Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Ini yang Perlu Kita Lakukan Agar Anak Kelak Tak Takut Matematika

Nurvita Indarini   |   HaiBunda

Minggu, 07 Jan 2018 07:00 WIB

Sering kali matematika jadi seperti momok yang menakutkan bagi anak sekolah. Gimana ya, biar hal ini nggak terjadi?
Agar Anak Kelak Tak Takut Matematika/ Foto: thinkstock
Jakarta - Matematika identik dengan hitung-hitungan yang ribet dan kadang membingungkan. Apalagi kalau masuk ke soal cerita. Nggak heran di usia sekolah, beberapa anak merasa matematika adalah sesuatu yang menakutkan.

Kalau menurut Elvina Lim Kusumo, founder indonesiamontessori.com, matematika sebenarnya bisa dikenalkan pada anak sejak dini. Karena dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya anak-anak dekat dengan matematika. Kalau pendekatan dilakukan dengan baik, maka matematika pun nggak lagi terasa 'horor'.

"Untuk anak usia dini, kita bisa mengenalkan yang konkret dan yang sehari-hari, dengan cara real life," ujar Elvina dalam talkshow di Gramedia Central Park, Jakarta Barat, Sabtu (7/1/2017).

Sebelum mengenalkan angka 1 dalam simbolnya, sebaiknya kita kenalkan dulu konsep 1. Iya, biar anak punya bayangan 1 itu seperti apa. Kita bisa contohkan melalui 1 apel, 1 jeruk, 1 ayam, 1 jari, 1 buku, dan sebagainya.

"Kendala kita ketika ingin mengenalkan matematika suka bingung mau mulai dari mana. Padahal sebenarnya dari hal-hal yang sehari-hari bisa. Dari konsep angka itu sendiri, lalu bangun geometri anak juga perlu mengenal, juga berbagai macam garis, sebelum kemudian mengenal simbol," papar Vina, panggilan akrabnya, yang juga penulis buku 'Montessori di Rumah, 55 Kegiatan Matematika' ini.



Kalau bangun geometri gimana mengenalkannya? Bisa kok, Bun, dengan mengidentifikasi apa saja benda sekitar yang bentuknya lingkaran, kotak, segitiga, dan sebagainya. Kita juga bisa ngajarin si kecil membuat garis lurus dan lingkaran dengan pensilnya.

Untuk memperkuat pemahaman konsep angka, kita perlu mengulangnya berkali-kali. Kita bisa bermain bersama anak untuk menguatkan hal ini. Misal nih, kita bermain menggunakan biji-bijian, manik-manik, maupun beads, lalu minta anak untuk mengambil benda-benda tersebut dalam jumlah tertentu.

"Anak juga bisa membandingkan, mana yang lebih banyak, mana yang lebih besar, mana yang lebih berat," tambah Vina.

Kalau anak nggak punya pemahaman konsep angka yang kuat, maka anak akan cenderung menghafal dalam matematika. Di awal-awal mungkin tampak oke, anak hafal penjumlahan dan perkalian 0-100. Tapi saat diimplementasikan dalam hal lain anak akan kebingungan. Alhasil jadi takut sama matematika karena merasa nggak bisa dan selalu mendapat kesulitan.

Oh iya, kata Vina, masing-masing anak punya tahapan berbeda terkait munculnya minat dalam pemahaman konsep matematika. Ada anak usia dua tahun sudah tertarik diajak menghitung. Tapi ada juga yang baru usia 4,5 tahun tertarik kegiatan tersebut.



"Pengalaman saya, jangan dipaksa, supaya semua dimulai dari dia. Nggak ada yang mesti dikejar kok. Umurnya juga masih kecil kan. Biarkan ngalir, gitu aja. Nah, ketika mereka mau, tertarik, kita yang harus konsisten menstimulasinya," saran Vina. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda