Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Keren! Ayah ini Ciptakan Mainan untuk Anaknya yang Difabel

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 08 Feb 2018 18:05 WIB

Keren banget, ayah satu ini ciptakan mainan khusus untuk anaknya yang difabel.
Keren! Ayah ini Ciptakan Mainan untuk Anaknya yang Difabel/ Foto: Jacob Lacourse
Middleborough, Massachusetts - Kasih sayang orang tua sepanjang masa, seperti ayah asal Massachusetts, Jacob Lacourse. Saat anak bungsunya Rebecca lahir pada tahun 2016, rasanya bahagia sekali. Namun, ada berita tragis yang mengiringi kelahiran putrinya.

Rebecca, yang sekarang berusia 2 tahun, terlahir tuli. Keluarganya telah melakukan yang terbaik untuknya agar ia bisa belajar bahasa isyarat. Jacob dan istrinya, Beth juga menyesuaikan hidup mereka untuk memenuhi kebutuhan anak perempuannya itu.

Tapi, saat mereka merasa semua hal bisa teratasi, mereka mengetahui bahwa Rebecca memiliki Usher Syndrome, penyakit langka yang nggak cuma memengaruhi pendengaran, tapi juga keseimbangan dan penglihatan.

"Hal itu sangat melukai hati saya. Saya mengalami masa berkabung dan saya merasa seperti anak perempuan saya telah meninggal. Kami berdua sangat terpuruk selama beberapa hari, tapi seiring waktu kami bangkit dan akan membuat semuanya seperti normal. Saya ingin beradaptasi dengan dunia yang putri saya butuhkan," ujar Jacob dikutip dari People.

Keren! Ayah ini Ciptakan Mainan untuk Anaknya yang DifabelJacob dan kedua putrinya. / Foto: Jacob Lacourse


Ketika keluarga mengetahui bahwa Rebecca akan kehilangan penglihatannya dan kemungkinan akan benar-benar buta pada saat dia mencapai masa remajanya, sang ayah, Jacob ingin menolong putrinya dengan cara apa pun yang dia bisa.



"Tidak banyak mainan yang dipasarkan untuk anak-anak dengan gangguan penglihatan atau anak-anak tunanetra. Ketika seorang anak terlahir dengan pandangan normal, mereka bisa belajar bahasa dari mainan kecil dengan huruf dan kata-kata. Jadi yang kami putuskan adalah membuat mainan untuk Rebecca," tutur Jacob.

Tak hanya seorang ayah, Jacob juga seorang insinyur di perusahaan teknologi. Ia mulai membuat mainan yang akan mengajarkan kata-kata balita dengan menggunakan braille. Dan mainan tersebut diberi nama BecDot, sebuah kotak persegi panjang tiga dimensi yang mengenalkan anak-anak pada kata-kata braille dengan menggunakan mainan dan huruf kecil berwarna-warni.

"Dia suka bermain dengan itu. Dia akan menaruh mainan itu dan membuatnya menyala. Dia sangat bersemangat karena mainannya membuat kebisingan," kata Jacob soal putrinya saat memainkan mainan buatannya.

BecDotBecDot/ Foto: Jacob Lacourse


Di mainannya itu, jika kita menaruh semacam figur sapi, mainannya akan berbunyi 'moo'. Dan titik-titik kecil yang digunakan untuk belajar huruf Braille akan muncul ke permukaan. Sehingga kalau anak menyentuh titik-titik tersebut, ia akan belajar huruf Braille.

Mainan ini bekerja dengan sebuah aplikasi yang memungkinkan orang tua memprogram kata-kata ke perangkat. Dan Jacob bilang bahwa dia berharap untuk membuat mainan tersebut tersedia untuk anak-anak tuna netra dengan harga terjangkau.

"Saya ingin membuatnya dengan biaya serendah mungkin agar dapat diakses oleh anak-anak di negara-negara yang kurang mampu. Ada banyak anak tunanetra hari ini. Saya membuat mainan ini dengan harga di bawah seratus dolar sehingga bisa dibeli anak-anak yang mungkin tidak mampu membelinya," ujar Jacob.



Jacob masih mengembangkan BecDot, karena ia berharap bisa memproduksinya secara massal. Dia baru-baru ini membawa BecDot ke Consumer Electronics Show di Las Vegas memenangkan Penghargaan Tak Terbatas Tanpa Batas, dikutip dari Today.

Dia bilang dia senang penemuan yang dia buat untuk gadis kecilnya bisa membantu anak-anak lain. Selain itu, Jacob bilang dia dan keluarganya akan selalu berupaya memperbaiki kehidupan Rebecca.

"Saya ingin membuat mainan yang benar-benar menyenangkan dan interaktif sehingga, jika anak tunanetra bermain dengannya, anak normal mungkin akan datang dan bermain dengannya juga. Kami ingin membawa bagian inklusi itu kepada anak tunanetra," tutup Jacob. (aci/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda