Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Mengenal Workslop, Produktivitas Pekerja Anjlok Gara-gara AI

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Senin, 06 Oct 2025 13:22 WIB

Businesswomen leverage artificial intelligence to analyze market data to identify target audiences and business growth trends, crafting effective marketing strategies and gaining a competitive edge.
Ilustrasi AI di dunia kerja/ Foto: Getty Images/Prae_Studio
Daftar Isi

Seiring berkembangnya teknologi kecerdasan buatan (AI), muncul tren workslop di dunia kerja. Apa itu? Berikut informasi mengenal workslop yang mungkin sedang dialami para pekerja saat ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, AI menjadi tumpuan besar bagi perusahaan di seluruh dunia. AI dijanjikan dapat meningkatkan efisiensi, mempercepat pekerjaan, hingga memangkas biaya operasional.

Kemudian muncul sebuah fenomena baru justru menunjukkan sisi gelap dari penggunaan AI di dunia kerja. Fenomena ini disebut 'workslop', istilah baru yang menggambarkan hasil kerja yang tampak profesional di permukaan, tapi ternyata tidak memiliki substansi nyata.

Dibanding meningkatkan produktivitas, workslop justru menyebabkan waktu, tenaga, dan uang perusahaan terbuang sia-sia. Istilah workslop pertama kali mencuat setelah Harvard Business Review merilis hasil riset dari Stanford Social Media Lab dan BetterUp Labs.

Studi ini mengungkapkan bahwa sekitar 40 persen pekerja di Amerika Serikat pernah menerima 'hasil kerja' dari AI yang tampak rapi dan lengkap. Namun sebenarnya tidak membantu menyelesaikan tugas sama sekali.

Fenomena ini menciptakan ilusi produktivitas, laporan yang tampak meyakinkan, presentasi terlihat profesional, atau kode program seolah berjalan sempurna, padahal isinya sering kali tidak berguna. Dampaknya rekan kerja harus menghabiskan waktu memperbaiki bahkan mengulang pekerjaan dari awal. Akibatnya, produktivitas justru anjlok.

Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 1.150 pekerja penuh waktu, para peneliti menemukan bahwa rata-rata karyawan menghabiskan hampir dua jam hanya untuk memperbaiki workslop dalam sebulan. 

Fenomena ini menunjukkan paradoks besar dalam adopsi AI, teknologi yang seharusnya mempercepat pekerjaan tapi malah menciptakan beban tambahan yang tak kasat mata. Mengutip CNBC International dan CNN International, berikut penjelasan mengenai workslop yang terjadi di dunia kerja karena pengaruh AI.

Apa itu workslop?

Secara sederhana, workslop adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh AI dan tampak seperti pekerjaan berkualitas, namun sebenarnya tidak memiliki isi yang berarti. Workslop adalah pekerjaan yang seolah-olah baik, tapi tidak membantu memajukan tugas secara bermakna.

Fenomena ini mulai muncul ketika seorang dosen menilai tugas-tugas mahasiswa di awal kemunculan ChatGPT. Tugas-tugas tersebut disebut terlihat cukup bagus, tapi kurang tepat. Pada akhirnya workslop dinilai sebagai bentuk pekerjaan yang terlihat familiar, tapi kosong di dalam.

Dampak workslop pada dunia kerja

Berikut dampak workslop pada dunia kerja.

1. Memecah belah tim

Fenomena workslop tidak hanya mengganggu, tapi juga berdampak besar pada kerja tim dan efisiensi perusahaan. Banyak pekerja mengaku frustrasi karena harus memperbaiki hasil kerja rekan yang menggunakan AI secara berlebihan tanpa memahami konteks.

Karyawan lain di sektor ritel mengaku membuang waktu berhari-hari hanya untuk memverifikasi informasi dari dokumen yang dihasilkan AI. Ia bahkan harus mengadakan rapat tambahan untuk memperbaiki kekeliruan.

2. Mengalami kerugian finansial dan emosional

Kerugian akibat workslop bukan hanya soal waktu, melainkan finansial dan emosional. Studi BetterUp–Stanford menemukan bahwa penerima workslop rata-rata merasa annoyed (53 persen), confused (38 persen), bahkan offended (22 persen) setelah menerima hasil kerja semacam itu.

Tidak hanya itu, sekitar separuh responden mengaku mulai menilai rekan kerja mereka sebagai 'kurang kompeten' atau 'tidak dapat diandalkan'. Dalam skala besar, hal ini berpotensi memecah kolaborasi tim.

AI belum sepenuhnya siap menggantikan kreativitas dan pemikiran kritis manusia. Ironisnya, perusahaan justru semakin menekan karyawan untuk 'menguasai AI' agar tidak tertinggal. Faktanya di lapangan, hasil tidak seindah yang dibayangkan. Karyawan diminta menggunakan AI agar lebih produktif, tapi ketika hasilnya kacau, mereka juga yang disalahkan.

Tanda-tanda pekerja yang mengalami workslop

Menurut Hancock, tanda-tanda workslop mudah dikenali. Pertama, menggunakan bahasa berlebihan. Hasilnya juga bisa berupa kode komputer yang tidak jalan, slide presentasi kosong makna, hingga e-mail panjang yang membingungkan.

Namun semuanya memiliki efek yang sama, yaitu menambah pekerjaan bagi penerima untuk memahami semuanya. Pada akhirnya, hal itu bisa mengikis kepercayaan dan produktivitas.

Apa ada rekan Bunda atau justru Bunda sendiri mengalami workslop?

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda