Jakarta -
'Dek, Bunda hitung sampai tiga. Kalau nggak berhenti juga...' Kalimat kayak gitu pernah Bunda ucapkan? Bilang ke
anak kalau kita hitung sampai tiga dia nggak stop melakukan hal-hal yang nggak seharusnya, ada konsekuensi yang bakal diterima anak.
Tapi kadang, metode berhitung sampai tiga ini suka nggak berhasil ya, Bun. Ya, udah dihitung sampai tiga tapi anak nggak nurut dan tetap aja mainin mainannya di kamar mandi, misalnya. Padahal, udah diperingatkan. Kalau kayak gini, ada alternatif lain yang bisa kita lakukan supaya anak lebih nurut. Soalnya, ada juga anak yang sebelum hitungan sampai tiga, mereka udah nurut dan melakukan apa yang diminta orang tuanya.
Pakar parenting yang juga pendiri Positive Parenting Solutions, Amy McCready, menyarankan, kalau hitungan satu sampai tiga nggak berhasil, yang perlu kita lakukan adalah mensejajarkan diri kita. Artinya, rendahkan tubuh kita sampai ada kontak mata sama anak. Terus, pandang mata dia, Bun.
Misalkan saat anak nggak berhenti mainin mainannya di bak mandi karena waktu mandi sudah selesai. Yang perlu dilakukan, siapkan apa konsekuensi yang didapat anak terus bicara ke anak dengan nada yang tenang. Amy bilang, menjaga nada bicara kita tetap tenang penting untuk menghindari adu otot sama anak nantinya.
Baca juga:
Bisa Dicoba Bun, Tips dari Bu Dokter Agar Anak Lahap Makan'Dek, taruh mainannya sekarang karena waktu mandi udah selesai. Kalau nggak, adik nggak boleh main mainan itu sampai besok'. Kalimat kayak gitu bisa kok Bunda ucapkan ke anak. Setelah itu, beri jeda waktu untuk anak berpikir apa keputusan yang bakal dia ambil.
"Pastinya jeda waktu dan bagaimana kita menyampaikan pilihan ke anak disesuaikan dengan usia anak ya. Kalau anak lebih kecil, pakai kata yang lebih sederhana dan gampang dimengerti. Begitu juga konsekuensinya, sesuaikan sama usia anak," kata Amy, dikutip dari Positive Parenting Solutions.
Kalau anak langsung menaruh mainannya, masalah selesai. Jangan lupa setelah beberapa saat kita beri pujian si kecil ya. Sebaliknya, kalau
anak masih nggak mau naruh mainannya, dengan kalem kita ambil mainan dia dan simpan di tempat lain. Ini artinya, anak benar-benar nggak bisa memainkan mainannya dan dia benar-benar merasakan konsekuensi dari apa yang dia lakukan. Anak bakal nangis dan tantrum dong? Bisa saja memang.
Tapi, untuk menyikapinya, kita cueki aja anak namun tetap mengawasinya. Amy bilang, tantrum anak umumnya akan mereda saat kita cueki dia. Nggak kalah penting, dengan begitu anak akan belajar kalau saat orang tuanya akan melakukan sesuatu, pasti akan dilakukan.
Baca juga:
Serba-serbi Kiddle, Mesin Pencarian yang Aman Buat Anak
"Jangan saat anak tantrum Bunda malah mengubah keputusan. Kalau begitu, anak merasa 'menang' dan dia akan pakai tantrum untuk mendapat apa yang dimau. Nantinya, jika Bunda mau mengajak anak bicara kalau apa yang dia lakukan keliru, boleh-boleh saja," kata Amy.
Dikutip dari Pop Sugar, kalau Bunda mau menerapkan metode hitung satu sampai tiga, psikolog anak Dr Don Williams bilang bisa aja diterapkan untuk menghitung satu sampai tiga di dalam hati. Soalnya, ini bisa jadi cara untuk nggak ngasih overstimulasi anak ketika situasinya udah penuh tekanan.
"Meminimalkan kata dan berusaha netral, termasuk emosi dan ekspresi kita, bisa mencegah kita juga anak jadi gampang emosi. Jangan lupa, untuk menerapkan aturan ini orang tua juga perlu konsisten dengan konsekuensi yang diberi ke
anak," kata Don.
Baca juga:
Indahnya Taman Kanak-kanak Berbentuk Istana Dongeng di Rusia (rdn)