Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Viral di TikTok, Ini 13 Ciri-ciri Avoidant Attachment dalam Hubungan

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Minggu, 09 Nov 2025 23:30 WIB

Ilustrasi pasangan
Ilustrasi Viral di TikTok, Ini 13 Ciri-ciri Avoidant Attachment dalam Hubungan/Foto: Getty Images/Nuttawan Jayawan
Daftar Isi
Jakarta -

Setiap orang memiliki gaya keterikatan yang membentuk cara terhubung dan terikat dengan orang lain. Salah satunya adalah avoidant attachment, yang sering kali menyebabkan orang menjauh atau menjaga jarak

Mengembangkan gaya keterikatan yang sedang viral di TikTok ini saat kanak-kanak, dapat menimbulkan kesulitan dalam menjalin hubungan dekat saat dewasa.

Untuk itu, memahami cara kerja avoidant attachment dalam hubungan dapat membantu Bunda mengenali pola-pola ini dengan lebih baik, baik dalam diri sendiri maupun pasangan, serta meningkatkan cara berhubungan dengan orang lain.

13 Ciri-ciri avoidant attachment dalam hubungan

Dilansir dari laman Verywell Mind, avoidant attachment ditandai dengan ketidaknyamanan dalam keintiman emosional, keinginan kuat untuk mandiri, dan sulit mempercayai orang lain sepenuhnya.

Dengan kata lain, orang tersebut menghindari untuk terlalu dekat dengan orang lain. Seseorang dengan avoidant attachment mungkin menunjukkan beberapa atau semua perilaku berikut ini:

  1. Menghindari hubungan yang intim
  2. Mengakhiri hubungan romantis sebelum waktunya
  3. Mengutamakan pekerjaan atau kebutuhan pribadi di atas segalanya (terpisah)
  4. Tidak mampu menunjukkan kasih sayang secara vokal dan fisik secara konsisten
  5. Tidak percaya pada orang lain
  6. Percakapannya tampak dangkal dan cenderung berisi basa-basi, lelucon sarkastik, dan humor
  7. Berjuang untuk menyuarakan perasaan dan pikiran
  8. Gagal berempati dengan baik terhadap pasangan atau orang lain
  9. Jauh secara emosional atau tidak tersedia
  10. Menghindari konflik dibandingkan menyelesaikan masalah
  11. Tidak konsisten (menjauh dari percakapan, membatalkan rencana, dan menghilang tanpa kabar)
  12. Tidak nyaman dengan keintiman
  13. Hyper-independence 

Penyebab orang avoidant dalam hubungan

Avoidant biasanya berkembang dari pengalaman awal yang membentuk cara seseorang mendekati kepercayaan dan hubungan. Faktor-faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan ini meliputi:

  • Pola asuh yang tidak konsisten pada masa kanak-kanak
  • Sering diabaikan dan mendapat penolakan sejak masih kecil
  • Kurang dukungan emosional
  • Pengalaman traumatis yang menyebabkan mereka merasa tidak aman di masa kecil
  • Mendapat tekanan secara berlebihan
  • Memodelkan perilaku penghindaran
  • Pengalaman hubungan negatif di masa dewasa

Meskipun semua jenis kelamin bisa memiliki gaya keterikatan apa pun, sebuah studi 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Current Opinion in Psychology menemukan bahwa perempuan lebih mungkin memiliki anxious attachment, sementara laki-laki lebih banyak yang mengalami avoidant attachment.

Cara mengelola avoidant attachment dalam hubungan

Dilansir dari laman WebMD, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan sendiri untuk mencoba melepaskan diri dari siklus avoidant attachment:

  • Hadir untuk pasangan. Jika tidak memberikan perhatian penuh saat bersamanya, Bunda akan kehilangan petunjuk nonverbal yang penting.
  • Kelola stres. Ini akan mengurangi kemungkinan ledakan amarah. Teknik mindfulness, seperti bernapas dalam-dalam, juga sangat membantu.
  • Belajar membaca bahasa tubuh. Jika pasangan mengatakan sesuatu, tetapi tubuhnya menunjukkan hal ini, itu pertanda bahwa Bunda membutuhkan komunikasi yang lebih baik. Perhatikan tanda-tanda seperti bahu yang tegang atau terangkat, atau alis yang berkerut.
  • Cari pasangan yang stabil. Sekitar 40 persen orang melaporkan bahwa mereka memiliki gaya keterikatan yang aman. Carilah pasangan yang tampak nyaman dengan kedekatan emosional, memberikan kepercayaan, dan pandai berkomunikasi.
  • Atasi trauma masa kecil. Bunda dapat mengatasi emosi tentang masa lalu dengan membuat janji dengan terapis atau konseling.

Nah, itulah beberapa ciri-ciri avoidant attachment dalam hubungan yang dapat dikenali hingga cara mengelolanya dengan baik. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/asa)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda