HaiBunda

MOM'S LIFE

Jangan Ucapkan 11 Kalimat Ini saat Menjawab Interview Kerja

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Jumat, 05 Sep 2025 22:30 WIB
Ilustrasi menjawab interview kerja/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Tzido

Mau interview kerja? Jangan ucapkan kalimat di bawah ini saat menjawab interview kerja karena bisa membuat Bunda gagal. 

Wawancara kerja menjadi salah satu tahap paling krusial dalam proses rekrutmen. Momen ini menjadi kesempatan bagi pelamar untuk menunjukkan kemampuan, pengalaman, serta keseriusan Bunda terhadap posisi yang dilamar.

Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa apa yang mereka ucapkan bisa menentukan hasil akhirnya. Kalimat yang salah, meskipun terkesan sepele, bisa membuat pewawancara ragu untuk melanjutkan proses seleksi.


Kesalahan dalam menjawab pertanyaan atau memberi pernyataan yang tidak tepat bisa membuat kesan buruk, meski CV dan pengalaman kerja terlihat meyakinkan. Beberapa kalimat bahkan dianggap sebagai 'red flag' oleh banyak perusahaan karena menunjukkan sikap negatif, kurang profesional, atau tidak siap menghadapi tanggung jawab.

Agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama, ada baiknya para pencari kerja mengetahui apa saja kalimat yang sebaiknya dihindari saat wawancara. 

Kalimat yang sebaiknya tidak dilontarkan saat menjawab interview kerja

Mengutip berbagai sumber, berikut deretan kalimat yang sebaiknya tidak pernah Bunda ucapkan ketika menghadapi interview kerja.

1. Berbicara negatif tentang diri sendiri

Mengungkapkan kelemahan diri secara berlebihan bisa merugikan Bunda. Banyak kandidat justru membuka jawaban dengan hal-hal yang mereka anggap tidak mampu lakukan.

Hal ini akan membuat pewawancara meragukan kompetensi Bunda. Lebih baik Bunda menekankan nilai positif dan kemampuan yang bisa dibawa ke perusahaan.

Jika harus membicarakan kelemahan, kemaslah dengan cara menunjukkan bagaimana Bunda berusaha memperbaiki diri dan belajar dari pengalaman.

2. Mengkritik atasan dan perusahaan sebelumnya

Mengeluh atau menjelekkan atasan lama merupakan kesalahan fatal. Pewawancara bisa menilai Bunda sebagai sosok yang tidak profesional dan berpotensi melakukan hal serupa di perusahaan baru.

Sebaiknya, fokus pada hal positif yang bisa diambil dari pengalaman kerja sebelumnya. Gunakan narasi elegan untuk menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan, Bunda tetap memperoleh pelajaran berharga.

3. Terdengar tidak antusias

Ucapan seperti "Saya tidak terlalu bersemangat dengan posisi ini” atau bahasa tubuh yang datar bisa memberi kesan Bunda tidak sungguh-sungguh melamar. Pewawancara akan meragukan motivasi Bunda bekerja.

Tunjukkan ketertarikan melalui nada suara, ekspresi wajah, dan kontak mata yang baik. Ungkapkan antusiasme dengan menekankan bagaimana posisi tersebut selaras dengan tujuan karier Bunda.

4. Terlalu cepat membicarakan gaji

Membuka percakapan soal kompensasi diawal wawancara dapat memberi kesan Bunda hanya fokus pada uang. Hal ini bisa menutup peluang lebih lanjut, meski kemampuan sesuai.

Biarkan pihak perusahaan yang memulai pembahasan gaji. Bunda bisa menunggu hingga tahap akhir seleksi atau saat menerima penawaran kerja sebelum membicarakan kompensasi.

5. Meminta feedback langsung di akhir interview

Kalimat seperti “Apakah ada hal dari saya yang membuat Anda ragu?” terdengar terlalu memaksa. Pewawancara bisa merasa tidak nyaman karena dipaksa memberi penilaian spontan.

Lebih baik gunakan akhir wawancara untuk menanyakan hal-hal terkait budaya kerja, visi perusahaan, atau rencana pengembangan karyawan. Itu akan membuat Bunda terlihat profesional sekaligus tertarik dengan masa depan di perusahaan tersebut.

6. Membicarakan hal pribadi

Detail mengenai status pernikahan, jumlah anak, atau kondisi keluarga bukanlah hal yang relevan untuk wawancara kerja. Informasi pribadi justru bisa mengalihkan fokus pewawancara dari kompetensi Bunda.

Fokuslah pada pengalaman kerja, keterampilan, serta pencapaian yang bisa mendukung posisi yang Bunda lamar. Simpan urusan pribadi untuk kesempatan lain yang lebih tepat.

7. Menanyakan alasan posisi kosong

Pertanyaan seperti “Mengapa orang sebelumnya meninggalkan posisi ini?” bisa menempatkan pewawancara pada situasi canggung. Bisa jadi ada alasan internal yang tidak nyaman untuk dibicarakan.

Jika ingin mengetahui peluang di posisi tersebut, gunakan cara yang lebih positif. Sebagai contoh, tanyakan tentang prospek karier atau bagaimana kinerja yang baik bisa membantu pengembangan dalam posisi itu.

8. Mengaku tidak melakukan riset

Mengatakan “Saya tidak sempat mempelajari perusahaan ini” akan langsung mengurangi nilai Bunda di mata pewawancara. Hal ini menunjukkan kurangnya keseriusan dan persiapan.

Selalu lakukan riset sebelum wawancara. Cari tahu visi misi perusahaan, produk atau layanan, hingga reputasi mereka di industri. Dengan begitu, Bunda bisa menunjukkan rasa hormat sekaligus ketertarikan yang nyata.

9. Membicarakan fleksibilitas waktu secara berlebihan

Mengatakan bahwa Bunda hanya bisa bekerja dengan jam tertentu, terutama saat tahap awal wawancara, bisa menimbulkan kesan negatif. Pewawancara mungkin berpikir Bunda sulit beradaptasi.

Diskusi mengenai fleksibilitas waktu sebaiknya dilakukan ditahap negosiasi akhir, bukan saat wawancara pertama. Tunjukkan dulu komitmen Bunda untuk berkontribusi sebelum membicarakan kebutuhan pribadi.

10. Mengklaim tidak pernah membuat kesalahan

Ucapan seperti “Saya tidak pernah gagal” justru bisa menimbulkan kesan arogan. Semua orang pernah melakukan kesalahan dan mengakuinya menunjukkan kedewasaan serta kemampuan belajar.

Ada baiknya Bunda berbagi contoh kesalahan kecil yang pernah terjadi dan bagaimana mengatasinya. Hal ini memperlihatkan kemampuan refleksi diri dan sikap tanggung jawab.

11. Menunjukkan ambisi secara agresif

Menunjukkan ambisi secara agresif bisa menimbulkan kesan bahwa Bunda tidak menghargai hierarki atau proses karier yang ada. Sebagai gantinya, tunjukkan ambisi dengan cara positif.

Katakan bahwa Bunda ingin berkembang, memperluas keterampilan, dan berkontribusi untuk perusahaan dalam jangka panjang. Itu akan membuat pewawancara melihat Bunda sebagai kandidat yang berorientasi pada pertumbuhan, bukan ancaman.

Wawancara kerja bukan hanya tentang menjawab pertanyaan, melainkan bagaimana Bunda membangun kesan profesional dan meyakinkan. Ingatlah, setiap kata yang diucapkan mencerminkan kesiapan, kepribadian, dan sikap Bunda terhadap pekerjaan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

7 Tips Melamar Kerja untuk Fresh Graduate, Salah Satunya Bikin CV Menarik!

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Anggun Dhini Aminarti dan Irish Bella saat Jadi Bridesmaid di Pernikahan Sahabat

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Jangan Ucapkan 11 Kalimat Ini saat Menjawab Interview Kerja

Mom's Life Arina Yulistara

Apa Itu Gangguan ADHD pada Dewasa yang Dialami Jungkook BTS? Ini 7 Gejalanya

Mom's Life Amira Salsabila

5 Potret Hagia Anak Jessica Iskandar saat MPASI, Bikin Gemas saat Makan Buah Naga

Parenting Nadhifa Fitrina

Ini Alasan Pembagian Warisan Menurut Islam untuk Laki-laki Lebih Besar dari Perempuan

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Anggun Dhini Aminarti dan Irish Bella saat Jadi Bridesmaid di Pernikahan Sahabat

Apa Itu Gangguan ADHD pada Dewasa yang Dialami Jungkook BTS? Ini 7 Gejalanya

5 Potret Hagia Anak Jessica Iskandar saat MPASI, Bikin Gemas saat Makan Buah Naga

Jangan Ucapkan 11 Kalimat Ini saat Menjawab Interview Kerja

Ini Alasan Pembagian Warisan Menurut Islam untuk Laki-laki Lebih Besar dari Perempuan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK