Jakarta -
Supaya anak mau makan sayur, kadang kita pun mengakalinya dengan memasukkan sayur ke makanan anak, tanpa sepengetahuan dia. Misalnya, kita selipkan bayam yang dicacah di risoles kesukaan dia. Nah, kalau Bunda sering melakukan itu, baiknya stop ya Bun.
Soalnya Bun, kata dr Sandra Darmawan SpA dari RS Mayapada Lebak Bulus, dengan kita memasukkan sayur diam-diam ke makanan anak, sama aja kita sudah menipu si kecil lho. Iya, dr Sandra bilang kalau itu dilakukan, kita berarti menipu anak dengan menyembunyikan sayur di makanannya.
"Baiknya jangan dilakukan lagi ya. Karena, anak harus punya kepercayaan pada makanan yang dikasih sama bunda dan ayahnya," kata dr Sandra di sela-sela Live Chat 'Si Kecil Kok Susah Makan Ya?' yang digelar HaiBunda dan detikForum bekerja sama dengan Mayapada Health Care Group di kantor detikcom, Jl Kapt Tendean, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Nantinya Bun, ketika anak tahu dia dibohongi karena Bunda diam-diam memasukkan
sayur yang notabene jadi makanan yang nggak mereka suka, anak jadi curiga terus ketika kita kasih makanan. Maka dari itu, daripada membohongi anak dengan melakukan siasat sembunyi-sembunyi kayak gitu, dr Sandra lebih menyarankan Bunda menerapkan food chaining.
Untuk menerapkan food chaining ini, kata dr Sandra Bunda memang harus ekstra sabar. Karena, perubahan makanan yang dikasih ke anak benar-benar bertahap dan pelan-pelan banget. Misalnya, anak cuma doyan chicken nugget. Nah, Bunda bisa pelan-pelan ngasih anak kombo yang berisi chicken nugget sama nugget ikan. Besoknya, kita bisa kasih dia nugget udang.
Dikutip dari Fisher Price, dalam food chaining pertama kali Bunda perlu mendaftar makanan apa yang disukai anak. Setelah itu, mulai masukkan perlahan makanan yang nggak disukai anak tapi punya rasa dan tekstur yang cenderung sama dengan makanan favorit anak.
Misalnya anak cuma suka wortel, coba tambahkan kombo
sayur anak jadi variasi wortel dan buncis. Atau, anak cuma suka bayam, Bunda perlahan bisa menawarkan si kecil selada air atau daun katuk misalnya.
"Coba ini beberapa kali dalam seminggu. Dengan begitu, anak tidak takut lagi dengan makanan yang baru dia kenal," kata Sibyl Cox, spesialis gizi anak di Department of Pediatrics at SIU School of Medicine, Springfield, Illinois.
(rdn)