HaiBunda

PARENTING

Hukuman Fisik Bukan Cara Terbaik Mendisiplinkan Anak

Melly Febrida   |   HaiBunda

Rabu, 15 Nov 2017 11:00 WIB
Ilustrasi anak mendapat hukuman fisik/ Foto: thinkstock
Jakarta - Saat anak melawan atau bertindak di luar batas, biasanya emosi kita pun meningkat. Awalnya tak ingin main tangan alias memukul, tapi saking kesalnya lepas kendali. Padahal, memukul anak berbahaya untuk masa depannya anak.

Sudah lama orang berpikir memukul anak nakal adalah hak prerogatif orang tua agar anak tetap pada jalurnya dan mengajarkan hal yang benar. Tapi penelitian setengah abad menemukan masa lalu yang penuh dengan kekerasan fisik lebih berbahaya dibanding kebaikannya.

"Semakin sering anak-anak dihukum secara fisik, semakin besar kemungkinan anak untuk menentang orang tua mereka," begitulah hasil temuan ilmuwan University of Texas seperti dilansir Daily Mail.


Psychology Today menjelaskan hukuman fisik didefinisikan sebagai penggunaan kekuatan fisik dengan maksud agar anak mengalami sakit atau ketidaknyamanan di tubuhnya, sehingga bisa mengoreksi perilaku anaknya. Apa saja yang termasuk hukuman fisik? Memukul, mencubit, meremas, mencambuk, menampar, menampar, mencuci mulut anak dengan sabun, menyuruh anak berlutut di atas benda yang menyakitkan, serta memaksa anak berdiri atau duduk dalam posisi tertentu dalam jangka waktu lama.



Elizabeth Gershoff, seorong psikolog perkembangan telah meneliti ratusan penelitian dan mempresentasikan hasil meta-analisis hubungan antara hukuman fisik orang tua dan hasilnya pada anak-anak dan orang dewasa. Dia menemukan bahwa dalam hukuman fisik masa kecil terkait dengan perilaku agresi, nakal, dan antisosial.

Hukuman fisik juga berpengaruh negatif pada kualitas hubungan orang tua dengan anak, kesehatan mental, ataupun pada tingkat kepatuhan. Nggak cuma berpengaruh di masa anak-anak saja, tapi juga sampai dewasa. Mereka yang menerima hukuman fisik di masa anak-anak juga lebih cenderung melakukan abusement pada orang tua, anaknya, atau pasangannya. Seram ya, Bun.

Penelitian terbaru dari University of Manotoba pada 8.300 orang dewasa mencatat kekerasan fisik harus dianggap sebagai pengalaman masa kecil yang merugikan. Para ilmuwan juga menekankan pentingnya untuk menindak keras pengasuhan anak dengan kekerasan agar anak-anak tidak diasingkan.

Pemukulan pada anak sebagai upaya pendisiplinan dianggap sama dengan pelecehan, pengabaian, dan disfungsi rumah tangga. "Menempatkan pemukulan pada anak dalam kategori yang sama dengan pengalaman buruk akan meningkatkan pemahaman kita tentang masalah kesehatan mental dewasa ini," kata Dr Andrew Grogan-Kaylor yang terlibat dalam penelitian.



Peneliti juga menekankan pemukulan pantat yang sering dilakukan orang tua untuk mendisiplinkan anak, membuat anak merasa nyeri kendati tidak cedera. Hal ini dianggap sebagai bentuk kekerasan juga. Meski demikian ada ribuan orang yang dilaporkan menolak memukul pantat anak sebagai bentuk menyakiti anak. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Kehamilan Amrikh Palupi

5 Potret Lamaran Brisia Jodie & Jonathan Alden, Kompak Pakai Kebaya dan Beskap Warna Hijau

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Mom's Life Amira Salsabila

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Lamaran Brisia Jodie & Jonathan Alden, Kompak Pakai Kebaya dan Beskap Warna Hijau

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK