
moms-life
Nyamuk Tak Berani Masuk ke Negara Ini, Apa Rahasianya?
HaiBunda
Sabtu, 16 Aug 2025 14:00 WIB

Tinggal di Indonesia yang beriklim tropis tentu membuat Bunda dan keluarga akrab dengan gigitan nyamuk. Apalagi saat musim kemarau tiba, serangan nyamuk biasanya meningkat pesat. Gatal dan bentol di kulit pun rasanya sulit dihindari sehingga sering mengganggu kenyamanan saat beristirahat.
Namun, siapa sangka ternyata ada satu negara yang diklaim sama sekali tidak memiliki populasi nyamuk. Alhasil, warga setempat benar-benar terbebas dari gatal dan bentol akibat gigitan serangga pengisap darah ini, lho, Bunda.
Penasaran negara mana yang dimaksud dan mengapa wilayahnya bisa bebas dari nyamuk? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini, Bunda.
Islandia disebut sebagai negara yang bebas dari populasi nyamuk
Bunda mungkin berpikir iklim dingin di sejumlah negara Eropa akan membuat populasi nyamuk berkurang. Sayangnya, kalau Bunda berkunjung ke Denmark, Greenland, Skotlandia, atau Norwegia, bertemu nyamuk mungkin sudah jadi hal biasa. Serangga kecil ini kerap beterbangan di sekitar manusia, terutama di wilayah yang memiliki danau, rawa, atau genangan air yang menjadi tempat favorit mereka berkembang biak.
Namun, ceritanya akan berbeda jika Bunda menginjakkan kaki di Islandia. Negara kecil di Eropa Barat Laut dan Atlantik Utara ini mengklaim sama sekali tidak memiliki populasi nyamuk. Keunikan ini menjadikan Islandia istimewa di mata wisatawan, apalagi bagi mereka yang ingin menjelajahi keindahan alam tanpa gangguan serangga pengisap darah tersebut.
Dikutip dari Business Insider, satu-satunya nyamuk yang "ada" di Islandia justru sudah mati. Nyamuk tersebut diawetkan di dalam toples berisi alkohol dan kini disimpan di Icelandic Institute of Natural History.
Kisah penemuan ini bermula pada tahun 1980-an, ketika Gisli Mar Gislason, seorang biolog dari University of Iceland, sedang berada di dalam pesawat. Tanpa disangka, ia melihat seekor nyamuk beterbangan di kabin. Gisli pun langsung mengejarnya hingga tertangkap.
“Saya berlari-lari di kabin untuk menangkap nyamuk tersebut karena itu satu-satunya nyamuk yang pernah saya temukan di Islandia,” ujarnya kepada The New York Times.
Kondisi serupa juga terjadi di benua Antartika, wilayah terdingin di dunia. Di sana, Bunda takkan menemukan dengungan nyamuk sama sekali.
Suhunya yang selalu berada di bawah titik beku serta minimnya air cair di luar lapisan es membuat benua ini mustahil menjadi habitat nyamuk. Tanpa air untuk bertelur dan berkembang biak, serangga pengisap darah ini sama sekali tak bisa bertahan hidup di Antartika.
Alasan nyamuk tak bisa hidup di Islandia
Di banyak wilayah Arktik, seperti Greenland, nyamuk berkembang biak dengan subur. Saat musim panas tiba, kolam-kolam dangkal di sana cepat menghangat dan menjadi tempat ideal bagi telur nyamuk menetas. Larva pun tumbuh hingga akhirnya menjadi nyamuk dewasa. Bahkan, ukuran nyamuk di Greenland bisa cukup besar hingga sanggup menyerang anak rusa kutub.
Melansir laman Times of India, Lauren Culler, seorang ekolog dari Dartmouth, menjelaskan bahwa kolam dangkal yang cepat mencair membuat siklus hidup nyamuk berlangsung lebih singkat. Akibatnya, mereka memiliki lebih sedikit waktu untuk dimangsa predator. Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa iklim yang lebih hangat meningkatkan peluang nyamuk bertahan hidup hingga dewasa.
“Nyamuk berkembang lebih cepat sehingga ada lebih sedikit hari bagi mereka untuk dimangsa. Studi laboratorium, penelitian lapangan, dan model populasi pun menunjukkan bahwa iklim yang menghangat berarti lebih banyak nyamuk bertahan hingga dewasa,” ujar Culler kepada Motherboard.
Nah, kondisi di Islandia sangat berbeda, Bunda. Negara ini tidak memiliki kolam dangkal yang cocok untuk nyamuk berkembang biak. Selain itu, iklimnya mengalami tiga kali periode membeku dan mencair setiap tahunnya.
Perubahan suhu yang ekstrem, dari hangat ke dingin, membuat telur nyamuk mustahil menetas di Islandia. Larva pun tidak sempat tumbuh menjadi dewasa sebelum udara kembali membeku.
Umumnya, nyamuk memerlukan lingkungan hangat, lembap, dan air tergenang untuk berkembang. Karena suhu di Islandia dan Antartika terlalu dingin dan airnya cepat membeku atau menguap, nyamuk tak mampu menyelesaikan siklus hidupnya. Bahkan, ketika para ilmuwan mencoba memperkenalkan nyamuk di Islandia melalui eksperimen laboratorium, serangga ini tetap tidak mampu bertahan hidup.
Meski begitu, para ilmuwan mengingatkan bahwa status "bebas nyamuk" ini belum tentu abadi. Perubahan iklim berpotensi membuat kondisi Islandia lebih ramah bagi nyamuk untuk berkembang biak. Jika hal itu terjadi, daftar wilayah bebas nyamuk akan semakin menyusut, yakni hanya menyisakan Pulau Kaledonia Baru, Polinesia Prancis, dan Seychelles.
Nah, itulah alasan mengapa Islandia bisa bebas dari populasi nyamuk dan gigitannya yang bikin gatal. Semoga informasi ini bermanfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Ternyata Ini Alasan Seseorang Jadi Target Gigitan Nyamuk

Mom's Life
10 Cara Mengusir Nyamuk di Rumah secara Alami, Ampuh dan Mudah Dilakukan

Mom's Life
Unik Bun, Ada Museum Nyamuk Pertama di Indonesia

Mom's Life
Ini Efek yang Terjadi pada Tubuh Bunda Jika Digigit Nyamuk Wolbachia

Mom's Life
5 Tips Pegang Raket Nyamuk yang Baik dan Benar, Perhatikan Arah Ayunnya Bun


5 Foto
Mom's Life
5 Potret Febby Rastanty Liburan di Islandia, Takjub saat Lihat Aurora
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda