Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Waspada Monkeypox atau Cacar Monyet pada Anak dan Bayi, Ketahui Proses Penularannya

Dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A   |   HaiBunda

Kamis, 29 Aug 2024 15:50 WIB

Dokter Sisipan
Dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A
Dokter Spesialis Anak di RS Kenak Medika Gianyar Bali Berpraktik pada hari Senin-Jumat (09.00-14.00 WITA). Co-founder Klinik Vaksinasi Anak Kiddos Immunos.
Monkeypox
Monkeypox pada bayi dan anak/ Foto: Getty Images/wongmbatuloyo
Jakarta -

Kasus cacar monyet atau Monkeypox terus meningkat di berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia. Tak hanya menimpa orang dewasa, penyakit menular ini juga bisa dialami bayi dan anak-anak.

Virus monkeypox ini sangat mudah menyebar, baik dari hewan dan manusia yang terinfeksi. Jangan sampai Si Kecil terserang monkeypox ya, Bunda.

Kasus pertama cacar monyet di Indonesia dilaporkan pada Agustus 2022. Pasien pertama adalah seorang warga Jakarta berusia 27 tahun yang baru saja kembali dari perjalanan ke luar negeri.

Kasus ini dikonfirmasi setelah pasien tersebut mengalami gejala seperti ruam, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Setelah diagnosis positif, pemerintah segera mengambil langkah-langkah untuk melakukan pelacakan kontak, dan memberikan sosialisasi mengenai cara pencegahan penyebaran virus tersebut.

Sebagai pencegahan, simak ulasan selengkapnya mengenai monkey pox di bawah ini!

Apa itu cacar monyet atau monkeypox pada bayi dan anak?

Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus monkeypox, anggota keluarga yang terinfeksi virus yang sama dengan penyebab cacar (smallpox).

Meski berasal dari virus yang mirip, tingkat keparahan cacar monyet jauh lebih rendah. Pada bayi dan anak-anak, penyakit ini dapat menimbulkan risiko serius karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang.

Penularan cacar monyet pada bayi dan anak?

Penularan cacar monyet pada bayi dan anak dapat terjadi melalui beberapa cara. Berikut di antaranya:

  1. Kontak langsung dengan cairan tubuh, luka, atau lesi kulit dari penderita cacar monyet.
  2. Penularan dapat terjadi melalui droplet pernapasan ketika berada dalam jarak dekat dengan penderita untuk waktu yang lama.
  3. Virus monkeypox juga dapat menyebar melalui benda yang terkontaminasi seperti pakaian, selimut, atau mainan yang telah terpapar virus. Anak-anak yang memiliki kontak erat dengan anggota keluarga yang terinfeksi memiliki risiko tinggi tertular.

Gejala monkeypox pada bayi dan anak

Gejala cacar monyet pada bayi dan anak umumnya mirip dengan gejala pada orang dewasa, tetapi bisa lebih berat.

  • Pada tahap awal, gejala yang muncul meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan
  • Setelah beberapa hari, muncul ruam yang mulai dari wajah, kemudian menyebar ke seluruh tubuh
  • Ruam ini berkembang menjadi benjolan berisi cairan, kemudian menjadi lepuh, dan akhirnya mengeras serta mengelupas
  • Pada bayi dan anak-anak, gejala seperti pembengkakan kelenjar getah bening sering terlihat dan mereka dapat menjadi sangat rewel atau tidak nyaman.

Bagaimana cara dokter mendiagnosis cacar monyet?

Untuk mendiagnosis cacar monyet, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, terutama pada ruam atau lesi yang muncul. Selain itu, dokter mungkin akan menanyakan riwayat kontak pasien dengan orang yang terinfeksi atau riwayat perjalanan ke daerah endemik cacar monyet.

Untuk memastikan diagnosis, tes laboratorium seperti PCR (Polymerase Chain Reaction) dapat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan virus dalam sampel lesi kulit atau cairan tubuh.

Cara pencegahan cacar monyet

Pencegahan cacar monyet pada bayi dan anak dapat dilakukan dengan beberapa langkah sederhana. Simak ulasannya berikut:

  1. Hindari kontak dengan individu yang terinfeksi atau menunjukkan gejala cacar monyet
  2. Pastikan kebersihan tangan dengan mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air, terutama setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi
  3. Selain itu, edukasi anak untuk tidak berbagi barang pribadi seperti handuk, pakaian, atau mainan.
  4. Pada beberapa kasus, vaksinasi bisa menjadi opsi, terutama jika berada di daerah dengan risiko penularan tinggi.

Cara mengobati cacar monyet

Pengobatan cacar monyet umumnya bersifat suportif, artinya fokus pada pereda gejala dan menjaga kenyamanan pasien. Dokter mungkin akan meresepkan obat penurun demam atau pereda nyeri untuk mengurangi ketidaknyamanan.

Selain itu, tetap menjaga hidrasi dan nutrisi yang cukup sangat penting selama masa pemulihan. Dalam beberapa kasus tertentu, terutama pada anak-anak dengan kondisi imunokompromais, dokter mungkin akan mempertimbangkan penggunaan antivirus.

Apakah cacar monyet akan sembuh sendiri?

Ya, cacar monyet biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam 2 hingga 4 minggu. Namun, penting untuk tetap waspada karena beberapa kasus dapat berkembang menjadi lebih serius, terutama pada bayi, anak-anak, atau mereka dengan kondisi kesehatan tertentu.

Pemantauan dan perawatan medis yang tepat sangat disarankan untuk mencegah komplikasi.

Pantangan anak yang sakit monkeypox atau cacar monyet

Selama menderita cacar monyet, ada beberapa pantangan yang harus dihindari untuk mencegah penularan dan mempercepat penyembuhan. Hindari menyentuh atau menggaruk lesi kulit untuk mengurangi risiko infeksi sekunder.

Selain itu, anak juga sebaiknya dibatasi agar tidak berinteraksi fisik dengan orang lain dan mengisolasi diri hingga semua lesi mengering dan mengelupas. Penggunaan benda-benda pribadi seperti handuk dan peralatan makan juga harus dibatasi untuk mencegah penyebaran virus.

Efek samping cacar monyet

Efek samping cacar monyet pada anak-anak bisa beragam, dari yang ringan hingga serius. Selain ruam yang bisa menimbulkan bekas, komplikasi seperti infeksi kulit sekunder, pneumonia, hingga ensefalitis dapat terjadi pada kasus yang parah. Namun, dengan perawatan yang tepat, risiko komplikasi ini dapat diminimalkan.

Cara membedakan cacar monyet dan cacar air

Membedakan cacar monyet dan cacar air bisa sulit karena keduanya memiliki ruam yang mirip. Namun, ada perbedaan signifikan.

Pada cacar air, ruam biasanya muncul pertama kali di tubuh sebelum menyebar ke wajah dan anggota badan, sementara pada cacar monyet, ruam cenderung dimulai dari wajah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Selain itu, lesi cacar monyet berkembang secara bertahap dari bintik merah merah menjadi lepuh berisi cairan, kemudian mengeras, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.

Berapa lama cacar monyet berlangsung?

Durasi penyakit cacar monyet bervariasi, tetapi umumnya berlangsung antara 2 hingga 4 minggu. Fase penyebaran virus dimulai dari awal demam hingga semua lesi kulit mengering dan mengelupas. Selama masa tersebut, penderita tetap berpotensi menularkan virus.

Apakah anak yang terkena cacar monyet boleh mandi?

Ya, penderita cacar monyet boleh mandi. Namun, penting untuk menjaga kebersihan ruam atau lesi dengan hati-hati. Mandi dengan air hangat dan menggunakan sabun yang lembut bisa membantu menjaga kebersihan kulit tanpa memperparah kondisi lesi.

Hindari menggosok area ruam dengan keras dan pastikan mengeringkan tubuh dengan handuk yang bersih dan lembut. Handuk sebaiknya digunakan secara pribadi untuk mencegah penularan virus ke orang lain.

Cacar monyet pada bayi dan anak merupakan penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan komplikasi serius pada kelompok usia ini. Mengenali gejala, memahami cara penularan, serta melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat adalah kunci dalam melindungi anak-anak dari risiko terinfeksi.

Jika terdapat gejala yang mencurigakan dari kondisi cacar monyet yang dialami anak, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk diagnosis dan perawatan yang sesuai untuk mengatasi monkeypox.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda