HaiBunda

MOM'S LIFE

Cara Diet Turunkan Berat Badan 72 Kg Tanpa Larangan Makanan

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Minggu, 03 Aug 2025 15:40 WIB
Ilustrasi diet turun berat badan/ Foto: Getty Images/Olga Yastremska

Bunda ingin memiliki tubuh langsing? Mungkin kisah diet kali ini bisa menginspirasi, di mana seorang wanita berhasil menurunkan berat badan hingga 72 kg tanpa kelaparan.

Banyak orang menganggap bahwa diet yang berhasil harus dilakukan dengan cara ekstrem, yakni dengan menahan lapar, menghindari makanan favorit, dan hidup dalam batasan ketat. Namun kisah inspiratif Maria, seorang perempuan asal Norwegia, mematahkan anggapan tersebut.

Selama dua tahun, Maria berhasil menurunkan berat badan hingga 72 kg tanpa sekali pun merasa kelaparan atau tidak mengonsumsi makanan yang ia sukai. Sebelumnya, Maria pernah berjuang dengan masalah berat badan selama lebih dari satu dekade.


Maria sempat terjebak dalam lingkaran berbahaya, dengan membatasi makanan secara ekstrem, lalu melakukan binge eating karena tak tahan. Upaya dietnya selalu gagal hingga ia memutuskan untuk mendekati proses penurunan berat badan dengan cara yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Bagaimana bisa? Menghitung kalori dengan cerdas, mengonsumsi lebih banyak protein, dan melatih kekuatan tubuh merupakan kunci utama diet Maria. Kisah dietnya kemudian menjadi bukti nyata bahwa penurunan berat badan yang besar dapat dicapai tanpa menyiksa diri.

Kisah diet Maria turun 72 kg

Tidak ada makanan yang dilarang bahkan tak ada rasa bersalah setelah makan camilan manis dalam diet Maria. Berikut kisah perjalanan diet perempuan asal Norwegia itu.

Pernah jadi korban bullying

Maria memulai perjuangannya dengan berat badan sejak kecil. Ia mengaku mulai menghindari makan sejak usia 12 tahun setelah mengalami perundungan karena tubuhnya yang gemuk.

Akibatnya, ia mengalami penurunan berat badan ekstrem hingga siklus menstruasinya terganggu. Namun perubahan tersebut tidak bertahan lama.

Tak tahu cara mengelola emosi akibat bullying, Maria malah mulai mencari kenyamanan dalam makanan dan menyembunyikan kebiasaan makan dari orang lain.

"Saya tidak tahu bagaimana menghadapi emosi yang saya alami terkait bullying dan pikiran negatif. Jadi saya beralih ke makanan sebagai penghibur, dan saat itulah saya mulai makan secara diam-diam," cerita Maria dilansir dari Business Insider.

Berat badannya naik secara bertahap hingga masa dewasa dan puncaknya terjadi saat pandemi COVID-19, ketika ia merasa sangat terisolasi dan depresi.

"Saya menjadi sangat terisolasi, dan saya pikir itu membuat saya memiliki hubungan yang buruk dengan makanan, pola makan sangat buruk, dan benar-benar tidak bisa keluar rumah," tambahnya.

Setiap kali mencoba diet, Maria selalu kembali pada pola lama. Ia berusaha menghindari makanan tinggi kalori lalu tidak tahan dan akhirnya makan secara berlebihan.

Wanita 37 tahun itu menyalahkan diri sendiri lalu kembali bertekad untuk menjalani 'diet ekstrem' yang selalu gagal. Siklus ini terus berulang hingga ia memutuskan untuk berubah total dan melakukan diet sehat secara bertahap.

Bagaimana cara Maria memulainya? Ia pun berbagi tips.

1. Hitung kalori tapi tidak obsesif

Perubahan besar dimulai pada Juli 2022. Saat itu, Maria mulai belajar dari pelatih diet di TikTok yang menyarankan pendekatan konsisten bukan sempurna.

Maria mulai menghitung kalori, bukan untuk membatasi secara berlebihan, melainkan belajar dan memahami kandungan makanan. Maria mengaku awalnya takut akan kembali ke pola makan ekstremnya yang dahulu.

Ternyata menghitung kalori justru membantunya tetap kenyang dan makan dengan cukup. Ia belajar bahwa dirinya bisa menurunkan berat badan tanpa kelaparan, hanya dengan menjaga defisit kalori yang masuk akal.

"Saya benar-benar tidak pernah merasa lapar, yang menyenangkan, dan berat badan saya tetap turun," ujarnya.

Metode ini cocok untuk Maria karena ia menyukai angka dan logika. Ia merasa lebih percaya diri dalam memilih makanan dan tidak lagi asal-asalan dalam berdiet.

Ketika target kalori menurun seiring berat badan yang turun, ia tetap merasa kenyang karena tahu apa yang harus dimakan.

2. Tak ada larangan makanan

Maria tidak menghapus makanan manis dari hidupnya. Ia tetap makan cokelat dan es krim, dua makanan favorit. Namun kini ia melakukannya dengan sadar dan dalam porsi yang wajar. Ini menjadi pembeda besar dari diet sebelumnya yang penuh larangan dan rasa bersalah.

"Saya sangat menyukai makanan manis, dan saya hanya membiarkan diri saya menikmatinya secukupnya," kata Maria.

Seiring bergulirnya waktu, ia mulai mengganti sebagian makanannya dengan yang lebih bergizi. Ia mengonsumsi sayuran, ikan, daging tanpa lemak, dan air putih lebih banyak.

Maria juga lebih sering memasak di rumah dan mengurangi makanan olahan. Namun semua itu dilakukan bertahap dan tanpa paksaan.

3. Fokus pada protein

Selain kalori, Maria juga meningkatkan konsumsi protein agar merasa kenyang lebih lama dan mendukung pembentukan otot. Ia memastikan selalu mengonsumsi banyak protein karena mengenyangkan, membantu otot pulih, dan tumbuh setelah latihan, serta meningkatkan pembakaran lemak bukan otot saat defisit kalori.

4. Latihan kekuatan

Maria mengimbangi pola makan sehat dengan olahraga. Maria beralih dari fokus pada kardio ke latihan kekuatan.

Awalnya hanya melakukan bodyweight training seminggu sekali kemudian berkembang hingga mampu melakukan deadlift dengan beban berat. Menurut Maria, latihan kekuatan tidak hanya mengubah bentuk tubuh, tapi juga mentalnya.

Maria merasa lebih kuat, percaya diri, dan memiliki rasa pencapaian baru yang membuat proses penurunan berat badan terasa menyenangkan.

“Saya jadi merasa bisa melakukan hal-hal yang dulu terasa mustahil. Itu membuat saya bahagia,” pungkas Maria.

5. Mengubah pola pikir

Maria menegaskan bahwa penurunan berat badan sejatinya berawal dari pola pikir. Ia tidak lagi merasa bersalah saat berat badan naik sedikit dan tak terobsesi mengejar angka di timbangan.

Maria juga meminta pasangan dan teman-temannya untuk mengingatkan jika ia mulai terlalu kurus atau kehilangan kontrol. Setelah turun berat badan 72 kg, Maria mengatakan hidupnya lebih ringan, baik secara fisik maupun emosional.

Maria tidak lagi takut mencoba hal baru, termasuk menjajal zip line yang dulu selalu ia hindari.

“Sekarang saya merasa lebih bebas, dan saya tidak lagi takut untuk mencoba hal-hal baru," ujarnya.

Perjalanan Maria membuktikan bahwa menurunkan berat badan tidak harus menyiksa. Dengan strategi yang tepat, seperti menghitung kalori secara bijak, memperbanyak protein, melatih kekuatan, dan membangun hubungan yang sehat dengan makanan, Maria berhasil turun 72 kg tanpa lapar, tanpa pantangan, dan tanpa kehilangan kebahagiaan dalam hidupnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!



(som/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

Bikin Kenyang Lebih Lama, 7 Buah ini Cocok untuk Diet

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Jihan Fahira & Primus Yustisio yang Kini Sama-sama Jadi Anggota Parlemen

Mom's Life Amira Salsabila

Krisis Populasi, 5 Negara ini Bayar Warganya untuk Punya Momongan

Kehamilan Ajeng Pratiwi & Sandra Odilifia

Semakin Banyak TK di Jepang yang Tutup akibat Angka Kelahiran Menurun Tajam

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Kisah Perempuan Dimusuhi karena Gaun & Riasannya Dianggap Lebih Heboh daripada Pengantin

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Mengenal Vertebral Body Tethering (VBT), Inovasi Terkini dalam Penanganan Skoliosis Anak

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Jihan Fahira & Primus Yustisio yang Kini Sama-sama Jadi Anggota Parlemen

Semakin Banyak TK di Jepang yang Tutup akibat Angka Kelahiran Menurun Tajam

Mengenal Vertebral Body Tethering (VBT), Inovasi Terkini dalam Penanganan Skoliosis Anak

Krisis Populasi, 5 Negara ini Bayar Warganya untuk Punya Momongan

Kisah Perempuan Dimusuhi karena Gaun & Riasannya Dianggap Lebih Heboh daripada Pengantin

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK