Jakarta -
Saat Natal, umumnya anak-anak yang merayakannya membuat sebuah permintaan ke
Santa Claus. Seperti gadis cilik bernama Taylor, ia membuat permintaan yang sederhana, namun ingin sekali dikabulkan.
Suatu hari, Taylor pergi bersama orang tuanya ke pusat perbelanjaan. Saat melihat Santa Claus, Taylor bergegas menemuinya untuk membuat suatu permintaan.
"Yang mengejutkan kami Taylor memberi tahu Santa bahwa semua yang dia inginkan untuk Natal adalah untuk Ashley Freihoff (sepupunya) agar disembuhkan dari leukemia. Taylor percaya bahwa Santa dapat melakukan apa saja," ujar Steve Dane, ayah Taylor dikutip dari laman Instagram Love What Matters.
Di kesempatan yang sama, kurang lebih ada seratus anak-anak dalam antrean dan mereka meminta mainan pada Santa Claus. Namun, Santa menaruh perhatiannya ke si kecil Taylor dan pelan-pelan Santa berusaha ngasih pengertian ke Taylor kalau dia nggak punya kekuatan untuk menyembuhkan sebuah penyakit.
"Lalu Santa membungkukkan kepalanya dan berdoa bersama putriku untuk sepupunya. Bisa dibilang saya bukan tipe yang cengeng, tapi saat mendengar hal tersebut, saya malah menangis seperti bayi. Terima kasih,
Santa, untuk menunjukkan keluarga saya dan semua orang di sana tentang Natal sebenarnya," tutur Steve.
Nah, soal menyikapi anak yang percaya dengan Santa Claus, profesor pediatri dan psikiater di Boston University School of Medicine, Dr Benjamin Siegel bilang di umur 3-7 anak lagi berada di tahun-tahun kehidupan penuh fantasi dan keajaiban. Mereka dipengaruhi sama apa yang dilihat dan didengar di sekitarnya.
"Mereka akan sangat excited pada karakter yang punya arti spesial buat mereka termasuk tokoh kartun, monster, karakter hewan, bahkan Santa Claus," kata Benjamin dikutip dari PBS Parents.
Kalau memang bisa memberi nilai positif misalnya supaya anak bertingkah baik dan belajar berbagi, beritahu anak soal adanya Santa Claus boleh-boleh aja. Cuma kadang kita suka mikir gimana kalau nanti anak tahu apa yang dikatakan orang tuanya nggak bener alias kita dianggap bohong? Khawatir nggak sih, Bun?
"Jika orang tua khawatir, sampaikan aja ke anak apa yang mereka rasakan saat tahu kebenarannya. Kemudian, katakan kalau Santa Claus adalah mitos yang memang ada di keluarga karena mengandung nilai positif di dalamnya seperti mengajak anak berperilaku baik dan berbagi," kata Benjamin.
Jangan lupa minta juga anak menyampaikan apa arti
Santa Claus buat mereka ya. Dengan begini, akan ada proses diskusi kita sama anak soal mitos yang ada selama ini. Bahkan, kita bisa mengaitkannya sama mitos lain kayak keberadaan peri gigi atau tokoh lain terkait mitos yang ada di keluarga.
(rdn/rdn)