Meskipun bermanfaat bagi pengidap diabetes, obat-obatan ini juga dikaitkan dengan peningkatan risiko gagal jantung. Thiazolidinediones dapat menyebabkan retensi cairan yang signifikan sehigga pada gilirannya dapat menyebabkan pembengkakan, penambahan berat badan, dan membebani jantung.

Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan thiazolidinediones jangka panjang dapat meningkatkan risiko rawat inap akibat gagal jantung.

4. Obat yang dijual bebas

Bunda mungkin tidak berpikir dua kali untuk mengonsumsi obat bebas untuk hal-hal kecil seperti sakit kepala atau hidung tersumbat. Namun jika berisiko mengalami gagal jantung atau kalau sudah mengalaminya, mungkin perlu membatasi atau menghindari beberapa obat.

NSAID OTC, sama seperti obat resep, dapat memperburuk gagal jantung. Obat ini bahkan bisa membuat Bunda lebih mungkin dirawat di rumah sakit karena gagal jantung.

Waspadalah terhadap obat flu. Beberapa obat mengandung NSAID seperti ibuprofen. Obat lainnya mengandung natrium atau bahan yang dapat memperburuk gagal jantung serta kondisi yang menyertainya.

Dekongestan hidung sering kali mengandung obat yang mempersempit pembuluh darah Bunda. Cari kata vasokonstriktor pada labelnya. Obat ini dapat menyebabkan masalah jantung jika mengonsumsinya lebih dari yang seharusnya dalam jangka waktu lama.

Tanyakan kepada dokter tentang daftar obat yang dijual bebas dan aman sehingga tidak merusak jantung Bunda.

5. Suplemen alami

Tidak ada peraturan pemerintah tentang suplemen alami. Jadi Bunda tidak selalu dapat yakin bahwa kemasannya berisi apa yang tertulis pada labelnya.

Beberapa dapat menyebabkan risiko serius, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu. Hal yang sama berlaku untuk vitamin.

Vitamin tampak tidak berbahaya karena terdapat secara alami dalam makanan. Namun dalam bentuk pil, ceritanya berbeda.

Lebih dari 400 IU vitamin E setiap hari dapat meningkatkan risiko Bunda terkena gagal jantung. Suplemen juga dapat berinteraksi dengan obat lain.

Satu produk alami mungkin baik untuk teman tapi bisa membahayakan kesehatan Bunda. Beri tahu dokter Bunda tentang setiap suplemen alami yang dikonsumsi sehingga dapat mengetahui pro dan kontranya.

Selain itu, ada panduan bagi Bunda yang punya genetik atau riwayat penyakit jantung saat ingin mengonsumsi suplemen herbal, antara lain:

1. Jangan mengonsumsi vitamin atau suplemen untuk mencegah masalah kardiovaskular atau memperbaiki gejala gagal jantung.

2. Hindari produk yang mengandung efedra (Bunda mungkin melihat efedrin sebagai bagian dari namanya). Produk tersebut memengaruhi tekanan darah dan detak jantung.

3. Hindari produk yang dapat berinteraksi dengan obat jantung, seperti digoksin dan pengencer darah.

Meskipun obat-obatan tersebut di atas memiliki manfaat yang signifikan dalam mengobati berbagai kondisi medis, penting untuk menyadari potensi risiko yang ditimbulkannya terhadap kesehatan jantung. Penggunaan obat-obatan ini harus selalu dilakukan di bawah pengawasan ketat dari dokter, terutama bagi Bund yang memiliki faktor risiko penyakit jantung. 

Jangan ragu untuk berdiskusi dengan profesional medis mengenai alternatif pengobatan yang lebih aman atau strategi untuk mengurangi risiko gagal jantung selama penggunaan obat-obatan tersebut.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

 

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda