Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

7 Tanda Miserable Husband Syndrome yang Bisa Merusak Pernikahan, Termasuk Mudah Tersinggung

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Minggu, 14 Sep 2025 23:00 WIB

Ilustrasi pasangan
Ilustrasi 7 Tanda Miserable Husband Syndrome yang Bisa Merusak Pernikahan, Termasuk Mudah Tersinggung/Foto: Getty Images/Nuttawan Jayawan
Daftar Isi
Jakarta -

Miserable husband syndrome juga dikenal sebagai sindrom pria yang mudah tersinggung. Terdengar mudah dijelaskan, tetapi bukan hanya tentang suami yang merasa sengsara.

Sindrom ini terjadi ketika seorang pria mengalami hipersensitivitas, kecemasan, frustrasi, dan kemarahan akibat stres, kehilangan identitas, hingga fluktuasi hormon. Akibatnya, suami dapat merasa tidak bahagia atau tidak puas dengan pernikahan, hubungan, atau kehidupannya.

Jika tidak diatasi dengan baik, sindrom ini dapat memengaruhi rumah tangga Bunda dan pasangan. Bagian terburuknya, mungkin juga menimbulkan perceraian.

Penyebab miserable husband syndrome

Dilansir dari laman Times of India, penurunan kadar testosteron suami seiring bertambahnya usia merupakan tanda utama miserable husband syndrome.

Faktor lain seperti tekanan pekerjaan, masalah keuangan, dan masalah hubungan dapat sangat memengaruhi suami juga. Ia mungkin tidak bahagia dalam hubungan atau merasa terancam oleh emosi yang dapat menghancurkannya.

7 Tanda miserable husband syndrome

Hidup dengan seseorang yang menunjukkan perubahan ini dapat sangat membingungkan Bunda. Berikut beberapa tanda miserable husband syndrome:

1. Mudah tersinggung

Dilansir dari laman Marriage, mudah tersinggung yang terjadi secara terus-menerus merupakan gejala utama sindrom ini.

Suami mungkin tampak kesal, membentak ketika tidak nyaman dengan hal kecil, atau bereaksi negatif terhadap situasi sehari-hari.

Keadaan gelisah yang terjadi terus-menerus ini dapat menciptakan lingkungan rumah yang tegang dan membuat komunikasi menjadi sulit.

2. Menarik diri dari kegiatan sosial

Penurunan yang nyata dalam keikutsertaan dalam kegiatan sosial atau hobi yang pernah dinikmatinya dapat mengindikasikan bahwa ia sedang berjuang.

Ia mungkin lebih suka tinggal di rumah, menghindari interaksi dengan teman dan keluarga. Hal ini dapat menyebabkan isolasi, yang semakin memperparah perasaan sedih dan frustrasi.

3. Sering mengeluh

Meningkatnya keluhan dan pandangan terhadap kehidupan, pekerjaan, dan keluarga merupakan gejala miserable husband syndrome.

Ia mungkin sering menunjukkan ketidakpuasan, berfokus pada masalah alih-alih solusi. Negativitas yang terus-menerus ini dapat menggerogoti kesejahteraan emosional semua orang di sekitarnya.

4. Mudah emosi dan marah

Reaksi emosional yang tak terduga dan intens terhadap masalah atau pemicu stres kecil merupakan tanda penting lainnya.

Ledakan emosi ini dapat berupa teriakan, tangisan, atau ekspresi emosi yang ekstrem. Reaksi semacam ini tidak dapat diduga dan meresahkan, sehingga sulit mempertahankan kedamaian rumah tangga.

5. Mengalami gejala fisik

Mengalami sakit kepala, kelelahan, atau masalah fisik terkait stres lainnya sering kali menyertai gejala emosional.

Stres dan kecemasan dapat bermanifestasi secara fisik, yang menyebabkan nyeri kronis, gangguan tidur, dan masalah kesehatan lainnya.

Gejala fisik ini semakin memburuk penderitaannya secara keseluruhan dan dapat mempersulit aktivitas sehari-hari.

6. Sering mengabaikan

Jika suami tidak memberikan perhatian dan terus mengabaikan Bunda, ini dapat menjadi tanda bahwa mereka mengalami miserable husband syndrome. Suami mungkin terus menghindari percakapan atau mengabaikan kebutuhan Bunda.

7. Lebih sering berdebat

Ketika suami sangat frustrasi, dia akan berusaha berdebat dengan Bunda untuk melampiaskan semua frustrasinya.

Percakapan akan berubah menjadi pertengkaran dan dia akan mencari cara untuk menyerang dan membuatnya tampak seperti Bunda yang salah.

Cara menghadapi suami dengan miserable husband syndrome

Mengetahui cara menghadapi suami dengan miserable husband syndrome tentunya dapat mencegah konflik di rumah. Berikut beberapa hal yang dapat Bunda lakukan:

1. Berikan sedikit ruang untuk suami

Hargai kebutuhannya yang ingin sendirian dengan memberikan ruang saat ia memintanya. Namun, hindari meninggalkan sepenuhnya.

Bunda dapat menghubungi suami secara berkala dengan lembut dan tidak mengganggu untuk menunjukkan kepedulian tanpa membuatnya kewalahan. Bunda perlu menjaga keseimbangan, memberinya ruang dengan interaksi singkat yang suportif.

2. Hindari bereaksi terhadap segala hal

Tetap tenang dan kalem saat suami bertindak. Coba tangani hanya masalah-masalah penting dengan empati dan kasih sayang. Hindari juga untuk memberikan mereka kritik.

Pendekatan ini dapat membantu meredakan konflik dan menunjukkan kepadanya bahwa Bunda peduli terhadap kesejahteraannya, bahkan di masa-masa sulit.

3. Hindari berasumsi

Buka percakapan dengan bertanya tentang perasaan dan kebutuhan suami, daripada berasumsi yang negatif.

Langkah ini menunjukkan bahwa Bunda hadir untuk mendukungnya tanpa terburu-buru mengambil kesimpulan, sehingga memungkinkan komunikasi dan pemahaman yang lebih baik.

4. Hindari meremehkan perasaan suami

Dengarkan dan akui emosinya, buat dia merasa didengarkan dan dipahami. Hal ini dapat memperkuat hubungan dan memberikan rasa nyaman.

Tunjukkan empati dan jangan mengabaikan perasaannya, meskipun Bunda tidak setuju dengan reaksinya.

5. Mencari jalan tengah

Pertahankan  beberapa aktivitas bersama untuk menunjukkan dukungan. Namun, hargai kebutuhannya akan ruang pribadi selama masa-masa sulit.

Menemukan keseimbangan ini dapat membantunya merasa dihargai dan dipahami sekaligus memberinya ruang untuk memproses emosi.

Nah, itulah beberapa tanda miserable husband syndrome dan cara menghadapinya yang dapat diketahui. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda