Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Perempuan di Australia Baru Punya Rahim di Usia 21 Tahun, Ini Penyebabnya Bun

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Senin, 16 Sep 2024 20:40 WIB

Ilustrasi tuba fallopi atau rahim
Ilustrasi Perempuan di Australia Baru Punya Rahim di Usia 21 Tahun, Ini Penyebabnya Bun!/Foto: Getty Images/iStockphoto/Kalinovskiy
Jakarta -

Perempuan di Australia bernama Ashley Reilly mengalami kondisi langka yang membuatnya baru memiliki rahim di usia 21 tahun. Ia menyadari ada yang aneh dengan tubuhnya setelah tidak mengalami menstruasi sama sekali.

Ashley awalnya merasakan kejanggalan saat usianya masih 16 tahun. Saat itu hampir semua temannya sudah mengalami menstruasi, tetapi tidak dengan dirinya.

“Saya enggak pernah (haid), awalnya tidak sadar kalau itu tak normal,” ungkap Ashley, dikutip dari laman detikcom, Senin (16/9/2024).

Lantaran merasa tidak nyaman, Ashley pun akhirnya mengunjungi dokter bersama ibunda dan tantenya. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa anatomi reproduksi Ashley tidak berkembang dengan sempurna.

Ia tidak memiliki rahim, tidak punya serviks, dan saluran vaginanya pendek. Kondisi yang dialaminya ini adalah sindrom Mayer-Roitansky-Küster-Hauser (MRKH), penyakit langka yang ditandai dengan kurangnya perkembangan atau tidak ada vagina di dalam rahim, meskipun alat kelamin luarnya normal.

Diagnosisnya menandai dimulainya perjalanan lima tahun melalui berbagai janji temu dengan dokter spesialis, pemindaian, tes darah, dan MRI. Ashley juga diberikan obat untuk hormon estrogen.

Namun, ia terkejut saat pemeriksaan terakhir menunjukkan ada rahim yang ‘tumbuh’ di organ reproduksinya. Hal itu membuatnya sampai tidak bisa berkata-kata.

“Saya kaget sampai tidak bisa berkata-kata,” ujarnya.

Perempuan dengan MRKH syndrome masih memiliki vulva atau vagina luar yang normal dan umumnya juga memiliki indung telur atau ovarium yang masih berfungsi. MRKH syndrome hanya memengaruhi alat kelamin perempuan bagian dalam tertentu yang meliputi vagina dan rahim.

Ashley mengatakan kondisinya termasuk langka dengan mengatakan kebanyakan pasien MRKH syndrome tidak dapat menumbuhkan rahim hanya dengan mengonsumsi estrogen. Ia diberi tahu bahwa jika rahimnya terus tumbuh, ada kemungkinan dia hamil, tetapi IVF kemungkinan akan membantunya karena indung telurnya tidak terlalu aktif.

Rahimnya yang tumbuh juga memungkinkan Ashley akhirnya bisa mengalami periode menstruasi. Namun, dia memiliki masalah kesehatan yang lain.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing  soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda