Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Hiks! Anak Sedih Luar Biasa Saat si Mbak ART Mudik

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Kamis, 22 Jun 2017 12:24 WIB

Si kecil ditinggal si mbak ART pulang kampung. Saking 'kehilangannya' dia sampai nggak mau makan. Waduh kalau sudah begini, apa yang salah ya Bun?
Hiks! Anak Sedih Luar Biasa Saat si Mbak ART Mudik/ Foto: dok.HaiBunda
Jakarta -
Menjelang Lebaran seperti saat ini, wajar saja jika si mbak asisten rumah rangga (ART) mudik. Lho tapi kok si kecil jadi sedih luar biasa. Bahkan anak sampai lakukan gerakan tutup mulut (GTM) pada saat makan. Waduh!
Ini pernah dialami tante saya, Bun. Memang, sehari-hari, anak bungsunya yang berumur 7 tahun selalu ditemani si bibi ART. Waktu si bibi pulang kampung, tante saya kelimpungan karena anaknya sedih luar biasa, nggak bergairah, bahkan nggak mau makan.
Alhasil, sepupu kecil saya ini baru mau makan ketika diajak makan di luar, meski tetap aja nggak terlalu bergairah. Karena khawatir sama kondisi anaknya, dengan terpaksa tante saya meminta si bibi cepat balik lagi nih Bun. Untungnya, si bibi bersedia segera balik beberapa hari pasca Lebaran. Nah, ketika tahu si bibi sudah balik lagi, sepupu saya ini langsung ceria lagi lho Bun dan nggak melakukan GTM lagi.
Ketika anak sampai sedih luar biasa, nggak bergairah, dan melakukan GTM waktu si mbak mudik, apa ya Bun yang salah? Hmm, kalau kata psikolog anak dari Tiga Generasi, Anastasia Satriyo M.Psi., Psikolog atau Anas, berarti selama ini anak dekatnya sama si mbak. Padahal, yang namanya ART kan mestinya membantu saja ya Bun mengurus si kecil dan bukan 'tokoh utama' dalam mengurus anak kita.
Beberapa anak bahkan ada lho Bun yang sampai tidurnya saja bareng sama mbak ART. Duh, kalau bisa jangan ya Bun. Bukan tanpa alasan, menurut Anas pengalaman skin to skin anak bukan sama orang tuanya melainkan sama si mbak ART.
Anas menekankan anak kita tidur sama mbak ART ini bukan masalah nggak boleh ya Bun. Tapi kita kan mendapat perasaan dicintai dari orang yang ngurus kita dari kecil. Nah, kalau pengalaman ditenangkan ini didapat dari orang lain tentunya anak akan jadi lebih dekat dengan orang lain tersebut.
"Pengalaman ditenangkan, itu di bayangan dia sama mbaknya, bukan sama ibunya. Bukan ada yang salah, tapi selama ini seperti apa keseharian dia dengan ibunya?" ucap Anas saat ngobrol dengan HaiBunda.
Kata Anas, sudah semestinya dalam keseharian, anak tetap tahu meski ada si mbak yang notabene selalu menemani dia di rumah, dia harus cari sang Bunda dalam keadaan apapun. Nah, buat Bunda yang merasa si kecil udah kadung nempel sama si mbak dan si mbak akan pulang kampung, coba Bunda lakukan transisi sebelum anak berpisah sama si mbak.
Caranya, perbanyak waktu sama si kecil walaupun Bunda masih sibuk kerja, misalnya. Jadi, anak nggak merasa langsung terpisah gitu Bun sama mbaknya. Toh si mbak nggak ada, tetap ada Bunda di sisinya. Oh iya, Anas juga mengingatkan baiknya Bunda jangan 'mengakui' bahwa si kecil adalah anak si mbak. Ya, contohnya tante saya tadi Bun, secara nggak sadar dia sering bilang kalau si bungsu memang anak bibi.
Padahal, kata Anas efek sering disebut kayak gitu anak bisa makin merasa kalau dia memang cocoknya sama si mbak dan bisa jadi, ibu merasa apa tugas yang dilakukan si bibi memang bukan tanggung jawabnya.
Jadi Bun, kalau si kecil sedih luar biasa dan nggak bergairah waktu si mbak pulang kampung, yuk coba instrospeksi seperti apa sih hubungan Bunda sama si kecil selama ini dalam keseharian? Kalau Bunda punya tips supaya anak nggak terlalu sedih waktu ditinggal si mbak, silakan berbagi di kolom komentar ya Bun.
(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda