HaiBunda

PARENTING

Cara Agar Anak Bisa Lampiaskan Kemarahannya dengan 'Sehat'

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Selasa, 01 Aug 2017 09:20 WIB
Ilustrasi anak marah/ Foto: dok. HaiBunda
Jakarta - Semua pasti pernah marah ya, Bun. Termasuk anak-anak. Kalau anak marah, boleh aja kok. Cuma, yang penting kita ajari ke si kecil yaitu gimana cara dia mengekspresikan marahnya tanpa mengganggu dirinya sendiri, apalagi orang lain.

Ketika si kecil marah, Bun, biarkan. Nggak apa-apa kok mereka marah karena memang setiap orang harus bisa merasakan emosi, salah satunya marah. Nah, saat anak marah, kata psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani S.Psi, M.Si., Psi atau Nina, yang bisa kita lakukan adalah melatih anak mengekspresikan emosinya tanpa mengganggu diri sendiri dan orang lain.

Terlebih pada usia batita (di bawah tiga tahun), kata Nina anak masih menunjukkan emosinya tanpa berpikir akibatnya. Jadi, kalau dia memukul Bunda pas marah, itu dia lakukan aja Bun tanpa ada niat menyakiti Bunda. Nah, ketika batita marah, coba yuk Bun kita tenangkan. Tapi, ingat ya. Jangan kita kasih apa yang dia mau.


Nina bilang, misalnya anak marah karena nggak dikasih permen. Hingga akhirnya dia teriak-teriak dan nangis kejer, jangan 'menyerah' dan kasih si kecil permen. Kalau begitu, anak akan berpikir kalau caranya minta sesuatu itu dengan marah dan menangis.

"Saat anak marah, kita validasi emosinya. Kita akui kalau memang dia sedang marah. Tapi, kita ajarkan cara mengekspresikan emosinya yang lebih aman. Nggak mengganggu diri sendiri artinya nggak sampai dia menyakiti dirinya," kata Nina di sela-sela parenting seminar 'Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kemampuan si Kecil Menjadi Anak Generasi Maju' bersama SGM Eksplor di Hotel Santika Premiere, Slipi, Jakarta Barat, baru-baru ini.

Terus, jangan sampai mengganggu orang lain, nih Bun. Kalau pas marah anak biasa membanting barang atau melempar barang ke arah orang lain, coba ajarkan dia melempar guling ke kasur. Atau, cara lain yang bisa kita lakukan yaitu ajak anak ke kamar mandi lalu buka keran air hingga airnya keluar deras.

Setelah itu, ajak anak untuk teriak-teriak guna mengekspresikan emosi marahnya. Kata Nina, penting banget kita ngajari anak mengekspresikan emosinya. Sebab, kalau emosi dipendam aja, itu juga nggak baik lho Bun buat anak.

"Kalai disimpan terus, nggak diekspresikan, didiamkan aja, bisa menimbulkan gangguan di dalam. Makanya anak boleh mengekspresikan emosinya tapi dengan catatan jangan sampai mengganggu dirinya juga orang lain," kata Nina. (rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Mom's Life dr. Bonita Effendi, Sp. P.D, BMedSc, M.Epid

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Potret Jo Yuri, Pemeran Player 222 di Squid Game yang Aslinya Mantan Member Girlgroup

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK