Jakarta -
Pelajaran bisa didapat dari mana aja ya Bun, termasuk dari yang dilakukan anak saat bermain. Seperti apa yang dialami bocah tiga tahun ini ketika bermain trampolin.
Layaknya anak lain, bocah bernama Colton ini senang main
trampolin. Akhirnya, sang ibu Kait Ellen membelikan Colton trampolin yang bisa dipakai di dalam ruangan. Suatu hari, ketika Colton asyik lompat-lompatan di trampolin, bruk! Colton terjatuh Bun.
Nahasnya, Colton mengalami patah tulang paha. Duh! Bunda mana yang nggak sedih melihat anak mengalami patah tulang dan sampai sekarang masih kesakitan kan Bun? Itulah yang saat ini dialami Kait. Hatinya sedih tak keruan melihat si kecil Colton meringis kesakitan. Terlebih, bocah itu saat ini masih pakai spica hip (semacam plester yang membungkus kedua kaki dari pergelangan kaki sampai pusar).
 Colton, bocah 3 tahun yang cedera saat main trampolin (Foto: Facebook/ Kait Ellen) |
"Kami harap dengan berbagi cerita ini akan mencegah anak-anak lain dan keluarganya dari pengalaman mengalami trauma dan 'patah hati' terkait cedera akibat trampolin pada anak-anak belia," kata Kait dalam keterangan foto yang diunggahnya di halaman Facebook-nya.
Apalagi nih Bun, Kait juga mendapat informasi dari dokter bedah anak yang menangani Colton kalau berdasarkan rekomendasi America Academy of Pediatrics dan America Academy of Orthopedic Surgeons, anak-anak di bawah umur 6 tahun seharusnya tidak bermain trampolin.
"Ini karena tulang rapuh mereka belum bisa digunakan untuk menahan tekanan berulang dari lompatan yang mereka lakukan saat main trampolin," ujar Kait menirukan apa yang disampaikan dokter ahli bedah.
Sementara Bun, dikutip dari The Royal Society for the Prevention of Accidents, trampolin nggak cocok dipakai untuk anak di bawah umur enam tahun karena secara perkembangan fisik, anak-anak belum bisa mengendalikan pantulan yang terjadi waktu mereka melakukan lompatan di trampolin. Akibatnya, mereka lebih rentan cedera.
Bunda perlu tahu, cedera saat
bermain trampolin bisa terjadi di setiap bagian tubuh misalnya lengan, tangan, leher, tungkai, dan kepala. Meski memang, umumnya cedera terjadi di bagian kepala. Lalu, cedera yang biasanya terjadi disebabkan posisi 'mendarat' yang kurang tepat juga keseleo atau patah tulang di pergelangan tangan, lengan bawah, siku dan tulang selangka.
Jadi Bun, mulai saat ini yuk lebih berhati-hati ketika akan membolehkan anak main trampolin!
(rdn)