parenting
Akibat Anak Tidak Bisa Mengontrol Emosi
Senin, 14 Jan 2019 07:02 WIB
Jakarta -
Marah sebenarnya adalah salah satu respons emosi yang alami dan wajar, Bun. Hampir semua orang pasti mengalaminya, termasuk anak-anak. Nah, penting bagi Bunda untuk mengajarkan bahwa marah harus dikendalikan.
Jika tidak, ada beberapa akibat yang bisa dirasakan oleh anak. Baik secara langsung maupun tidak langsung, Bun. Demikian disampaikan penulis dari India, Raksha Bharadia dalam bukunya berjudul Roots and Wings 3.
Salah satu cara ampun menasihati anak tentang pentingnya mengendalikan amarah adalah dengan memberi contoh. Saat Bunda sedang marah, hindari berteriak atau mencubit si kecil.
Tindakan semacam ini justru memberi contoh bahwa respons seperti itu adalah hal yang boleh dilakukan. Apa saja ya, akibat yang bisa dirasakan anak jika terbiasa melampiaskan marah dengan cara yang keliru?
1. Masalah dalam bergaul
Saat marah tak terkontrol, seringkali refleks tindakan yang kasar. Dalam hubungan pertemanan, hal seperti ini tentu akan membuat orang lain malas bergaul dengan anak.
"Anak pun jadi kesepian dan tidak punya teman main. Tentu Bunda tak mau melihat anak bermain sendirian tanpa teman," ujar Raksha.
2. Kehilangan kontrol diri
Dalam jangka panjang, kebiasaan marah-marah tanpa terkendali juga bisa memengaruhi kontrol diri. Perasaan hati mungkin terasa baik dalam beberapa waktu setelah marah, tapi setelah itu akan ada rasa menyesal.
Ajarkan anak untuk tidak mengucapkan kata kasar saat marah, kepada siapapun. Ini supaya anak kemudian tidak bersedih dan menyesal saat sudah menyadarinya.
Sampaikan secara perlahan pada anak bahwa kemarahan bisa membuat stres dan tidak bahagia, Bun.
3. Prestasi menurun
"Saat marah, anak biasanya akan merasa tidak tenang. Akibatnya, di sekolah prestasinya bisa menurun karena sulit konsentrasi dan fokus saat belajar," kata Raksha."
Pikiran-pikirannya masih dipenuhi dengan rasa marah. Bunda tidak mau hal ini terjadi, bukan?
4. Jadi mudah lelah
Setiap luapan kemarahan meningkat, sebagian besar energi vital kita terkuras, Bun. Termasuk pada anak-anak yang energinya sedang banyak.
Setelah berteriak dan marah-marah tak terkendali, anak biasanya akan menjadi kelelahan. Mengurung diri di kamar pun kemudian menjadi pilihan yang dilakukan oleh anak.
5. Menyakiti orang lain
Ketika marah, anak bisa saja memukul temannya atau melempar barang-barang. Setelah selesai bertengkar, rasanya butuh waktu lebih lama untuk memulihkan harga dirinya.
Sampaikan pada anak bahwa melakukan hal-hal yang tanpa disadari menyakiti orang lain itu tidak baik, Bun. Ini sebaiknya dihindari agar anak tidak dijauhi oleh teman-temannya. Demikian dilansir Deseret News.
(rdn/muf)
Jika tidak, ada beberapa akibat yang bisa dirasakan oleh anak. Baik secara langsung maupun tidak langsung, Bun. Demikian disampaikan penulis dari India, Raksha Bharadia dalam bukunya berjudul Roots and Wings 3.
Salah satu cara ampun menasihati anak tentang pentingnya mengendalikan amarah adalah dengan memberi contoh. Saat Bunda sedang marah, hindari berteriak atau mencubit si kecil.
Tindakan semacam ini justru memberi contoh bahwa respons seperti itu adalah hal yang boleh dilakukan. Apa saja ya, akibat yang bisa dirasakan anak jika terbiasa melampiaskan marah dengan cara yang keliru?
1. Masalah dalam bergaul
Saat marah tak terkontrol, seringkali refleks tindakan yang kasar. Dalam hubungan pertemanan, hal seperti ini tentu akan membuat orang lain malas bergaul dengan anak.
"Anak pun jadi kesepian dan tidak punya teman main. Tentu Bunda tak mau melihat anak bermain sendirian tanpa teman," ujar Raksha.
2. Kehilangan kontrol diri
Dalam jangka panjang, kebiasaan marah-marah tanpa terkendali juga bisa memengaruhi kontrol diri. Perasaan hati mungkin terasa baik dalam beberapa waktu setelah marah, tapi setelah itu akan ada rasa menyesal.
Ajarkan anak untuk tidak mengucapkan kata kasar saat marah, kepada siapapun. Ini supaya anak kemudian tidak bersedih dan menyesal saat sudah menyadarinya.
Sampaikan secara perlahan pada anak bahwa kemarahan bisa membuat stres dan tidak bahagia, Bun.
![]() |
"Saat marah, anak biasanya akan merasa tidak tenang. Akibatnya, di sekolah prestasinya bisa menurun karena sulit konsentrasi dan fokus saat belajar," kata Raksha."
Pikiran-pikirannya masih dipenuhi dengan rasa marah. Bunda tidak mau hal ini terjadi, bukan?
4. Jadi mudah lelah
Setiap luapan kemarahan meningkat, sebagian besar energi vital kita terkuras, Bun. Termasuk pada anak-anak yang energinya sedang banyak.
Setelah berteriak dan marah-marah tak terkendali, anak biasanya akan menjadi kelelahan. Mengurung diri di kamar pun kemudian menjadi pilihan yang dilakukan oleh anak.
5. Menyakiti orang lain
Ketika marah, anak bisa saja memukul temannya atau melempar barang-barang. Setelah selesai bertengkar, rasanya butuh waktu lebih lama untuk memulihkan harga dirinya.
Sampaikan pada anak bahwa melakukan hal-hal yang tanpa disadari menyakiti orang lain itu tidak baik, Bun. Ini sebaiknya dihindari agar anak tidak dijauhi oleh teman-temannya. Demikian dilansir Deseret News.