Jakarta -
Semua Bunda pasti mengalami
haid kan tiap bulan? Meski ada sebagian juga yang haidnya enggak teratur. Nah, pernahkah terlintas pertanyaan di benak Bunda seperti apa haid yang normal?
Menanggapi hal ini, dr.Karno Suprapto, Sp.OG, dari
Mayapada Healthcare Jakarta Selatan mengatakan, ketika membahas haid yang normal, kita perlu memperhatikan siklus, daur atau lamanya haid, dan jumlah darah.
"Siklus haid yang normal, 21 - 35 hari. Ada yang 21 atau 35 hari sekali haid. Idealnya di tengah-tengah, 28 hari," ujar Karno, saat ngobrol dengan
HaiBunda.
Nah, kalau dilihat dari daur haid, minimum dalam dua hariÂ
darah haid sudah berwarna merah, dengan maksimal waktu keluarnya 14 haru. Untuk jumlah darah, dihitung berdasarkan jumlah pembalut. Misal Bunda pakai pembalut dengan panjang normal, ketika penuh dan diperas, darah haidnya paling sekitar 30 cc.
"Dianggap normal kalau sehari ganti 3 kali yaitu saat mandi pagi, makan siang, sama sore, berarti wanita kehilangan sekitar 90 cc darah. Kalau lebih dari 5 kali dan semua penuh, biasanya udah
keliyengan. Atau, dari awal sedikit banget, kira-kira selebar sendok makan yaitu 5 cc baru setelahnya deras, normal juga," papar Karno.
Dalam keseharian, pasti Bunda pernah dengar bahwa ketika darah haid yang keluar banyak selama seminggu, itu baik karena rahim bersih. Padahal, kata Karno, itu justru jadi risiko wanita kehilangan darah.
Lantas, kenapa ada wanita yang durasi haidnya lama dan cepat? Menurut Karno, kondisi tersebut dipengaruhi hormon estrogen. Pada wanita dengan berat badan kurang, hormon estrogennya enggak banyak, Bun.
"Sehingga, lapisan endometriumnya enggak sampai ketebalan normal 1,5 - 2,5 cm. Kalau sampai di atas 3 cm, ketebalan. Keluar darah haidnya bisa sampai gumpal-gumpal gitu. Kalau cuma 1 cm ya paling 2 hari flek-flek aja," tambah Karno.
 ilustrasi haid normal/ Foto: iStock |
Rendahnya kadar
estrogen, kata Karno, bisa juga disebabkan gangguan di indung telur. Seperti kita tahu, Bun, estrogen dihasilkan saat folikel berkembang. Ketika ada beberapa kelainan, indung telur bisa menghasilkan sel telur yang normal. Misalnya pada kasus Polycystic Ovary Syndrome.
"Di dalam indung telur banyak folikel, tapi enggak pernah pecah sampai si perempuan enggak haid," pungkas Karno.
Bun, beberapa waktu lalu, terjadi kasus remaja merebus pembalut dan airnya diminum hingga mabuk. Simak penjelasannya di video ini.
[Gambas:Video 20detik]
(rdn/muf)