Jakarta -
Anak-anak umumnya senang bermain. Apalagi kalau bunda dan ayahnya juga ikutan. Nah, pas main sama si kecil coba deh, Bun, sekali-sekali ajak mereka melakukan permainan yang menantang supaya anak nggak gampang
cemas.
Jadi, Bun, sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan peneliti di Australia dan Belanda menemukan perilaku tertentu dari orang tua berperan melindungi anak-anak prasekolah dari kecemasan. Penelitian ini mempelajari 312 keluarga dan menemukan orang tua yang lebih banyak menggunakan perilaku orang tua yang menantang atau dikenal dengan Challenging Parent Behaviour (CPB) memiliki anak-anak yang tingkat kecemasannya lebih rendah ketimbang anak lain.
Penelitian sebelumnya menemukan hubungan antara gaya pengasuhan yang over-controlling atau gaya helikopter justru bisa meningkatkan kecemasan pada anak-anak. Studi yang dilakukan peneliti dari Macquarie University dan University of Amsterdam Sydney dan dipublikasikan di Journal of Clinical Child & Adolescent Psychology ini menekankan perilaku orang tua dalam mengasuh buah hatinya bisa menekan risiko kecemasan yang dialami si kecil.
Seorang rekan penulis penelitian Rebecca Lazarus mengatakan perilaku efektif yang bisa melindungi anak dari kecemasan antara lain memberi mereka sesuatu termasuk permainan yang menantang, agak sedikit menggoda, bermain 'keras' tapi tanpa kekerasan fisik, mendorong anak bersikap asertif dan berani mengambil risiko.
"Gagasan di balik CPB adalah memaparkan anak dengan risiko yang aman. Sehingga kadang hal-hal yang mungkin sedikit menimbulkan kegelisahan bisa membuat anak-annak tahu bahwa itu sebenarnya baik," kata Rebecca dilansir Perthnow.
Rebecca menambahkan terbiasa berada di situasi yang membuat mereka kurang nyaman bisa mengurangi kecemasan anak karena mereka terbiasa belajar mengatasi situasi itu. Pernah mendengar gaya pengasuhan cotton wool atau kapas wol nggak, Bun? Menurut Rebecca gaya pengasuhan ini membatasi anak-anak melakukan hal yang sesuai usia mereka. Makanya, ketika kita menerapkannya, anak berisiko mengalami
kecemasan.
"Itu memberi anak pesan bahwa dunia ini tempat yang menyeramkan dan dia butuh perlindungan dari orang tuanya," katanya.
Sebenarnya, Bunda bisa melakukan banyak cara sehari-hari untuk melakukan CPB yang bisa membantu anak. Salah satunya kita bisa mendorong anak untuk mencoba sesuatu yang baru tapi tetap kita awasi ya. Misalnya saja ada anjing di taman. Bunda tahu anak-anak mungkin takut anjing. Tapi, kita bisa ngasih contoh ke anak gimana caranya bisa melintas tanpa mengusik anjing itu sehingga anak tetap aman.
Atau bunda juga bisa melakukan kompetisi seperti balapan lari atau bermain dengan anak. "Semuanya aman dan tidak melibatkan kekerasan tapi memungkinkan anak-anak mengalami kekalahan dan tahu seperti apa rasanya," kata Rebecca.
Dampak Ketika Anak Mengalami Kecemasan BerlebihKecemasan mungkin terlihat lumrah termasuk ketika dialami anak-anak. Tapi, cemas berlebihan juga bisa memberi dampak negatif pada anak, Bun. Untuk itu, penting juga buat orang tua nggak menunjukkan sikap cemas berlebihan di depan anak. Yang perlu kita lakukan, beri tahu anak bahwa cemas boleh aja dialami tapi kita perlu menyikapinya dan segala sesuatunya pasti bisa diselesaikan kok.
"Anak bisa menyadari dengan cepat jika orang tuanya cemas. Mereka umumnya belum bisa bertindak cepat dan tak tahu harus berbuat apa, sehingga mereka juga ikut cemas," tutur penulis 'Worried All the Time: Overparenting in an Age of Anxiety and How to Stop It', David Anderegg, seperti dikutip dari CNN.
Ketika anak sering merasa cemas berlebihan kata David ini bisa merusak psikis dan mental anak, Bun. Kelak saat mereka dewasa, bukan nggak mungkin
cemas berlebih akan dialami anak sehingga mereka lebih mudah stres bahkan depresi ketika menghadapi sesuatu.
(rdn/rdn)