Jakarta -
Di rumah saat pagi hari, siapa yang biasanya paling heboh? Mungkin sebagian besar akan menjawab: bunda. Apakah di rumah, Bunda juga yang paling heboh di pagi hari?
Pagi hari itu saya sering merasa senewen deh, Bun. Ya, mengurus keperluan keluarga sendiri, apalagi kalau ada deadline pekerjaan yang belum beres. Haduh, segala hal berkecamuk di pikiran. Makin kesel kalau
anak sudah dibangunkan, susah mandi, dan saat sarapan lamanya minta ampun.
Syukurlah, saya bukan satu-satunya ibu yang mengalami kehebohan seperti ini di pagi hari. Seorang bunda, Katie Bingham Smith, juga mengaku sering merasa stres di pagi hari.
"Pada pagi hari,
anak laki-laki saya bangun terlambat untuk sekolah, di kamar mandi merapikan rambutnya agak lama, lalu meminta saya untuk menyiapkan bekalnya," tulis Katie di Scarry Mommy.
Mulanya Katie selalu membantu anaknya agar nggak terlambat ke sekolah. Tapi kok lama-lama si kecil makin kelewatan ya. Hmm, akhirnya Katie menolaknya dengan tegas permintaan anaknya.
Sebenarnya setiap hari Katie sudah mengingatkan anaknya agar menyiapkan segala keperluannya di malam hari, termasuk bekalnya. Tapi sang anak bersikukuh ingin menyiapkannya di pagi hari. Ya, kalau bangunnya nggak kesiangan dan mandinya nggak lama sih nggak masalah. Sayangnya, kenyataan nggak sejalan dengan ekspektasimu, Nak.
Pagi itu Katie nggak ngomel melihat anaknya berlambat-lambat. Dia diam dan sama sekali nggak membantu si kecil menyiapkan keperluannya. Katie berharap anaknya bisa belajar dari konsekuensi yang dihadapinya.
"Tentu sulit untuk mengatakan tidak, tapi jika anak-anak saya tidak mengikuti peraturan, bukan tugas saya untuk menyesuaikan dengan mereka. Jika saya tidak menerapkan peraturan, maka 'peraturan' terlihat lebih mirip 'saran' dan itu bisa menimbulkan bencana," paparnya.
Akhirnya si kecil mulai belajar dari konsekuensi yang dihadapinya nih, Bun. Kalau dia nggak menyiapkan bekal sejak malam, maka nggak akan ada yang menyiapkan bekalnya, sehingga di sekolah mungkin akan kelaparan.
Ya, cara itu berhasil membuat anak Katie menjadi mandiri, Bun. Tapi Katie sadar anaknya mungkin marah padanya. Katie juga merasa bersalah karena tidak membantu anaknya. Tapi kabar baiknya, si kecil kini tak bergantung pada ibunya untuk keperluan pribadinya.
"Anak-anak saya tidak sempurna, tapi saya juga tidak. Kita semua pernah salah, tapi mereka tahu jika mereka tidak mengikuti peraturan, mereka memperbaikinya dan memperlakukan saya dengan hormat," tuturnya.
Kabar baik lainnya, kini anaknya lebih paham tugasnya. Mereka akan saling bantu jika memang diperlukan, bukan saling mengandalkan untuk menyelesaikan kebutuhan pribadi.
Katie menambahkan ketika anak-anak mampu mengatasi permasalahannya, hal itu bisa meningkatkan rasa percaya dirinya. Selain itu juga membuat anak sadar bahwa mereka mampu mengerjakan berbagai tugas sendiri tanpa harus sedikit-sedikit minta bantuan bundanya.
Nah, kalau anak lebih mandiri, tentu kita punya lebih banyak waktu untuk melakukan hal lain. Ini tentunya bisa meringankan beban fisik dan mental kita.
Menurut dr Meta Hanindita SpA, mengajarkan anak mandiri bukan sekadar melatih kemampuan mengurus diri sajanya saja. Bun. Dengan melatih anak mandiri, orang tua juga bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan self-esteem yang sehat.
dr Meta menambahkan orang tua mesti bersabar saat melatih anak mandiri. Ingatlah, proses ini tidak mudah dan membutuhkan kesabaran ekstra. Ingat juga ya, Bun, latihan kemandirian yang diberikan juga sebaiknya disesuaikan dengan usia anak.
(Nurvita Indarini)