Jakarta -
Belakangan mungkin para orang tua jadi bingung ya mau memberikan vaksin measles rubella (MR) atau tidak. Soalnya
vaksin ini belum memiliki sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia. Apakah sebaiknya anak kita nggak usah divaksin MR saja?
"Untuk saya masalah
vaksin itu memang membingungkan. Untung anak saya tidak divaksin kemarin. Ternyata belum tersertifikasi halal, ya," ujar seorang ayah, Agus.
Kepada HaiBunda, ada orang tua lainnya yang juga tidak memvaksin anaknya karena meyakini setiap manusia sudah diberi imunitas, sehingga tidak memerlukan lagi tambahan. Apalagi dengan mencuatnya kabar tentang vaksin MR yang belum mendapat sertifikasi halal dari majelis ulama Indonesia (MUI), hal itu membuatnya semakin yakin telah melakukan langkah tepat.
Namun dokter spesialis anak, dr Piprim B Yanuarso SpA(K) menanggapi hal itu dengan mengatakan belum ada sertifikat halal bukan berarti najis. Kata dr Piprim di akun Facebook-nya, vaksin MR sangat penting untuk mencegah lahirnya bayi-bayi cacat berat, tuli, buta karena katarak, jantung bocor, dan otak mengecil.
"Andai pun vaksin MR itu najis atau haram (padahal nggak ada unsur najis atau haram di dalamnya) maka vaksinasi MR tetap wajib diberikan demi mencegah lahirnya bayi-bayi cacat berat," kata dr Piprim.
Baca juga:
Anak Sudah Divaksin MMR, Perlu Divaksin MR Lagi Nggak?Dalam kajian akademis Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan yang disarikan dan ditulis oleh Prih Sarnianto, Drs. Apt, MSc. dan Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH juga dituturkan pernyataan tentang
vaksin halal akan memberikan pesan yang salah bahwa semua vaksin 'non-halal' adalah tidak aman. Nah, hal ini bisa sangat berpengaruh terhadap berbagai upaya imunisasi. Selanjutnya di masa depan dikhawatirkan kesehatan masyarakat secara umum pun akan terpengaruh.
Agus menambahkan measles dan rubella saat ini bukanlah sesuatu yang urgent. Pemberian vaksin ini hanya untuk pencegahan. Karena itu dia menyarankan kepada semua pihak terkait untuk mempersiapkannya dengan baik.
"Harusnya disiapkan dengan baik, sehingga tidak terkesan terburu buru seperti kejadian sekarang. Lagipula apakah rubella itu saat ini menjadi endemi di Indonesia?" imbuh Agus.
Vaksin MR sendiri masuk dalam pekan imunisasi nasional untuk mencegah adanya 'letusan' kasus campak dan bahayanya pada janin. Selain itu Indonesia ingin mewujudkan bebas campak pada 2020.
Baca juga:
Seperti Ini Efek Vaksin MR yang Mungkin Munculdr Piprim mencontohkan akibat penolakan vaksin polio yang berimbas pada merebaknya kasus-kasus polio, sehingga akhirnya mengakibatkan kelumpuhan. "Jadi yang bilang bahwa sistem imun manusia sudah sempurna nggak perlu vaksinasi itu tertolak dengan adanya fakta ini," imbuh dr Piprim.
Seperti diketahui, campak dan rubella itu penyakit infeksi menular melalui saluran napas yang disebabkan virus. Campak bisa menyebabkan komplikasi serius kayak diare, radang paru, dan radang otak. Kalau rubella, biasanya berupa penyakit ringan yang menyerang anak. Nah, kalau menulari ibu hamil di trimester pertama atau awal kehamilan, bisa bikin keguguran atau kecacatan bayi. Kecacatan ini disebut dengan Congenital Rubella Syndrome (CRS).
(Nurvita Indarini/rdn)