Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Masih Bayi Tapi Sudah Nge-jam atau Nge-dance, Kenapa Nggak?

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Selasa, 24 Oct 2017 13:11 WIB

Walaupun masih belia, bukan berarti bayi-bayi nggak bisa diajak nge-jam atau nge-dance lho, Bun.
Baby jam dan baby dance/ Foto: instagram @rockstargymofficial
Jakarta - Usia boleh masih bayi, tapi bukan berarti anak-anak nggak bisa diajak nge-jam atau nge-dance. Ya, walaupun gerakannya pasti sederhana banget, senggaknya kegiatan itu bisa jadi kegiatan yang menyenangkan buat anak bahkan bunda dan ayah.

Cobby, salah satu coach baby jam dan baby dance di Rockstar Gym Indonesia bilang ada manfaat buat anak ketika mereka melakukan baby jam atau baby dance. Ya, walaupun kalau diperhatikan gerakannya simpel-simpel banget, Bun. Kata Cobby, melakukan baby jam atau baby dance bisa jadi ajang bonding time si kecil sama orang tuanya.

Selain itu, anak juga bisa melatih korodinasi tubuhnya yaitu bagian tubuh kanan, kiri, atas, dan bawah. Lalu, anak bisa belajar mengontrol diri dengan mendengar instruksi untuk melakukan gerakan lebih cepat atau lebih lambat.

"Kalau dia udah bisa ngikutin itu, berarti anak sudah bisa following the direction. Jadi kalau anak kita lari-larian, kenceng gitu, terus kita bilang 'sssh, pelan-pelan', dia bisa mengurangi kecepatan larinya," kata Cobby waktu ngobrol sama HaiBunda.

Di Rockstar Gym, kelas baby jam bisa diikuti bayi umur 6-18 bulan. Sementara itu, kelas baby dance dibuka untuk anak umur 1-3 tahun. Apa aja gerakan yang dilakukan? Untuk baby jam, biasanya gerakan simpel seperti menggerakkan tangan untuk bilang 'halo', lalu tepuk tangan, atau gerakan maju mundur. Maklum, untuk bayi 6 bulanan biasanya mereka kan udah mulai merangkak ya, Bun.

Baca juga: Umur 10 Bulan, Bayi Ini Beratnya Sama dengan Anak 9 Tahun

"Kalau baby dance, yang paling gampang gerakan baby shark, head shoulder knees and toes, sama itsy bitsy spider misalnya. Di kelas baby dance, anak biasanya udah berdiri jadi diusahakan gerakannya yang selalu bikin anak berdiri. Jadi dia belajar koordinasi kaki, jongkok, berdiri, lari, kecepatan larinya dikurangi, sehingga anak bisa mengontrol diri sendiri dan nantinya following the direction," tambah Cobby yang sudah setahun mengajar baby jam dan baby dance.

Cobby, coach baby jam dan baby danceCobby, coach baby jam dan baby dance /Foto: dok.HaiBunda


Selama kelas berlangsung, Cobby mengingatkan pentingnya andil orang tua dalam mengikuti gerakan yang dilakukan teacher. Sehingga, saat di rumah anak bisa diajari melakukan gerakan itu. Apalagi, kalau anak tipe yang lebih nurut sama orang tua, ketika orang tuanya diam aja sudah pasti si kecil akan diam aja deh.

Selama mengajar bayi-bayi nge-jam dan nge-dance, Cobby mengaku nggak ada dukanya, Bun. Soalnya, setiap murid masuk kelas, Cobby merasa dirinya happy. Sebagai coach, dia juga mesti menyambut si murid dengan happy dan positif kan. Ya, meskipun ada juga satu dua anak yang cranky atau rewel ketika kelas berlangsung.

Baby dance dan baby jamBaby dance dan baby jam/ Foto: instagram @rockstargymofficial


"Kalau anak nangis, kadang ada yang ngantuk, kita bolehin kok rehat sebentar. Untuk waktu latihannya, baby jam setengah jam, baby dance 45 menit. Di kita nggak ada batasan, kapan aja boleh anaknya ikut. Tapi, lebih bagus lagi nih kalau anak juga ikut baby gym. Karena di sana mereka bisa belajar crawling, manjat-manjat, jungkir balik. Kalau di baby dance kan itu nggak didapat ya," kata Cobby.

Hmm, tertarik untuk mengikutkan anak ke kelas baby jam atau baby dance, Bun?

Baca juga: Lucu Banget! Bayi Ini Pakai Baju Kebangsaan Berbagai Negara di Dunia (rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda