Jakarta -
Meski sedang bermain di rumah, balita bisa saja mengalami kecelakaan. Karena itu, kita perlu banget nih mengawasi si kecil saat
main dan menciptakan lingkungan bermain yang aman.
Saya ingat banget Bun, waktu anak saya berumur 15 bulan. Saat itu kami lagi main ke playground. Anak saya main kuda-kudaan dan entah bagaimana mulanya, dia terjatuh dari mainan itu. Saya sempat menyambar bajunya, sebelum kepalanya terkena matras.
Mungkin karena kaget, anak saya menangis kejer lalu seperti lupa mengambil napas. Nggak lama, dia seperti pingsan. Nggak lama sih memang, kurang dari satu menit. Tapi buat ibu baru tentu bikin panik setengah mati. Yang dialami anak saya adalah breath holding spell. Kaget bisa membuat dirinya mengalami kondisi ini. Nggak bahaya sih dan bisa hilang seiring bertambahnya usia, tapi tetap dong bikin kaget.
Soal kecelakaan pada batita dan balita, kata psikolog anak dan remaja, Irma Gustiana Andriani, memang banyak terjadi di rumah, area play ground, dan sekolah. Karena itu orang dewasa, khususnya orang tua, perlu memberikan pengawasan yang memadai. Selain itu sebagai wujud antisipasi, kita bisa mendesain tempat main yang benar-benar aman.
Baca juga:
Karena Waktu Anak Bersama Bundanya Itu Sebenarnya Nggak Lama"Sering kali anak luka karena safety kurang. Maka itu kita sebagai orang tua harus jeli melihat-lihat kondisi sekitar," tutur Irma dalam grand launching CobyHause di Lucy In The Sky, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (7/9/2017).
Untuk meminimalkan anak dari kecelakaan saat bermain, maka bisa melakukan hal-hal ini:
 Mencegah Kecelakaan Saat Balita Bermain di Rumah/ Foto: thinkstock |
1. Jangan Over Stimulasi"Anak baru satu tahun, tapi diberi mainan untuk anak umur lima tahun. Itu namanya over stimulasi," jelas Irma.
Jika anak diberi mainan tak sesuai usianya, maka bisa saja membahayakan anak. Selain itu anak tidak bisa mengasah kemampuan motorik maupun sensorik lebih optimal.
2. Jangan Berikan Semua MainanYa, bermain memang bisa menjadi sarana belajar anak. Tapi juga jangan memberikan semua mainan ke anak. Soalnya semakin banyak mainan yang diberikan di satu waktu, membuat anak kesulitan bergerak. alhasil anak bisa jatuh karena tersandung atau terpeleset mainan.
Baca juga:
Bun, Ini Lho Manfaat Menemani si Kecil Bermain
3. Jauhkan dari Hal yang MembahayakanStop kontak sebenarnya tidak bahaya. Namun jika dimainkan anak, bisa saja jadi membahayakan si kecil. Karena itu, area bermain anak sebaiknya dijauhkan dari segala macam stop kontak. Termasuk juga kabel-kabel yang berjuntai ya, Bun, usahakan untuk menjauhkannya.
Kalau mau membuat zona main anak di rumah, pastikan keamanannya juga ya Bun. Caroline Victoria, Managing Partner of CobyHaus Indonesia, distributor mainan anak menyarankan penggunaan play mat yang aman. Kata dia play mat yang aman adalah yang tidak akan membuat si kecil gampang terluka ketika bermain di atasnya. Selain itu dibuat dengan menggunakan bahan yang bebas dari toksik.
"Kalau sudah disertifikasi di 28 negara, tentu keamanannya sudah terjamin. Malah bayi bisa ganti popok juga di play mat. Lalu kalau anak sudah besar dan nggak main di play mat, ini bisa dibalik dan digunakan sebagai bagian dari interior, menggantikan karpet bulu. Jadi bisa meminimalkan alergi," jelas Caroline di acara yang sama.
Selain itu Irma juga menyarankan untuk scanning cepat saat mengajak anak bermain di play ground. Jadi kita tahu mana pintu keluar terdekat, juga tahu di mana petugas yang bisa dipanggil untuk membantu bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Desain Tempat Main Sesuai Kebutuhan AnakKarena anak-anak bisa belajar sambil bermain, Irma menyarankan agar desain tempat main disesuaikan dengan kebutuhan anak. Jadi jangan sampai nih, Bun, kita cuma mempertimbangkan keinginan kita saja sehingga mengesampingkan kebutuhan anak.
"Makin kecil anak, mainan harus makin besar. Block atau puzzle harus yang besar. Termasuk alat tulisnya, jadi main dan belajar lebih optimal," tambah Irma.
(Nurvita Indarini/rdn)